Mohon tunggu...
Venita
Venita Mohon Tunggu... Dokter - Dokter gigi dan ibu rumah tangga

Gemar menulis dan membaca berbagai topik. Kompas telah menjadi bagian dari 4/5 usia hidup saya . Gembira bisa menjadi bagian dari deretan penulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meditasi dan Clash of Championship

16 September 2024   00:52 Diperbarui: 16 September 2024   03:06 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suatu hari dalam diskusi tentang meditasi di WA grup,seorang teman memberikan komentar, "ah buat apa meditasi.  Meditasi jugabelum tentu bisa capai Nibbana". Saya cukup tercengang mendengar komentar itu. 

Apalagi komentar ini datang dari seorang praktisi Buddhis senior.Baramgkali teman ini sudah pernah mencoba bermeditasi namun belum memcapai hasil yang diinginkan beliau sehingga tercetuslah komentar seperti itu.

Namun hal ini mengingatkan saya tentang suatu kompetisi antar mahasiswa yang belum lama ini diselenggarakan oleh suatu institusi pendidikan terkemuka yaitu  Clash of Championship atau sering disingkat COC. Kompetisi ini merupakan pertandingan antara para mahasiswa dalam hal kepintaran. Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa pintar dan berprestasi dari berbagai universitas dalam dan luar negeri.  Mereka adalah mahasiswa dengan IPK tinggi bahkan sempurna.Kompetisi ini menjadi populer dan menuai banyak kekaguman dan pujian dari para netizen dan masyarakat.

Namun di tengah berbagai pujian dan kekaguman itu, ada saja komentar komentar miring dari netizen. Ada netizen yang mengatakan bahwa percuma memiliki IPK tinggi. Walau punya IPK tinggi belum tentu bisa mendapat pekerjaaan.

Tentu pendapat seperti ini tidaklah benar. Memiliki IPK rendah juga bukan berarti lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Bahkan memiliki IPK tinggi dapat lebih memudahkan dalam mendapatkan pekerjaan karena IPK tinggi berarti memiliki pengetahuan dan skill yang relatif tinggi pula di bidang yang dipelajari.

Jika ada orang yang berkata bahwa bermeditasi belum tentu dapat mencapai Nibbana, maka bagaimana dengan mereka yang tidak pernah atau jarang bermeditasi. Tentunya lebih mustahil lagi untuk pencapaian Nibbana itu. Memang meditasi membutuhkan ketekunan, curahan waktu dan pengerahan semangat yang tidak sedikit. Nibbana bukanlah hal yang mudah untuk diraih. Buddha telah mengatakan tentang meditasi: barangsiapa mengusahakan sedikit akan mendapat sedikit dan barangsiapa mengusahakan banyak akan mendapatkan yang banyak pula.

Sama halnya dengan mendapat pekerjaan. IPK tinggi saja tidak cukup. Dibutuhkan tambahan skill lain, sikap dan perilaku yang baik dan bahkan terkadang pengalaman kerja. Namun IPK tinggi tetaplah tak dapat diabaikan sebagai bukti penguasaan materi bidang studi yang sangat baik yang tentunya akan berpengaruh dalam pekerjaan.

Nah setelah anda membaca tulisan masih adakah keragu - raguan untuk bermeditasi? Meditasi adalah satu-satunya jalan menuju Nibbana namun bagaimanapun tetap layak untuk diperjuangkan, seberapa berlikunya jalan itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun