Mungkin banyak dari kita pernah mendengar nasihat ini: "Taatlah kepada orangtuamu, niscaya hidupmu akan berkah". Namun tidak banyak yang mengerti "seperti apa berkah tersebut?", termasuk aku. Dan akhir-akhir ini aku mulai mengerti dengan nasihat ini lewat kisah yang baru-baru ini kudengar dan ku sadari sendiri. Ini kisahnya:
Setamat SMP, anak ini sudah bertekad akan melanjutkan pendidikannya di sekolah umum yaitu SMA. Sebaliknya, ibunya menyuruhnya melanjutkan di sekolah agama alias pesantren.Â
Mengetahui hal itu, ia tidak terima dengan perintah tersebut, tetapi ia tidak sampai hati untuk melawan orangtuanya, ia adalah anak yang taat, walau kadang keinginannya tidak sejalan. Terpaksa ia ikuti kemauan ibunya tersebut. Ia pun merantau menyeberang pulau untuk melanjutkan pendidikannya di pesantren. Dan hari ini bisa kalian saksikan sendiri anak itu bernama Ahmad Fuadi.
Beliau adalah seorang penulis hebat yang menghasilkan buku-buku mega best seller, sudah berkeliling ke puluhan negara, pernah bekerja di media siaran internasional, dan banyak lagi deretan prestasi lainnya. Berkah tidak hanya tampak dalam kehidupan duniawinya, ilmu agama juga telah kokoh menghujam dalam hatinya. Hal itu tercermin dalam buku-buku yang ditulisnya, seperti Rantau 1 Muara yang berisi hikmah bahwa kita sebagai manusia akan bermuara kepada yang Satu: Allah.
Dari kisah di atas, aku tersadarkan dengan keadaanku saat ini. Aku sedang berkuliah di jurusan dan universitas yang tidak pernah aku impikan bahkan tidak terbayang sekalipun. Semuanya adalah pilihan orangtuaku. Namun Allah titipkan berkah pada perintah orangtuaku itu dengan hidayah yang menyapa.
Aku yang sebelumnya bodoh dalam masalah agama, pakai kerudung saja pakai model "jipon" (jilbab poni) dengan gaya mencekik leher, shalat jarang sekali khusyu', dan kebodohan lainnya. Hari ini aku sudah tahu bagaimana pakaian muslimah di hadapan yang bukan mahram, makna bacaan shalat, dan ilmu agama lainnya walaupun masih belum sempurna.
Kehidupan kuliah yang awalnya aku bayangkan akan suram, nyatanya bisa kulewati dengan baik. Alhamdulillah dosen-dosenku paham betapa haramnya riba yang sangat erat hubungannya dengan jurusanku sehingga mewanti-wanti mahasiswanya agar tidak terjerumus perkara ini. Nilai-nilai yang aku dapatkan pun sampai detik ini juga selalu bagus.Â
Hari ini ku saksikan sendiri kampus impianku dulu banyak berkembang paham-paham feminisme di tengah mahasiswanya, UKM keislaman seperti dibatasi ruang geraknya, dan masalah lainnya, yang mungkin jika aku berkuliah di kampus itu akan banyak sekali hambatan dalam berislam dengan sempurna dan belum tentu aku bisa kuat mengahadapi hambatan tersebut. Wallahu a'lam.
Oleh karena itu, berusahalah sekuat mungkin agar mampu menjadi anak yang taat kepada orangtua. Karena ridha Allah ada pada ridha orangtua, maka keberkahan akan meliputi hidup kita ketika kita menaati apa-apa yang membuat orangtua ridha kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H