Mohon tunggu...
Venovha Badaruddin
Venovha Badaruddin Mohon Tunggu... -

I am a law student at Wijaya Kusuma University of Surabaya .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Save Risma vs Turunkan Risma (Wali Kota Surabaya)

19 Februari 2014   19:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang walikota yang memensiunkan PSK di kota yang menyandang predikat LOKALISASI TERBESAR DI ASIA TENGGARA saya nilai melakukan tindakan yang berani dan tindakan ini mewakili rasa Ketuhanan Yang Maha Esa. Saya yakin tidak ada satupun agama di bumi pertiwi ini yang menghalalkan kemaksiatan. Risma sebagai wakil rakyat dan wakil Tuhan telah melakukan hal yang tepat. Mengapa Ketuhanan yang Maha Esa berada di urutan pertama? Karena dalam sebuah urusan, kita harus mendahulukan moral baik yang diajarkan oleh setiap agama.

Kemudian kawan bejo tadi mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Risma hanyalah sebuah pencitraan belaka, turun dan menyentuh langsung hidup masyarakat dan menangani macet dianggapnya berlebihan dan hanya pencitraan.

Terlepas dari pencitraan atau bukan, pemimpin sepatutnya seperti itu. TURUN LANGSUNG! masyarakat tidak tau dan sudah terlanjur pusing dengan politik yang carut marut, masyarakat hanya menginginkan pemimpin yang PEDULI RAKYAT, DEKAT DENGAN RAKYAT dan MENGAMALKAN PANCASILA. WES IKU TOK! Kepemimpinan Risma saya nilai bersih, tidak seperti kepemimpinan Bambang DH yang di puja - puja oleh segelintir orang karena menggagas sebuah ide untuk membangun kota namun ternyata dibalik kepemimpinanya ia tersandung kasus korupsi (gratifikasi) yang hingga saat ini masih belum jelas statusnya.

Kemudian kawan bejo itu menyinggung mengenai aksi Risma yang menolak Tol tengah kota Surabaya. banyak pihak yang menilai bahwa Risma didesak untuk mundur dari jabatannya hanya karena menolak program Tol tengah Kota Surabaya, padahal alasan seorang Risma menolak tol tersebut dan menggantinya dengan proyek yang dibuatnya sendiri yaitu melebarkan jalan lingkar luar Surabaya dan membangun trem dan monorel sebagai transportasi publik adalah agar masyarakat Surabaya dan Pengunjung kota Surabaya dapat menikmati jalan mulus, cepat dan bebas hambatan tanpa bayar.

“Kalau masyarakat bisa memakai jalan gratis, mengapa harus membayar?" jelas Risma pada salah satu media massa

Betapa kepemimpinan seorang walikota yang merakyat dan jujur telah di intervensi oleh partai, pihak - pihak yang merasa tidak diuntungkan dan segelintir orang yang tersuntik doktrin yang salah.

Perbincangan antara saya dan kawan bejo ditutup oleh rencana walikota Risma untuk membuat Tol Middle-East Ring Road IIC . Menurut Bejo, itu merupakan lingkaran Setan. Menurut saya, tol MERR-IIC merupakan rencana pembangunan yang apik untuk kota tercinta kita Surabaya. Sebagai kota Metropolitan , Surabaya dituntut untuk terus maju. Bagaimana Menurut Anda?

Patutnya kita sebagai warga Surabaya tetap menjaga ASET Kota kita, WALIKOTA KITA.  Jangan biarkan SETAN - SETAN mengintervensi dengan bisikan ghoibnya#SaveRisma

oleh Arni Vita Nova Badaruddin

-disini saya beropini sebagai rakyat yang melihat dan merasakan, bukan sebagai mahasiswi yang melakukan analisa terlebih dahulu-

Sumber: beberapa info saya ambil dari Tempo dan Wikipedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun