Saya tahu bahwa tulisan saya kali ini akan menuai pro – kontra karena saya tahu bahwa sebagian orang banyak yang menggunakan BB. Oke saya informasikan bahwa tulisan ini hanya contoh dari fenomena sosial, so baca sampai selesai ya sebelum komentar atau berpikir sesuatu terhadap tulisan ini :) (malu dong kalau salah tanggapan)
Pada awalnya, pada tahun 1996 perusahaan Kanada yang bernama Research in Motion atau mungkin banyak dari kita yang hanya mengetahuinya dengan nama RIM menciptakan sebuah gadget canggih yang bernama Blackberry. Blackberry yang pada hakikatnya bisa dikategorikan sebagai Handphone (telepon genggam), mempunyai 2 fasilitas andalan yang membedakannya dengan handphone biasa, yaitu fasilitas push email dan Blackberry PIN.
Fitur push email pada dasarnya adalah sebuah layanan yang memudahkan seseorang untuk mengakses email secara dengan kemampuan “always on”. Artinya anda tidak perlu repot-repot mengaktifkan fitur ini terlebih dahulu untuk memeriksa email account anda karena gadget anda selalu online untuk memberitahu apakah ada email baru atau tidak. Kelebihan Blackberry pada fitur push email, seperti yang ditulis dalam The Wall Street Journal edisi 13 Agustus 2010, adalah kemudahannya untuk digunakan, yaitu akses instant pada saat ada email masuk. Sehingga sang penerima email tidak perlu menunggu beberapa saat sebelum notifikasi email muncul dalam Blackberry-nya.
Sedangkan fitur Blackberry PIN adalah fitur tambahan yang cenderung lebih untuk “menghemat” pulsa anda. Dengan Blackberry PIN walaupun jumlah pulsa anda 0 rupiah, anda tetap bisa ber-BB ria dengan sesama pengguna Blackberry dimanapun anda berada. Ya sebenarnya fitur ini sih tidak begitu signifikan seperti fitur push email Blackberry karena sekarang banyak operator (bahkan hampir semua) yang menyediakan paket-paket SMS baik itu dengan pendaftaran ataupun tanpa pendaftaran yang murahnya luar biasa.
Saya yakin sebagian besar pembaca tahu bahwa tujuan awal di ciptakannya Blackberry adalah fitur Push emailnya. Bisa dibilang juga bahwa fitur ini lah yang membedakan antara Blackberry dengan HP lain seperti Nokia, Motorola, Sony Ericsson dan lain sebagainya. Dan yang jadi pertanyaan yang cukup menggelitik saya adalah “Apakah sebegitunya banyaknya orang Indonesia yang memanfaatkan email sebagai sarana komunikasi utama mereka?”.
Berdasarkan data dari Asosiasi Telepon Seluler Indonesia, jumlah pengguna BB di Indonesia mencapai 1 juta pelanggan (Maret 2010). Dan jumlah pengguna internet di Indonesia (termasuk didalamnya pengguna email, facebook dan lain sebagainya) adalah 45 juta pengguna (Kementrian Komunikasi). Jadi dapat kita ketahui bahwa setiap 45 pengguna internet (tidak perduli anda hanya menyewa di warnet atau sekedar OL di HP) maka 1 orangnya adalah pengguna Blackberry.
Sekarang kita lihat, berapa banyak sih orang yang “melek” internet di Indonesia yang menjadikan email sebagai mata pencahariannya? Seberapa banyak orang di Indonesia yang mempunyai urgensi sedemikian tinggi atas cepatnya akses terhadap emailnya? Si penulis sendiri yang sebagian besar pendapatannya & kepentingan organisasinya saja bergantung pada email tidak memerlukan Blackberry.
Secara mengejutkan, tahun 2010 ini Indonesia diprediksikan akan menjadi Negara dengan pengguna Blackberry terbesar di dunia. Sangat mengejutkan menurut saya karena dengan cepatnya kita sanggup mengalahkan A.S dan Negara-negara Eropa lainnya. Amerika Serikat contohnya, dengan jumlah pengguna internet tahun 2010 yang mencapai angka 230 juta pengguna (yang bahkan lebih banyak dari penduduk Indonesia), hanya sekitar 1,3-1,5 juta orang saja yang menggunakan Blackberry (detik.com).
Bisa kita lihat bersama bahwa ada ketidakseimbangan yang begitu besar antara pengguna BB di Indonesia & A.S: Indonesia dengan pengguna Internet “hanya” 45 juta orang, mempunyai pengguna BB sebanyak satu juta orang. Amerika Serikat dengan pengguna internet mencapai 230 juta orang (atau sekitar lima kali lipat pengguna internet Indonesia) justru hanya mempunyai pemakai BB sebesar 1,3-1,5 juta pengguna.
Hal diatas menunjukkan bahwa ada kecenderungan “penggunaan tanpa pemanfaatan” (using without utilization) oleh banyak pengguna BB di Indonesia. Namun tetap menjadi tanda tanya kenapa Indonesia bisa menjadi pengguna BB terbesar di dunia?
Dengan asumsi dasar bahwa motivasi hakiki seseorang menggunakan BB adalah fitur Push emailnya (sesuai dengan tujuan dasar RIM menciptakan BB), maka adalah suatu hal yang janggal bilamana pada kenyatannya terdapat banyak orang yang tidak memanfaatkan fitur tersebut, maka patut dipertanyakan motivasinya menggunakan BB. Di dalam pandangan saya hanya ada satu motivasi yang menjadi factor utama pengguna Blackberry (selain karena kebutuhan push email tentunya) yaitu menaikkan status sosial.