Mohon tunggu...
Venny Virdastryn
Venny Virdastryn Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Wife•Mother•Dentist• I am an Ordinary Women with ExtraOrdinary dreams twitter: @VennyVirdastryn

Selanjutnya

Tutup

Money

Masihkah Anda Terjebak dalam Zona Nyaman ?

18 Desember 2012   14:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:25 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pict from: justtoclearmymind.blogspot.com

Pernah merasa galau karena masalah ekonomi? Takut kekurangan uang?ga bisa hidup tanpa uang?paling menderita karena uang?ahaaaa….bagaimana dengan anda? Jujur kalo saya kadang-kadang masih merasakan hal itu, apalagi kalo sudah tengah bulan, isi dompet sudah semakin menipis, praktekan sepi…wah langsung meriang badan saya, pusing separuh tiada henti, muntah-mutah karena asam lambung meningkat, menatap kosong langit-langit kamar (hahhahha *ga selebay itu kalii….)

Yaaah…hampir semua orang merasakan hal itu. Pekerjaan dengan penghasilan pas-pasan, tempat kerja dan tempat tinggal yang tidak kondusif serta masih banyak lainnya tapi masih saja bertahan. Banyaknya ketakutan-ketakutan masalah ekonomi, kadang malah membuat diri kita tidak bisa ‘move on’ dari permasalahan yang mendera diri kita. Kadang semakin bertambahnya umur kita membuat kita semakin banyak pertimbangan untuk ‘move on’. Ketakutan akan ini dan itu membuat kita takut untuk keluar dari ‘zona nyaman’ yang sebenarnya tidak terlalu nyaman untuk kita tetap bertahan.

Kondisi ekonomi saya sekarang dengan jaman kuliah dulu sangat berbeda. Tapi mental ekonomi saya jauh lebih bagus jaman kuliah dulu. Ketika kuliah dulu dengan uang saku bulanan yang jauh dari cukup untuk mahasiswi Fkg yang selalu ada aja pengeluaran setiap harinya membuat saya berfikir keras untuk mencari tambahan penghasilan. Entah saat itu, saya selalu saja mempunyai ide-ide untuk mencari uang. Mulai dari beasiswa pendidikan, jualan kosmetik,MLM  suplemen kesehatan, menerima pesanan stiker label nama, jualan pulsa, memberi les untuk anak SD. Bahkan saat itu saya memberi les privat sampai 3rumah per harinya. Bisa dibayangkan kesibukan sebagai mahasiswi, sibuk mencari pasien, sibuk belajar, dan sibuk mencari uang, belum lagi waktu untuk hang out bersama pacar…(uupps keceplosan..hahhahaha…) sampai akhir semester pun saya masih menerima jasa bantuan pembuatan skripsi yang hasilnya lumayan besar saat itu dan semua itu bisa saya lakukan bersamaan. Kondisi lingkungan kuliah yang memerlukan biaya besar dan jauh dari orang tua yang membuat saya memutar otak bagaimana cara mencari penghasilan yang halal. Untungnya saya tidak terlahir sebagai orang yang gengsi-an. Olok-olok dari teman-teman yang mengatakan saya sales, seperti tukang jamu karena tiap hari dan dimanapun berada selalu membawa berbagai dagangan malah saya jadikan motivasi. Memprospek hampir tiap orang yang ditemui bahkan dosen pun saya prospek saat itu untuk menjadi member MLM yang saya ikuti. Semuanya saya lakukan dengan senang hati dan penuh semangat. Saya juga menyelesaikan kuliah dan profesi tepat waktu.

Saat itu di otak saya penuh dengan cita-cita besar sehingga rasanya saya punya energi ekstra yang luar biasa untuk bekerja keras mencapai cita-cita saya. Tidak seperti sekarang, saya sepertinya takut melakukan lompatan-lompatan besar. Saya takut untuk keluar dari zona nyaman yang sebenarnya tidak benar-benar nyaman. Tapi dengan mengingat pelajaran dari masa lalu, saya merasa termotivasi untuk mencoba yang baru. Saya ingin melakukan lompatan besar untuk hidup dan masa depan saya. Dan semoga Allah meridhloi rencana saya. Amin (doain ya…).

Ada beberapa teman saya yang mempunyai energi besar untuk merubah kehidupan mereka, dari yang single sampai yang sudah berkeluarga. Dua teman single saya mempunyai cita-cita yang luar biasa. Dengan kerja keras yang mereka lakukan mereka berhasil meraih impian mereka. Sebut saja Nindy dia keluar dari salah satu sekolah favorit di jakarta dan kemudian berhasil bekerja di kantor ASEAN yang membuat dia sering tugas keluar negeri dan bertemu orang-orang penting dunia. Ada lagi Via, dia keluar dari pekerjaannya di Surabaya untuk merantau ke Jakarta, bekerja di kantor media cetak ternama, memulai karir dari yang bukan siapa-siapa. Tapi karena kerja kerasnya dia mendapatkan kesempatan pendidikan di Jerman dengan modal beasiswa dari kantornya. Sungguh pencapaian yang luar biasa.

Saya juga mempunyai beberapa teman yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak. Kehidupan mereka sebelumnya tidak cukup nyaman, tekanan dan campur tangan dari keluarga, membuat mereka merasa tersiksa dan tidak bisa mengembangkan sayap. Pekerjaan yang awalnya mereka pertahankan tidak kunjung mendapatkan hasil. Belum lagi kondisi lingkungan yang tidak kondusif  malah membuat kondisi intern mereka jadi terganggu. Mereka juga ditawari menjadi PNS tapi dengan syarat membayar sejumlah uang tapi mereka tidak mau. Prinsip mereka menyuap adalah dosa. Untuk apa bekerja yang awalnya saja sudah dimulai dengan hal yang dilaknat Allah, malah kedepannya bisa membawa mudharat untuk kehidupan mereka. Akhirnya dengan modal bismillah mereka melakukan lompatan besar. Mereka dengan keluarga inti merantau. Jauh dari keluarga besar membuat mereka semakin mandiri. Dengan kerja keras dan keuletan yang ekstra menjadikan kehidupan keluarga sedikit demi sedikit meningkat. Dari yang tidak mempunyai apa-apa, dalam jangka waktu 2 tahun sudah mempunyai 2 kendaraan dan mempunyai rumah. Sungguh luar biasa khaan…..

Dibalik kesuksesan mereka pasti banyak cerita yang menyedihkan. Kerja keras, banting tulang, tangisan, kesusahan. Tapi pengorbanan mereka sebanding dengan apa yang mereka hasilkan sekarang.

Ketika seseorang untuk memutuskan keluar dari ‘zona nyaman’ adalah sesuatu langkah awal yang berat. Penuh dengan kontra, tekanan keluarga, bahkan ketakutan yang timbul dari diri sendiri yang akan memperberat langkah kita. Tapi ketika kita sudah berjalan keluar semua akan terasa ringan. Karena kita berjalan menuju impian kita. Kerja keras dan pengorbanan yang kita lakukan untuk mencapai impian kita tidak akan membuat kita menderita. Malah akan membuat kita termotivasi untuk berlari mengejar impian kita itu. Adanya dukungan dari orang-orang yang kita cintai membuat kita mempunyai tenaga ekstra untuk menghadapi segala rintangan yang menghambat. Kalopun tidak ada dukungan, percaya deh Allah selalu ada untuk kita. Allah akan mempermudah jalan kita, selama yang kita lakukan halal dan tidak menyalahi perintahnya. Tapi kalo niat kita sudah menyalahi perintah Allah maka yakinlah jalan yang kita lalui akan semakin sulit.

Untuk sahabatku yang masih ragu untuk keluar dari zona nyaman. Ayolah…. semua yang ada didunia ini Allah yang mengatur. Pintu rejeki Allah ada dimana-mana. Tidak usah takut untuk menjalani kehidupan yang baru. Dengan modal Bismillah, kerja keras dan niat untuk ibadah, insyaallah semua yang kita jalani akan terasa ringan.

Raih impianmu… kesempatan besar terbuka lebar untuk yang mau berusaha meraihnya.

Jika ingin mendapatkan sesuatu yang besar kita juga harus berani melakukan yang besar pula. Berani melakukan yang tidak semua orang berani melakukannya. Usaha keras, tekad yang kuat dan diiringi dengan doa serta melakukan hal-hal yang sesuai dengan perintah Allah dan tidak melakukan yang diharamkan Allah. Insyaallah kemudahan demi kemudahan yang akan kita peroleh dalam mencapai impian kita.

pict from: timigustafson.com

So let’s move on guys…

Salam,

Venny Virdastryn

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun