Indonesia, Nusantara, dan beragam macam nama lainnya telah diberikan kepada negara ini. Negara Merah Putih, dia yang telah dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa, dia yang telah mengadopsi Garuda sebagai simbol kesatuan dan persatuan di kalangan masyarakat. Sebagai bukti perjuangan dan penetasan darah para petarung gigih Nusantara, bahasa Indonesia menjadi pemersatu bangsa, sebagai tanda bahwa mereka para pejuang mampu untuk mengusir para oposisi, para penjajah haus akan kekayaan dan reputasi meninggi.
Walau begitu, Indonesia memiliki beragam macam bahasa selain bahasa utama-nya. Tetapi, bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa utama dan bahasa pengantar di setiap ranah lingkungan, dan masyarakat Indonesia merasa bangga bahwa mereka telah memiliki bahasanya sendiri, yang tidak dapat diganggu gugat. Sebelum bahasa Indonesia ini diresmikan menjadi bahasa utama negara, biasanya bahasa yang digunakan disebut bahasa Melayu. Dan semenjak 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia telah diresmikan menjadi bahasa hakiki, bahasa induk bangsa Indonesia.
Walaupun bahasa Indonesia lahir dari bahasa Melayu Tua, yang kini kita kenali sebagai peninggalan masa arkais nenek moyang kita. Di saat bangsa Eropa pertama kali melangkahkan kaki mereka di tanah kita, bahasa Melayu ini sudah menjadi bahasa yang digunakan secara pokok, dan memiliki kedudukan begitu penting dan sentral di kalangan Nusantara. Pigafetta, ilmuwan dan penjelajah asal Venesia mengikuti Magelhaens, pemimpin ekspedisi keliling dunia pertama dalam petualangannya untuk mencari dataran diluar jangkauan mereka.Â
Dalam catatan Pigafetta, ia menuliskan kata-kata Melayu ketika kapalnya berlabuh di Tidore pada tahun 1521, walaupun bahasa Melayu ini diduga berasal dari bagian barat Nusantara.Â
Catatan Pigafetta merupakan bukti bahwa Nusantara telah menggunakan bahasa Melayu di berbagai penjuru daerah-nya. Ditambah lagi, Jan Huygen van Lischoten, seorang pelaut Belanda yang kemudian melantaskan bahwa bahasa Melayu ini bukan sekedar digunakan secara meluas, tetapi sudah dikenal sebagai bahasa yang begitu terhormat di negeri-negeri timur.
Ketika Dewan Rakyat dibentuk tanggal 18 Mei 1918, bahasa Melayu diakui sebagai bahasa utama kedua Belanda disamping bahasa Belanda itu sendiri yang telah berkuasa sebagai bahasa utama Belanda di dalam sidang pertama Dewan Rakyat.Â
Namun, ketika tanggal 28 Oktober 1928 datang, bahasa Indonesia telah diikrarkan sebagai bahasa kesatuan dan induk Indonesia melalui Sumpah Pemuda. Keinginan untuk mempersatukan bangsa sebagai satu mendorong niatan ini lebih kuat daripada motivasi lainnya. Dalam kata-kata utamanya, motivasi ikrar ini ialah Satu Tanah Air, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.
Sejak bahasa Indonesia diresmikan, Indonesia telah berkembang secara pesat, tidak hanya dalam ranah politik, perkembangan pemerintah, ataupun stabilitas ekonomi, namun juga pada bidang seni dan literasi. Bahasa Indonesia telah digunakan berjuta-juta kali untuk menyerahkan dan menyampaikan isi hati para puitis Nusantara, menjadikannya sebuah kanvas nadir siap untuk di acak-acak menjadi karya seni.Â
Dalam konklusi, Indonesia merupakan tanda titik perjuangan dan penghabisan darah para pejuang Indonesia dahulu kala. Sebagaimana mestinya, kita harus mengikuti perjuangan mereka dalam zaman ini, walaupun sekarang sisi oposisinya merupakan saudara-saudari kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H