Dulu ada artis berinisial FH (alm), saat sedang jaya ia menikah dengan seorang gadis. Eh besoknya sudah ngeluarin talak tiga. Cerai!
Hebohlah se-Indonesia, Maklum saja beliau pesohor. Lagu-lagunya juga sedang hits di mana-mana. Pastinya perkawinan yang sekejap itu tidak seindah lagu "Bercinta di Udara".
Alasan talaknya karena istri tidak lagi perawan. Tidak itu saja, FH ini menduga telah terjadi penipuan. Karena Sang Istri telah membuat dirinya seolah mengeluarkan darah keperawanan dengan sengaja. Memakai jarum atau apalah saya lupa-lupa ingat.
Sebenarnya bagaimana menandai seorang wanita itu perawan atau tidak? Saya ingat dulu waktu masih remaja mendengar ciri wanita yang tidak perawan dapat dilihat dari cara berjalan yang sedikit mengangkang.
Ada lagi yang mengatakan lihat saja matanya. Kalau tidak ada sinar atau tampak berseri maka itu tandanya sudah pernah ML.
Ada-ada saja ya. Kesemua itu jelas cuma mitos. Cara berjalan seorang bisa disebabkan oleh kebiasaan dari kecil. Atau ada masalah pada fisik. Lagi pula secara umum apa ada perbedaan cara jalan seorang ibu dengan seorang gadis 18 tahun yang masih perawan?
Ini lagi ada wacana tes keperawanan bagi wanita yang akan menikah. Jelas banyak yang protes, karena itu hal yang sangat pribadi sekali. Wanita yang masih perawan pun banyak yang menentang wacana ini. Apalagi mereka yang sudah tidak perawanan. Lagian kan penyebab hilangnya selaput darah itu bisa bukan karena pernah ML saja.
Lalu segera wacana itu dilawan dengan wacana tes keperjakaan. Duh, bagaimana memastikan seorang pria itu masih perjaka atau nggak?
Bukan zamannya lagi mempersoalkan keperawanan dan keperjakaan seseorang. Jika didapati Sang Istri tidak lagi perawan saat malam pertama apa harus marah-marah dan kasih talak? Padahal ketika seseorang menikah ia harus menerima istri apa adanya.
Begitu juga jika istri tahu, entah bagaimana caranya, Sang Suami pernah tidur dengan wanita lain. Apakah lantas minta cerai? Padahal sudah berjanji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Ingat bahwa menikah dan berkeluarga itu bukan melulu soal seks. Menikah adalah sebuah panggilan untuk hidup berpasangan. Sebagaimana juga panggilan untuk hidup selibat bagi orang-orang tertentu. Soal nantinya saat berumahtangga mendapat keturunan atau tidak, tinggal berserah pada Sang Pencipta.