Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ternyata Masih Ada Orang Jujur

1 Oktober 2016   02:29 Diperbarui: 1 Oktober 2016   02:34 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ternyata bukan harus bertemu di dalam hotel, tetapi di luar hotel. Lelaki itu seorang sopir rental yang mengantar tamu ke hotel tersebut. Ia menemukan hp tersebut di dekat ATM dimana memang kami sempat ke sana sebelumnya.

Menurut lelaki itu, ketika ia menemukan hp itu ada orang-orang yang coba menawar. Tetapi ia menolak karena merasa kasihan pada yang kehilangan. Dan ia berharap si empunya akan menelepon hp tersebut.

Ada tanda terima kasih yang kami berikan kepada lelaki tersebut sebagai ungkapan syukur juga. Awalnya ia betul-betul menolak karena memang sudah kewajiban untuk mengembalikan. Tetapi istri pun ikhlas memberi sebagai ongkos buat ‘ngopi’.

Saya jadi ingat, ada beberapa teman dan saudara yang merasa cukup beruntung ketika menemukan hp di jalan atau dalam angkot. Saya sendiri  pun mengiyakan bahwa itu sebuah keuntungan mendapat hp bagus tanpa harus membeli. Tetapi di satu sisi, hati nurani kita tidak bisa bohong bahwa itu salah.

Tidak semua orang ketika kehilangan hp lalu dengan segera membeli baru sebagai ganti. Tidak semua orang itu kaya, bisa jadi hp adalah salah satu harta mliknya yang paling berharga apapun modelnya. Apalagi melihat seberapa vital fungsi hp pada masa ini. Jujur saja, siang selepas saya mengikhlaskan hp itu hilang, saya hanya berpikir entah kapan dan bagaimana saya bisa punya hp lagi. Benar-benar merasa apes!

Saya beruntung hp saya ditemukan oleh orang yang jujur. Mungkin jika dijual, si penemu akan mendapat uang tambahan untuk dibawa ke pulang ke rumah. Tetapi ia memutuskan untuk berlaku jujur. Sebuah hal yang mungkin sudah jarang saat ini.

Banyak sedikit orang yang jujur itu sebenarnya relatif juga. Beberapa bulan yang lalu saya juga sempat kehilangan hp. Lebih tepatnya kelupaan hp. Pada suatu malam sekitar jam 10, saya kebingungan karena hp tidak ada saat mau memasang waker alarm. Coba miscall, eh ternyata ada yang jawab,” ini pak hp bapak ketinggalan di kedai kami.”

Ternyata hp saya ketinggalan ketika sore saya berbelanja di warung tidak jauh dari rumah. Ibu pemilik warung juga awalnya bingung ada hp tergeletak di meja. Di lihatbackground ada foto anak saya, beliau jadi paham kalau hp tersebut milik saya.

Keesokan paginya saya ambil dan ibu itu bercerita. Ada juga orang-orang yang bilang lebih baik dijual saja hp tersebut. Dia cuma jawab,” Jangan, kasihan, lagi pula yang punya hp ini kadang kemari.”

Bagaimana jika anda mendapatkan sebuah iPhone terbaru yang tergeletak tak bertuan? Sudikah berbaik hati menunggu sang pemilik menghubungi kita kembali? Atau kita menganggapnya sebagai sebuah berkah seperti mendapatkan durian runtuh?

Kejujuran dan berbuat baik memang tidak menghasilkan keuntungan secara langsung yang nyata. Mungkin yang ada kita akan dicap sebagai orang bodoh. Tetapi percayalah, sungguh benar adanya tentang kutipan bijak yang mengatakan “Apa yang kita tabur, Itulah yang akan kita tuai”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun