Timnas Indonesia U-19 berhasil menahan imbang Thailand 0–0 pada pertandingan ketiga Piala AFF U-19 Rabu (6/7/2020) malam WIB.
Sebuah hasil yang bisa dibilang cukup fair bagi Marselino dan kawan-kawan. Walaupun Thailand lebih banyak menciptakan peluang bersih ketimbang Garuda Nusantara. Di hadapan 17 ribu suporter fanatik yang memadati stadion Patriot Candrabhaga Bekasi anak-anak asuh Sin Tae-Yong bermain spartan hingga akhir laga. Luas Biasa!
Ya setidaknya timnas Garuda Nusantara berhasil membungkam pelatih Thailand, Salvador Garcia, yang sesumbar bakal melumat timnas U-19.
Gelar Man of the match pada laga tersebut pantas disematkan kepada sang penjaga gawang Cahya Supriadi. Beberapa kali Ia harus berjibaku menyelamatkan gawang timnas. Sikapnya yang tenang dan penempatan posisi yang bagus membuat gawangnya masih clean sheet sepanjang turnamen.
Sayang andalan timnas Garuda Nusantara Marselino Ferdinan mengalami cedera yang cukup parah sehingga harus ditandu keluar lapangan jelang akhir babak pertama. Kehilangan Marcelino membuat permainan Timnas seperti tanpa arah. Timnas kehilangan jenderal lapangan sekaligus dirigen pengatur serangan.
Thailand yang sebelumnya lebih banyak tertekan mulai berani keluar dan balik menekan. Timnas sendiri hanya memiliki satu peluang dari kaki Ronaldo Kwateh. Sapuan bola lambung ke arah gawang yang kosong masih bisa diselamatkan kiper Thailand.
Raihan satu poin ini membawa timnas ke posisi 4 klasemen grup A dengan mengemas 5 poin dari 2 kali seri sekali menang. Di atas Indonesia adalah Myanmar yang sudah mengoleksi 6 poin berkat 2 kemenangan. saat menghadapi Brunei dan Filipina.
Thailand berada sementara di posisi 2 . Sedangkan Vietnam menjadi pemuncak grup dengan poin sama 7. Namun Vietnam unggul jumlah gol setelah sukses menggulung tim lemah Brunei Darussalam dengan skor telak 4-0
Pertandingan berikutnya adalah Filipina yang pada laga sebelumnya dikalahkan Myanmar 1-3. Filipina tidak bisa dianggap sebelah mata karena mereka hanya kemasukan 1 gol saja saat menghadapi Thailand pada laga pembuka turnamen ini. Laga pamungkas grup A adalah Myanmar yang pastinya jauh lebih berat dari Filipina.
Jika ingin menang melawan Filipina dan Myanmar, timnas harus melakukan pembenahan. Tidak perlu bermimpi dulu untuk menjadi juara Piala AFF U19. Fokus saja pada tiap laga demi tiket lolos ke semifinal.
Setidaknya ada 7 PR yang harus timnas benahi agar lajunya tidak terhenti di fase grup saja.
1. Akurasi
Titik lemah timnas U-19 kali ini adalah akurasi yang sangat buruk. Sungguh berada di level bawah jika dibandingkan eranya Evan Dimas atau Witan Sulaiman.
Rasanya cukup sulit bagi Shin Tae-yong membenahi skill dasar ini. Salah satu cara mengantisipasi kekurangan ini adalah positioning pemain yang tidak boleh terlalu jauh. STY harus mengharamkan pemainnya melakukan bola-bola panjang.
Akurasi yang buruk membuat bola cepat hilang sehingga skema serangan yang dibangun menjadi rusak dan sia-sia.
2. Playmaker baru
Tidak tahu seberapa serius cedera yang dialami sang kapten Marselino. Jika hamstring maka bisa dipastikan ia akan absen hingga akhir turnamen. Tanpa Marselino membuat timnas bermain seperti tanpa pola dan monoton.Â
Ferari yang menggantikan Marselino sepertinya belum berkontribusi maksimal. Jika memang laga selanjutnya Ferari diplot menggantikan tugas Marselino maka ia harus bermain lebih tenang dan sabar dalam membangun serangan.
Pemain-pemain timnas U-19, termasuk Marselino sendiri, tampak terburu-buru baik dalam mengoper maupun mengeksekusi tendangan arah gawang. Peluang emas pun bisa terbuang karena tendangan sama sekali tidak terukur dan terkesan asal.
3. Cadangkan Ronaldo Kwateh
Salah satu pemain Garuda Nusantara yang banyak mendapat sorotan adalah Ronaldo Kwateh. Bisa dibilang minim kontribusi dan sama sekali tidak membuat lawan gentar.Â
Ronaldo pergerakan tanpa bola juga buruk. Bisa dibilang ia lebih banyak berlari tidak tentu arah sehingga membuat rekan-rekannya bingung. Belum lagi ia beberapa kali tertangkap offside, bukan karena perangkap lawan tetapi karena gerakan dan penempatan posisinya.
4. Menyerang dari tengah
Memanfaatkan lebar lapangan kemudian melakukan nyepam crossing terbukti sungguh tidak efektif. lagi-lagi karena akurasi buruk dan penempatan diri penyerang yang sama buruknya.Â
Apalagi bek-bek Filipna dan Myanmar cukup tinggi tentu muda mengantisipasi bola-bola atas. Timnas harus berani melakukan permainan dari tengah kemudian menusuk ke areal pinalti lewat sentuhan satu-dua lalu shooting arah gawang.
5. Hindari pelanggaran yang tidak perlu.
Salah satu kelemahan timnas Indonesia (semua kelompok umur) adalah seringnya melakukan pelanggaran yang tidak perlu. Turnamen internasional dengan wasit lisensi FIFA tentu berbeda dengan kompetisi domestik. Akumulasi kartu atau kartu merah yang diterima karena melakukan pelanggaran bodoh jelas akan merugikan tim.
Contoh nyata pelanggaran yang dilakukan Hokky dalam pertandingan kontra Thailand. Ia sempat melakukan gerakan yang tidak perlu padahal baru saja menerima kartu kuning.
Pelanggaran yang mengakibatkan tendangan bebas di muka gawang juga harus dihindari. Walau timnas memiliki penjaga gawang yang bagus namun Myanmar memiliki penendang yang membahayakan.
Tekel-tekel di dalam kotak pinalti seminimal mungkin harus dihindari. Pada tiga laga terakhir bek timnas mampu tekel dan sapuan bersih. Kredit tersendiri untuk pemain bertahan timnas.
6. Hindari berlama-lama di area pertahanan sendiri.
Marcel dan Tata harus berhati-hati dalam hal ini. Khususnya Tata yang ada di sisi kiri, walau ia pemain tipe pekerja keras namun kecerobohan bisa berakibat fatal jika lawan mampu mencuri bola dari kakinya.Â
Dari semua pemain Tata sepertinya yang paling banyak melakukan salah oper dan kecepatan dalam mengambil keputusan untuk membuang arah bola juga kurang baik.
7. Manfaatkan set-piece.
Manfaatkan set-piece untuk mencetak gol baik itu lewat heading maupun tendangan arah gawang. Peluang lewat bola mati harus dimaksimalkan termasuk lewat tendangan sudut. Dalam pertandingan melawan Thailand tendangan sudut terkesan asal lambung bahkan ada yang tidak ke arah gawang.
Coba melakukan variasi tendangan dengan tidak direct karena mudah diantisipasi bek maupun kiper. Penempatan pemain saat terjadi tendangan sudut juga tidak bisa asal berada di kotak pinalti. Harus ada yang berada di posisi-posisi bola muntah dan rebound.
Peluang timnas untuk merengkuh tiket ke babak knock-out masih terbuka lebar terutama jika berhasil menjegal Myanmar. Atau jika keduanya seri pun timnas sepertinya akan lolos. Karena laga Vietnam versus Thailand akan menjadi partai hidup mati dimana posisi timnas unggul selisih gol dari Thailand.
Laga melawan Filipina sendiri disamping wajib menang, timnas diharapkan mampun mencetak banyak gol agar selisih gol dengan Thailand semakin melebar. Juga sebagai jaga-jaga dengan hasil yang akan diterima saat melawan Myanmar.
Bermain dihadapan ribuan suporter harusnya menjadi lebih bersemangat. Timnas harus mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki. Saat menghadapi Thailand timnas U-19 bermain seperti underpressure dan tidak lepas. Semoga bukan karena disaksikan oleh petinggi federasi yang duduk di tribun kehormatan.
Ayo Garuda Nusantara, kalian pasti bisa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H