Mohon tunggu...
Humaniora

Pro Kontra Hukuman Kebiri

26 Mei 2016   16:41 Diperbarui: 26 Mei 2016   16:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk hal ini ijinkan saya terlebih dahulu menyatakan bahwasanya saya berada dipihak yang PRO. ( Terdengar sadis ya. Kasihan pula. )  Namun menyadari bahwa kasus-kasus kejahatan perkosaan yang telah ber-ulang kali terjadi diseantero tanah air, membuat masyarakat Geram, Mengutuk dan Kesal atas perilaku pemerkosa-pemerkosa kurang ajar. Namun sekaligus Iba dan Sedih menengok para korban yang telah dihancurkan harga diri mereka.

Hal apalagi yang patut diberikan untuk membuat jera para pelaku dan bagi para lelaki bejat yang masih banyak berkelIaran mencari mangsanya ? Apa yang pantas diberikan ?

Untuk memperkosa , mereka memerlukan "benda". Dan "Benda" tersebut adalah ...sayangnya...Alat Kelamin mereka. Alat Kelamin Lelaki yang dikonotasikan sebagai Lambang Kejantanan itulah yang di salah gunakan !

Alat Kelamin adalah salah satu Keajaiban dari Ciptaan Sang PENCIPTA YANG MAHA KUASA TUHAN kita. Alat Kelamin diciptakan untuk kebutuhan dan kebaikan manusia yang harus dipergunakan dengan Hormat, Cinta, KasihSayang Tulus serta Suci. Alat Kelamin diciptakan BUKAN untuk Hawa Nafsu Bejat. Hewan Binatang yang konon katanya tidak berakal-pun dapat memperlakukan Alat Kelaminnya dengan Hasrat dan Naluri keBinatangannya secara alamiah dan...so far so good. 

Mengapa ada manusia-manusia yang lebih bejat daripada binatang. Manusia yang salah menggunakan "simbol kejantanannya" tersebut ?

Bukan hanya memperkosa perempuan yang tak dikenal ,dalam hal ini , bahkan seorang istripun dapat mengalami hal pemerkosaan oleh suaminya sendiri. Adalah ketika seorang istri yang lelah maupun sedang sakit , tentu tak dapat memenuhi hasrat suami, ketika itu jika si suami tak punya rasa kasih , dapat saja hal yang tak diinginkan terjadi. Suami dengan paksaan , memperkosa istri sendiri. Duuuh !

Pernah mendengar kisah seorang istri , ia bernama LORENNA BOBBIT (LB), yang memotong kelamin suaminya sendiri ketika si suami sedang tidur lelap?Suami yang bernama John W Bobbit ketika itu berusia 26 tahun . LB berusia 23 tahun. Dan mereka telah 4 tahun menikah. Rupanya John senantiasa berlaku KASAR dan PELECEHAN terhadap LB, sehingga terjadilah peristiwa pemotongan tersebut. LB mengambil pisau dapur dan dengan tekad yang bulat iapun memotongnya. Saking menderitanya ia diperlakukan kasar dan jahat, peristiwa terjadi pada tgl 23 Juni 1993 di Virginia Amerika. Di persidangan LB di bela habis-habisan oleh Kaum Perempuan, LB bebas dari hukuman karena alasan pembelaan diri dari KDRT.

Bukan hanya diluar negeri para perempuan yang berani memotong Kelamin suami sendiri. Di Indonesia (negeri kita) disinipun para istri pemberani atau nekad (?)  banyak yang menghadapi sidang pengadilan dengan tuduhan : Memotong alat vital suami ! Ckckckck.....(tentu saja pada waktu si suami tertidur, mana berani jika sedang bangun? )

Tak kurang menyedihkan adalah ketika para lelaki dan perempuan yang sedang berpacaran, ketika pada suatu ketika si lelaki tak dapat lagi menahan hasrat ingin berhubungan badan namun si perempuan menolak , maka hal-hal pemaksaan dan perkosaan dapat saja terjadi. Maka perempuan yang yang tidak bersalah selalu menjadi korban . Secara jasmani dan rohani hancur ter-cabik-cabik masa depan buyar. Sementara si Lelaki bejat melenggang santai seakan tak berdosa. Ugh..!

Disetiap kasus perkosaan yang paaliing menderita tentu saja si Perempuan, Gadis, Wanita, Ibu-ibu, bahkan Anak Balitapun sering menjadi korban. 

Oleh karena itu pula para LELAKI BEJAT PEMERKOSA tersebut yang tak dapat menjaga Alat Kelamin "Kejantanan" (kalau mau disebut demikian), yang tak dapat memperlakukan dengan Suci...seLAYAKnya di POTONG SAJA...ehh...DIKEBIRI SAJA !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun