Baru 2 hari silam saya menulis tulisan mengenai peran parpol dalam berbagai bencana tahun 2010 ini, terutama bencana Erupsi G. Merapi dan Tsunami Kep. Mentawai, kemarin ada berita yang menyatakan bahsa Sri Sultan memerintahkan jajarannya untuk mencabut dan menghapus berbagai atribut parpol dalam berbagai bentuk bantuan untuk wilayah bencana Merapi.
Sebenarnya pun jika Sri Sultan tidak mengeluarkan perintah ini, toh tidak banyak partai yang “terlihat” di wilayah bencana G. Merapi dibandingkan ketika jebolnya tanggul Situ Gintung 1 tahun silam. Yang terlihat di layar televisi dan kesaksian beberapa relawan Di Yogya, hanya ada satu sampai tiga partai yang tampak. Sedangkan sisanya nyaris tidak terlihat.
Tujuan Sultan baik, yaitu menghapuskan modus-modus operasi kampanye terselubung yang sangat rawan terjadi dalam kondisi seperti ini. Seperti sebuah parpol yang jelas-jelas memasang sebuah tulisan “****** for 2014” di tengah-tengah zona pengungsian. Tulisan ini tampak mencolok mata karena selain warnanya yang tajam, ukurannya pun cukup besar untuk menarik perhatian orang.
Terlepas dari kebijakan Sultan, saya sendiri akan sedikit tersentuh bila banyak partai yang membantu dalam bencana Merapi ini. Kalau saja semua partai berebut memberi bantuan seperti tragedi Situ Gintung, maka paling tidak orang-orang akan melihat bahwa partai politik di negeri ini memang sangat ikhlas membantu para korban bencana alam tidak perduli apakah itu menjelang pemilu atau tidak.
Namun kenyataannya hingga tanggal 28 Oktober kemarin tidak ada satupun bentuk bantuan dari partai yang muncul di pusat logistik bencana Merapi (berdasarkan pernyataan relawan Yogya). Baru pada tanggal 30 kemarin muncul bantuan dari beberapa partai besar, dengan kemasan yang biasa-biasa saja tentunya (hanya tulisan).
Sangat kontras apa yang terjadi di Situ Gintung setahun silam. Hanya dalam hitungan Jam, sudah banyak aliran bantuan dari hampir semua parpol, bahkan bantuan parpol tersebut lebih cepat ketimbang bantuan dari Basarnas. Kemasannya pun sangat menarik baik itu dari desain ataupun bahan kemasannya.
Terserah bagaimana anda menilai kebijakan Sultan ini, yang pasti Sultan melakukan ini untuk meminimalisirkan kampanye terselubung yang mungkin terjadi. Namun di sisi lain, kebijakan Sultan ini tampak kurang “berguna” karena toh hanya sedikit sekali partai antusias untuk berkampanye di Merapi karena memang pemilu masih lama.
“Nanti sajalah bantuannya kalau sudah mau pemilu” kata pengurus partai-partai itu…
http://dagelanwayang.com/2010/sri-sultan-hamengkubuwono-x-singkirkan-semua-atribut-partai/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H