Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik masih menjadi permasalahan serius dalam dunia internasional. Hingga saat ini, plastik masih menjadi suatu hal yang melekat dan tidak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, penggunaan plastik dalam jangka waktu yang panjang sangat berdampak pada kondisi lingkungan hidup karena proses penguraian plastik dapat mencapai ratusan tahun. Dalam permasalahan ini, Greenpeace mengambil peran untuk mewujudkan pelestarian lingkungan hidup dengan menanggulangi permasalahan di kemudian hari yang disebabkan oleh sampah plastik. Melalui aksi-aksi kampanye dan advokasi yang dilakukan oleh Greenpeace, pelestarian terhadap lingkungan mulai mendapat dukungan oleh negara-negara dunia.
Bersama dengan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), pada tahun 2017 Greenpeace Indonesia melakukan kegiatan bersih pantai sebagai salah satu wujud gerakan global #BreakFreeFromPlastic yang bertujuan untuk sosialisasi kepada masyarakat akan dampak buruk dari penggunaan plastik berlebihan yang nantinya akan menjadi sampah yang menumpuk di alam. Penumpukkan sampah plastik yang dapat membahayakan lingkungan hidup menjadi suatu ancaman bagi negara-negara dunia karena dapat berdampak pada kehidupan manusia di dalamnya. Dalam pandangan Konstruktivisme, dunia sosial bukanlah sesuatu yang given, melainkan wilayah intersubjective. Dimana manusia sebagai makhluk sosial yang hidup di dalamnya harus menjaga dunia agar tetap aman. Oleh karena itu, perlunya kesadaran bersama dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang disebabkan oleh penggunaan plastik dalam kegiatan sehari-hari.
Kepentingan Greenpeace dalam mewujudkan lingkungan yang terhindar dari sampah plastik mampu mengambil resiko kedepan terhadap perusakan lingkungan karena independensi politik dan finansial. Greenpeace yang merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai organisasi internasional non-politic dan non-profit bergerak dalam mengatasi permasalahan bidang lingkungan hidup tidak menerima dana dari pemerintah dan partaik politik melainkan dari donasi perorangan yang sama-sama memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungan. Berdasarkan pandangan pendekatan konstruktivis pada organisasi internasional, untuk mendukung gerakan-gerakan Greenpeace diperlukan interaksi antara Greenpeace dan negara-negara dunia. Negara melegitimasi prosesnya untuk memperkuat argumen Greenpeace.
Organisasi Internasional memiliki peran yang vital dan independen dalam menyebarkan norma-norma global. Adanya sosialisasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik seperti pemberlakuan gerakan zero waste atau upaya bebas sampah yang melibatkan produksi, konsumsi, penggunaan kembali, dan pemulihan produk hingga kemasannya. Hal ini dilakukan dengan mengurangi kebutuhan, menggunakan dan memanfaatkan kembali, mendaur ulang, serta membuat kompos sendiri. Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah, penggunaan botol minum dan sedotan non-plastik, pengolahan sampah plastik menjadi suatu karya yang bermanfaat dan dapat digunakan kembali, hingga penggunaan menstrual cup untuk menggantikan pembalut dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga bumi agar tetap dapat menopang kehidupan seluruh makhluk hidup yang menjadi cita-cita utama Greenpeace, Organisasi Internasional non-pemerintahan ini membentuk entitas sosial negara melalui aksi-aksi sosial internasional. Dengan berkampanye, Greenpeace berusaha untuk menghentikan kerusakan-kerusakan dan menawarkan solusi agar terciptanya lingkungan hidup yang sehat. Dengan belajar dari pengalaman serta menginteralisasi norma, nilai, dan prinsip baru di kemudian hari dengan diterapkan kebijakan negara yang baru seperti keyakinan konstrutivisme agar negara sebagai aktor dapat mencapai keamanan melalui kepedulian Greenpeace terhadap permasalahan lingkungan karena sampah plastik. Greenpeace telah membuktikan kehadirannya sebagai organisasi internasional NGO di bidang lingkungan hidup yang melakukan gerakan-gerakan peduli lingkungan sebab adanya pengetahuan yang kuat mengenai dampak buruk yang dihasilkan oleh sampah plastik terlebih di masa yang akan datang jika tidak adanya rasa kepedulian terhadap lingkungan sejak kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H