Mohon tunggu...
Veni Oktaviani
Veni Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pendidikan Mandalika

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bendungan Batujai Serta Permasalahan yang Ada

24 Desember 2024   14:44 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Eceng Gondok menghalangi akses nelayan ke lokasi penangkapan ikan (Sumber: Dok. Lombok Tengah) 

Gambaran Umum Bendungan Batujai

Bendungan Batujai yang terletak di kabupaten Lombok Tengah merupakan bangunan air yang manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat Lombok Tengah sebagai tempat penyimpanan air untuk irigasi, pembangkit listrik, mata pencaharian nelayan, pariwisata dan sebagainya. Namun adanya sedimentasi pada bendungan Batujai dapat mempengaruhi kapasitas tampungan serta umur bendungan.

 Bendungan Batujai dibangun pada Sungai Penujak yang mengalir dari lereng Gunung Kundo dan bermuara di Selat Lombok dengan panjang sungai seluruhnya 54 km dan daerah aliran sungai seluas 550 km. Sungai Penujak ini mempunyai karakteristik debit sungai yang cukup besar perbedaannya antara musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan debit rata-rata bulanannya dapat mencapai puluhan meter kubik perdetik sehingga merupakan potensi yang tertuang percuma ke laut, sedangkan di musim kemarau/kering debit rerata bulanannya dapat mencapai 0,1 m/det dan bahkan bisa kurang. 

Dengan kondisi alam yang demikian, maka dibuatlah waduk yang dapat menampung potensi air yang berlebihan di musim hujan untuk dapat digunakan pada musim kemarau Pulau Lombok bagian Selatan yang sering mengalami musibah kurang air, hal ini dikarenakan kecilnya hujan yang turun di daerah ini (kurang dari 1500 mm/tahun) dan hujan yang tidak menentu sehingga menyebabkan gagal panen di sawah tadah hujan. Selain itu keadaan topografi yang tidak menguntungkan mengakibatkan sedikitnya sungai yang mengalir ke daerah ini.

Pembangunan Bendungan Batujai, berawal dari hasil studi Konsultan Crippen, yaitu "Lombok Island Water Resources Development pada tahun 1975, dimana teridentifikasi bahwa Pulau Lombok Bagian Selatan memiliki potensi air yang tidak merata, dimana Lombok Barat dan Kodya Mataram mempunyai sumber air yang besar dengan ketersediaan lahan yang terbatas sedangkan Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur memililo sumber air yang kecil akan tetapi ketersediaan lahan cukup luas. Salah satu rekomendasi Konsultan Crippen adalah pembangunan Bendungan dan Jaringan Irigasi Batujai pada tahun 1977 sampai dengan 1981.

Foto Waduk Bendungan batujai( Sumber : Dok. Lombok Tengah)
Foto Waduk Bendungan batujai( Sumber : Dok. Lombok Tengah)

Permasalahan di Bendungan Batujai

Eceng gondok tersebar di atas permukaan air dan menutupi hampir 50% wilayah Bendungan Batujai. Eceng gondok merupakan gulma yang hidup mengakar di permukaan air dangkal dan mengapung di air dalam karena memiliki lapisan rongga udara. Gulma ini memiliki daun tunggal berwarna hijau dengan bentuk oval dan ujung serta pangkalnya. runcing. Nutrisi dan intensitas cahaya matahari sangat mempengaruhi laju pertumbuhan eceng gondok. 

Eceng gondok merupakan gulma yang invansif, memiliki laju pertumbuhan yang cepat, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mampu bersaing dengan tumbuhan lain yang berada di perairan tersebut. Hal ini dapat menjadi masalah bagi kesehatan ekosistem perairan. Eceng gondok dapat menyebabkan tersumbatnya saluran air, terjadinya pendangkalan dan dapat menyebabkan meluapnya air sungai. Selain itu, Meningkatnya jumlah gulma eceng gondok. menjadi kekhawatiran petani karena kemampuannya menyerang tanaman. Selain itu, gulma eceng gondok membuat nelayan kesulitan mencari ikan sehingga tidak bisa mengakses tempat penangkapan ikan.

Foto Eceng Gondok menghalangi akses nelayan ke lokasi penangkapan ikan (Sumber: Dok. Lombok Tengah) 
Foto Eceng Gondok menghalangi akses nelayan ke lokasi penangkapan ikan (Sumber: Dok. Lombok Tengah) 

Foto eceng gondok mulai menginvasi tanaman padi milik petani(Sumber: Dok. Lombok Tengah) 
Foto eceng gondok mulai menginvasi tanaman padi milik petani(Sumber: Dok. Lombok Tengah) 
Alternatif Penyelesaian Masalah

Setiap hari, sejumlah alat berat seperti ekskavator dan pekerja harian selalu dikerahkan untuk membersihkan area sekitar kelurahan Prapen dari gulma ini. Namun, hingga saat ini belum ada perubahan yang berarti dan gulma ini masih terus menutupi permukaan air. Bahkan, semakin hari gulma ini selalu terlihat semakin banyak.

Foto Pembasmian/ Pembersihan Gulma Eceng gondok menggunakan alat berat (Sumber : Dok. Lombok Tengah)
Foto Pembasmian/ Pembersihan Gulma Eceng gondok menggunakan alat berat (Sumber : Dok. Lombok Tengah)

Keberadaan eceng gondok (Eichhornia crassipes) sudah menyebabkan masalah yang serius bagi ekosistem perairan Bendungan Batujai. Selain itu, karena pertumbuhannya menutupi permukaan air membuat para nelayan kesulitan menuju ke tengah bendungan untuk mencari ikan. Selain itu, kapasitas dan daya tampung bendungan Batujai juga menjadi berkurang karena adanya sedimentasi yang terjadi karena pertumbuhan eceng gondok ini. Oleh karena itu, diperlukan solusi untuk mengurangi populasi eceng gondok yang berada di sekitar Bendungan Batujai.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan dan bimbingan bagi masyarakat sekitar Bendungan Batujai khususnya Kelurahan Prapen agar dapat diolah menjadi biokompos dan dimanfaatkan sekaligus untuk mendukung kegiatan pertanian organik di kelurahan Prapen. Selain itu, pemanfaatan Eichhornia crassipes sebagai pupuk dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun