Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bunda Teresa Resmi Dikanonisasi Menjadi Santa

4 September 2016   18:30 Diperbarui: 5 September 2016   13:44 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunda Teresa (ucatholic.com)

“I see somebody dying, I pick him up. I find somebody hungry, I give him food. He can love and be loved. I don’t look at his color, I don’t look at his religion. I don’t look at anything. Every person whether he is Hindu, Muslim or Buddhist, he is my brother, my sister.” (Mother Teresa)

Minggu (4/9), Paus Fransiskus mengangkat Bunda Teresa sebagai seorang santa dalam perayaan misa khusus kanonisasi (prosesi peneguhan bila seseorang akan dijadikan orang suci santo/santa). Puluhan ribu umat memadati halaman Basilika St. Petrus untuk menghormati wanita suci asal Kalkuta India tersebut.

umat memadati lapangan basilika st Petrus (bbc.com)
umat memadati lapangan basilika st Petrus (bbc.com)
Misa kanonisasi dihadiri peziarah yang datang dari berbagai penjuru dunia. Termasuk di dalamnya hadir pula 13 kepala negara dan pemerintahan. Pada kesempatan tersebut, 1500 tunawisma juga mendapat undangan khusus untuk hadir. Hal tersebut dilakukan sebagai wujud penghormatan terhadap Bunda Teresa yang selama hidupnya mengabadikan diri bagi mereka yang termarjinalkan itu.

Sebelumnya, pada tahun 2003, Peraih Nobel Perdamaian tersebut telah terlebih dahulu mendapat gelar Beata dari Paus Yohanes Paulus II. Beata adalah gelar yang diberikan oleh Vatikan sebelum seseorang diteguhkan menjadi santa. Dalam Gereja Katolik sendiri proses seseorang untuk menjadi santa atau santo butuh waktu dan proses yang panjang.

Bunda Teresa lahir di Skopje, Macedonia pada 26 Agustus 1910 dengan nama Agnes Gonxhe Bojaxhiu. Tahun 1929 Bunda Teresa datang ke India dan mengajar di sebuah sekolah kecil sembari menjalani masa novisiatnya, lalu mengucapkan kaul kekal pada 14 Mei 1937 untuk menjadi seorang biarawati dan menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan.

Melihat begitu banyak orang yang sangat miskin dan menderita yang ada di Kalkuta, Bunda Teresa memutuskan untuk terjun langsung membantu mereka. Lewat karya nyatanya, Bunda Teresa benar-benar mengabdikan seluruh hidupnya bagi orang miskin, orang sakit, mereka yang terbuang, dan para penderita lepra, kusta bersama suster-suster dari Konggregasi Missionaries of Charity yang ia dirikan pada tahun 1950.

Karya nyata Bunda Teresa (foto: stmarymagdalen.org)
Karya nyata Bunda Teresa (foto: stmarymagdalen.org)
5 September 1997 Bunda Teresa meninggal dunia dalam usia 87 tahun. Kepergiannya membuat kesedihan bagi seluruh dunia. Kepala-kepala negara dunia memberikan ucapan belasungkawa. Pemerintah India sendiri memberi penghormatan khusus untuk pemakaman Bunda Teresa. Bahkan PM Pakistan Nawaz Sharif ikut hadir.

Bunda Teresa bukan milik agama Katolik semata. Bunda Teresa sudah menjadi milik dunia, milik semua orang. Karya-karyanya yang tidak pernah memandang suku maupun agama. Bunda Teresa mau turun langsung pada mereka yang membutuhkan pertolongan seperti yang pernah terjadi di Beirut dan Ethiopia. Bersama konggregasinya, Bunda Teresa melaksanakan misi kemanusiaan dan sosial di lebih dari 100 negara. Saat ini Konggregasi Missionaries of Charity beranggotakan 4500 suster-suster yang tersebar di seluruh dunia.

Bunda Teresa sungguh seorang santa abad 21. Saat dunia melaju dalam modernitas dan penuh hedonisme, hadir seseorang bagi mereka yang miskin papa. Mereka yang selama ini dianggap menjijikkan, tetapi tidak bagi Bunda Teresa. Dan gelar orang suci atau santa itu memang layak disematkan bagi Bunda Teresa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun