Mohon tunggu...
Venny Ratna Sadiyanto
Venny Ratna Sadiyanto Mohon Tunggu... -

ibu beranak 2, istri bersuami 1, pecinta kopi, berusaha mati-matian pengen kurus, tapi senang makan.

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Dahsyatnya ASI (Air Susu Ibu)

19 Agustus 2013   00:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:09 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1376846082238410324

Kalau berbicara tentang ASI, rasanya semua manusia sepakat akan kehebatan ciptaan Tuhan yang satu ini.  Ups, bukan berarti ciptaan Tuhan yang lain tidak kalah dahsyat ya...  Semoga Allaah mengampuni saya. Aamiin.  Ini minimal buat saya pribadi.  16 bulan yang lalu saya melahirkan anak ke 2 saya.  Selisih 7 tahun dengan si sulung.  Kebetulan si sulung mendapat ASI saya cuma 3 bulan.  Entahlah, waktu itu program penggiat ASI tidak semarak sekarang.  Padahal saya paramedis lho...  Tapi ya itulah.  Kebawa tren.  Jadi sebelum cuti melahirkan habis, saya sudah melatih si sulung minum pakai dot, berisi susu formula.  Waktu itu sufor (susu formula) lagi marak-maraknya ditambahi berbagai zat gizi yang katanya dahsyat.  Dan tak urung saya terpengaruh juga. Kehamilan anak ke 2 saya adalah diluar perkiraan kami sekeluarga.  Saya sudah pasrah saja kalau Allaah menetapkan saya hanya mempunyai 1 orang anak. Buat saya 1 anak lebih dari cukup dari pada tidak punya keturunan kandung sama sekali.  Maka betapa suprised nya kami sekeluarga atas kehamilan saya yang ke 2 ini.  Saya menjalani kehamilan dengan santai dan penuh percaya diri.  Saya follow akun akun twitter yang berhubungan dengan hamil, kelahiran, dan menyusui.  Saya rajin browsing tentang menyusui.  Kendalanya, prosesnya, dan segala keribetannya.  Karena saya bertekad akan memberi bayi saya ASI eksklusif.  Sampai pada saat yang berbahagia, bayi saya lahir normal dengan cara operasi sesar.  Untuk yang ini, saya sengaja memilih sesar, karena si sulung juga sesar.  Karena sudah "terbiasa" dengan rasa sakit post operasi, saya nggak lebay-lebay amat menghadapi rasa nyeri.  Saya lebih tertarik dengan proses pemberian ASI.  Dan muailah pergulatan saya dengan susu menyusui ini.  Alhamdulillah saya berhasil, sukses, dan lancar memberikan ASI kepada bayi saya.  Sampai dia sekarang berusia 16 bulan, masih ngASI.  Dan ternyata dahsyatnya ASI memang tiada duanya. Pengalaman mempunyai 2 orang anak, dengan 2 pengalaman yang berbeda, membuat saya jadi cerewet tentang ngASI in bayi.  Yang jelas berbeda adalah ketahanan tubuh.  Anak 1 saya dulu sering sekali sakit.  Batuk, pilek, mencret, adalah penyakit rutin yang menghampirinya.  Dan saking manutnya saya, obat dokter yang terdiri dari antibiotik, vitamin daya tahan tubuh, vitamin usus, semua saya gelontorkan ke tubuh anak saya.  Sedih rasanya, saya merasa gagal menjaga statuskesehatann anak saya.  Anak saya yang ke 2 yang full ASI , alhamdulillah lebih tangguh dari kakaknya.  Semakin tambah ilmu saya tentang menangani penyakit pda bayi baru lahir, didukung info-info yang saya dapatkan dari akun-akun twitter, anak ke 2 saya hampir tidak pernah bersentuhan dengaan obat.  Kecuali waktu dia opname, gara-gara tiba-tiba frekuensi dan jumlah miksinya berkurang.  Dan dokter menyarankan anak saya untuk opname agar mendapat cairan, sehungga bisa dievaluasi frekuensi dan jumlah miksinya.  Habis itu dia sama sekali tidak pernah minum obat.  Untuk sekedar panas karena habis imunisasi, saya pakai metode skin to skin. Untuk pileknya, saya kasih dia air jeruk hangat (jeruk baby) dan saya jemur di pagi hari, juga terapi uap.  Mencret saya kasih pisang dan tempe rebus.  Begitu-begitu saja.  Saya benar-benar mencoba hal baru pada anak ke 2 saya.  Tapi saya berkeyakinan, daya tahan dia kuat karena ASI. Kendala menyusui yang sering menimpa ibu-ibu menyusui, bukannya tak pernah saya alami.  Saya sempat berkonsultasi dengan konselor AIMI ASI Yogyakarta karena produksi ASI saya menurun.  Setelah mendapatkan pencerahan, alhamdulilah saya lebih enjoy menyusui bayi saya.  Kedahsyatan ASI tidak hanya kandungan yang berada dalam ASI, tapi juga semua kesulitan, kebahagiaan, kerepotan yang dialami ibu menyusui dalam rangka memberikan ASI.  Kedekatan emosional antara bayi dan ibu, tidak diragukan lagi.  Rasanya saya ingin mengumumkan kepada dunia, hooiiii....kasih bayi anda ASI saja yaaaa........ Hahahahaha.... Buat para bapak, calon bapak, plis plis plis... Dukung istri untuk memberikan hanya ASI kepada bayi anda.  Buat ibu dan calon ibu, nggak ada kata nggak bisa.  Kalau kebanyakan ibu di dunia bisa, masak panjenengan nggak bisa? Bayi gajah minum susu ibu gajah.  Bayi monyet minum susu ibu monyet.  Bayi manusia ya minum susu ibu manusia.  Paham??? Paham aja daaahhhhhh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun