Dahulu di sekolah diajarkan bahwa musim penghujan bermula dari bulan Oktober sampai April. Saat ini musim sudah tidak menentu, bisa jadi musim penghujan akan terjadi lebih dari 6 bulan melihat musim kemarau yang begitu panjang melanda sebagian besar wilayah tanah air. Tidak ada lagi aturan baku kapan musim penghujan datang dan kapan akan berakhir. Masyarakat khususnya yang bertempat tinggal di daerah rawan banjir harus ekstra waspada ketika musim penghujan datang.
Banjir sendiri dikategorikan sebagai bencana alam. Banjir dapat menimbulkan kerugian materi bahkan bisa merenggut korban jiwa. Bagi warga yang rumahnya termasuk langganan banjir sudah mempunyai strategi dalam menghadapi banjir misalnya dengan meninggikan rumah mereka. Akan tetapi sering kita lihat di media banyak daerah yang dulunya tidak pernah merasakan banjir sekarang terpaksa turut merasakan bagaimana susahnya ketika rumah mereka kebanjiran.
Kita semua tahu bahwa banyak hutan sekarang dijadikan perkebunan, ilegal logging pun masih marak terjadi tanpa henti. Lihat saja seperti banjir di sumatera barat dan beberapa tempat di Kalimantan, banjir membawa serta kayu dan pohon-pohon.
Daerah resapan air sekarang banyak didirikan pemukiman dan villa, tengok sajak kawasan puncak dan pinggiran kota Bandung misalnya. Ada banjir yang disebabkan karena buruknya sistem drainase , seperti yang kerap terjadi di kota Medan dan Palembang.
Beberapa pemerintah daerah sudah menerapkan sistem peringatan dini bencana banjir guna meminimalisir korban jiwa maupun materi. Tetapi yang namanya air bah tidak bisa dicegah datangnya, hujan deras selama 4 jam saja sudah cukup menimbulkan banjir dimana-mana seperti yang sering terjadi di ibukota.
Dalam mengantisiasi banjir, individu maupun kelompok masyarakat harus selalu memastikan bahwa tidak ada tumbukan sampah di saluran drainase lingkungan sekitar rumah. Air sejatinya hanya butuh tempat untuk lewat menuju daerah yang lebih rendah. Sedangkan hal yang dapat dilakukan di rumah adalah menyimpan segala dokumen penting pada tempat yang tinggi. Pastikan juga terminal listrik tidak berada di lantai termasuk peralatan elektronik. Periksa lantai rumah apakah terdapat lubang atau celah pada susunan keramik lantai misalnya, segera tutup dengan semen. Karena tanpa diduga air bisa masuk dari lantai terutama rumah-rumah yang didirikan dibekas rawa-rawa.
Berapa lama banjir berlangsung tak ada yang bisa memastikan sehingga ada baiknya pula mempunyai stok makanan instan yang cukup. Obat-obatan juga harus tersedia lengkap dalam kotak P3K.
Satu hal penting yang sering diabaikan oleh masyarakat adalah informasi prakiraan cuaca di media cetak maupun elektronik. Saat ini teknologi sudah mampu diandalkan ketepatannya, bahkan informasi cuaca selama satu minggu pun dapat kita peroleh melalui ponsel. Bagi pengguna android dan IOS banyak aplikasi informasi cuaca yang bisa diunduh, misalnya aplikasi World Weather dan AccuWeather. Kedua aplikasi tersebut akan memberi informasi cuaca kota kita saat ini dan 6 hari kedepan dengan cukup akurat.
Jangan lupa simpan nomor telepon penting mulai dari ketua RT sampai instansi terkait seperti Satkorlak atau Tim SAR yang akan berguna saat keadaan darurat. Untuk wilayah Jakarta bisa menghubungi Satkorlak di nomor telepon (021) 3822212, 3823211 atau SMS ke nomor 0811920203.
Berikut langkah-langkah jika terpaksa harus berhadapan dengan banjir. Bila diketahui air mulai masuk ke dalam rumah langkah pertama yang harus dilakukan adalah mematikan pusat listrik. Maka dari itu sediakan selalu emergency lamp atau senter di rumah. Segera amankan anggota keluarga ke tempat yang tinggi. Utamakan keselamatan anak-anak, manula dan wanita hamil.
Selalu pantau ketinggian air, jika dirasa akan segera bertambah tinggi segera tinggalkan rumah. Apabila sudah tidak memungkinkan untuk mengungsi jangan coba-coba nekad menembus banjir, tunggu petugas datang menjemput.
Jadi tetaplah siap siaga saat musim penghujan datang. Hujan yang berlangsung selama berjam-jam patut diwaspadai, lakukan pengontrolan dengan melihat ke halaman, perhatikan ketinggian air. Adakalanya banjir datang ketika kita lelap tidur di malam hari, maka ada baiknya untuk berjaga.
Besar kecilnya banjir tetaplah sebuah bencana namanya. Yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah selalu tetap siaga karena banjir bisa datang kapan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H