Mohon tunggu...
Veniola Forestryani
Veniola Forestryani Mohon Tunggu... Lainnya - Staf Pengajar - Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Statistika

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

QRIS Cross-Border: Game-Changer Ekonomi Digital ASEAN?

20 Juni 2023   22:00 Diperbarui: 20 Juni 2023   22:09 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan anda sedang berlibur ke luar negeri sebagai momen self-reward yang ditunggu-tunggu. Atau bahkan mungkin hanya untuk menonton konser musisi idola anda yang tak kunjung mampir ke Indonesia. Apapun itu, anda tetap merasa khawatir dan tidak nyaman untuk membawa uang cash -hasil konversi ke mata uang negara tujuan- terlalu banyak ke tempat umum. Apalagi jika ini adalah pengalaman pertama anda liburan ke luar negeri. Perbedaan bentuk mata uang, nilai tukar dan sistem pembayaran tentu membuat semuanya terasa membingungkan. 

Sedangkan, di luar negeri, melakukan tarik tunai dengan nominal secukupnya -untuk alasan keamanan- berulang kali hanya akan membebani anda dengan biaya admin yang tidak murah. Liburan yang dapat membuat anda maupun dompet anda full senyum, bukankah kalimat tersebut terdengar lebih menarik? Ataukah anda penganut istilah “Broke but Healed”? “Sebaiknya jangan terlalu gegabah”,  “Gak bahaya ta?”,  boleh jadi itu komentar netizen Indonesia sembari mengutip meme yang sedang viral akhir-akhir ini.

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) Cross-Border adalah sebuah perwujudan solusi inovatif dari situasi tersebut. Sistem pembayaran ini memungkinkan anda untuk melakukan transaksi pembayaran di luar negeri tanpa harus mengkhawatirkan skenario di atas. Hanya dengan scan QR Code melalui QRIS di smartphone, mata uang Rupiah dalam saldo e-wallet otomatis terkonversi ke mata uang negara tujuan wisata anda dan transaksi pembayaran dapat langsung dilakukan. 

Sejauh ini, Indonesia dan Thailand sudah dapat saling menikmati kemudahan QRIS Cross-Border, sementara QRIS Malaysia masih dalam tahap piloting, kemudian disusul QRIS Singapura dalam proses pengembangan atau inisiasi. QRIS Cross-Border diluncurkan pada tanggal 29 Agustus 2022 oleh Presiden Joko Widodo dimana terdapat 76 penyedia jasa pembayaran dari Indonesia dan Thailand yang bergabung dalam proyek ini. Dengan berbagai keunggulannya, tentu saja manfaat inovasi digital QRIS Cross-Border tidak hanya akan dirasakan pada sektor pariwisata namun juga pada berbagai aktivitas ekonomi masa kini yang bebas dari belenggu batasan konvensionalnya selama ini.

Bank Indonesia, arsitek visioner di balik ini dan dalam perannya yang luar biasa sebagai pengawal transaksi keuangan di dalam negeri, menciptakan QRIS dan QRIS Cross-Border dengan harapan dapat meningkatkan dan mempermudah transaksi bisnis lintas negara di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations). 

Tidak perlu diragukan lagi, kemudahan sistem ini dapat meningkatkan potensi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan negara-negara anggota ASEAN. Apabila anda pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), usaha yang anda rintis kini mampu berdiri tegak di panggung global karena produk anda dapat terekspos konsumen luar negeri melalui pemanfaatan QRIS Cross-Border sebagai transaksi pembayaran. 

Kondisi tersebut menjadi penting karena berdasarkan laporan Asian Development Bank, UMKM merupakan kekuatan pendorong yang signifikan dalam perekonomian Asia Tenggara, yaitu dengan kontribusi sekitar 41% terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) setiap negara di Asia Tenggara  periode 2010-2019. Inklusi keuangan pun akan tercipta dan bukan hanya dirasakan oleh kita sebagai warga Indonesia namun juga ratusan juta penuduk di negara anggota ASEAN. 

QRIS Cross-Border nantinya dapat menjembatani kesenjangan yang pernah menghambat kemajuan dan mengubah ASEAN menjadi kawasan yang saling terintegrasi.

Harapan keberhasilan implementasi konektivitas pembayaran regional di ASEAN bukannya tanpa dasar. Selain menjadi salah satu area dengan pertumbuhan paling dinamis dalam ekonomi global, negara-negara anggota ASEAN digadang-gadang akan menjadi megamarket berikutnya untuk industri pembiayaan konsumen digital. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Boku, perusahaan pembayaran fintech, Asia Tenggara adalah kawasan dengan pertumbuhan mobile wallet (e-wallet menggunakan aplikasi smartphone) tercepat di dunia pada tahun 2020, dimana jumlah akun aktif di ASEAN-5 + Vietnam diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat menjadi sekitar 440 juta pada tahun 2025.

Penetrasi E-wallet (Sumber: BCG)
Penetrasi E-wallet (Sumber: BCG)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun