“I see somebody dying, I pick him up. I find somebody hungry, I give him food. He can love and be loved. I don’t look at his color, I don’t look at his religion. I don’t look at anything. Every person whether he is Hindu, Muslim or Buddhist, he is my brother, my sister.” (Mother Teresa)
Minggu (4/9), Paus Fransiskus mengangkat Bunda Teresa sebagai seorang santa dalam perayaan misa khusus kanonisasi (prosesi peneguhan bila seseorang akan dijadikan orang suci santo/santa). Puluhan ribu umat memadati halaman Basilika St. Petrus untuk menghormati wanita suci asal Kalkuta India tersebut.
Sebelumnya, pada tahun 2003, Peraih Nobel Perdamaian tersebut telah terlebih dahulu mendapat gelar Beata dari Paus Yohanes Paulus II. Beata adalah gelar yang diberikan oleh Vatikan sebelum seseorang diteguhkan menjadi santa. Dalam Gereja Katolik sendiri proses seseorang untuk menjadi santa atau santo butuh waktu dan proses yang panjang.
Bunda Teresa lahir di Skopje, Macedonia pada 26 Agustus 1910 dengan nama Agnes Gonxhe Bojaxhiu. Tahun 1929 Bunda Teresa datang ke India dan mengajar di sebuah sekolah kecil sembari menjalani masa novisiatnya, lalu mengucapkan kaul kekal pada 14 Mei 1937 untuk menjadi seorang biarawati dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan.
Melihat begitu banyak orang yang sangat miskin dan menderita yang ada di Kalkuta, Bunda Teresa memutuskan untuk terjun langsung membantu mereka. Lewat karya nyatanya, Bunda Teresa benar-benar mengabdikan seluruh hidupnya bagi orang miskin, orang sakit, mereka yang terbuang, dan para penderita lepra, kusta bersama suster-suster dari Konggregasi Missionaries of Charity yang ia dirikan pada tahun 1950.
Bunda Teresa bukan milik agama Katolik semata. Bunda Teresa sudah menjadi milik dunia, milik semua orang. Karya-karyanya yang tidak pernah memandang suku maupun agama. Bunda Teresa mau turun langsung pada mereka yang membutuhkan pertolongan seperti yang pernah terjadi di Beirut dan Ethiopia. Bersama konggregasinya, Bunda Teresa melaksanakan misi kemanusiaan dan sosial di lebih dari 100 negara. Saat ini Konggregasi Missionaries of Charity beranggotakan 4500 suster-suster yang tersebar di seluruh dunia.
Bunda Teresa sungguh seorang santa abad 21. Saat dunia melaju dalam modernitas dan penuh hedonisme, hadir seseorang bagi mereka yang miskin papa. Mereka yang selama ini dianggap menjijikkan, tetapi tidak bagi Bunda Teresa. Dan gelar orang suci atau santa itu memang layak disematkan bagi Bunda Teresa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H