Mohon tunggu...
Venii Putrii
Venii Putrii Mohon Tunggu... pegawai negeri -

nules dudu karep ku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kado Terindah...

23 Maret 2012   03:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kado Terindah  . . .

Pagi nan sejuk diiringi tetesan embun yang berlari dari atas dedaunan menambah indahnya senyum pagi ini. Tepatnya pukul 05.00 berdering bak alaram yang kian setia membangun kan ku. Bergetar bukan nada alaram, berdering bukan nada sms, bernada bukan sura panggilan telephone namun lebih tepatnya....... pukulan tangan ibu yang menggedor pintu kamar ku. (jiaaghh....) “bangun, bangun, mau sekolah engga?”. “iya, bu...”, dengan setengah sadar  ku buka pintu, setelah merapikan tempat tidurku. Tepat didepan pintu, tiba-tiba getaran dari handphone berbunyi, kuambil dan ku lihat ternyata 28 Februari @17th. Wahhh.. bakalan ada kado dan surprissse ni, hehe J. DAMN....!!! semua tak sesuai yang saya harapkan, pagi-pagi sebelum sarapan ayah dan ibu sudah perang duluan, hemm... ayam goreng dan susu pun tak mampu menggoda ku, nafsu makan udah gak ada, tanpa pikir panjang langsung saja ku putuskan untuk berangkat sekolah duluan. “yah-bu, saya berangkat”. Di tengah perjalanan sambil nendang-nendang batu kerikil yang ada di jalan an, mulut ku menggerutu seolah tak ikhlas ada pagi di hari ini, “si*L.. yang seharusnya pagi ini dapet ucapan dan doa bersama saat sarapan malah di sambut dengan aksi perang rumah tangga”.  Gw benci pagi ini, tapi semua itu sedikit terlupakan dengan sili berganti sms ucapan dan doa dari teman-teman, para sahabat, dari om, dan tante “gak ada dari ayah ma ibu” (hiks..hiks.. mewek).

Hari dan hari terus berganti tetap dengan hati dongkol, “tak ada kah sedikit perhatian terhadap ku, hah... kalian terlalu sibuk, plissss buat kali ini aja setelah 15 tahun aku gak pernah dapet kasih sayang secara lahiriyah dari kalian, setelah 15th kita berpisah, setelah 15th aku gak pernah dapet sentuhan lembut sang ibu, plissssss buat umurku yang ke 17th ini saya harap kalian ada sedikit perhatian terhadap saya. Aku  gak minta kado kok, aku juga gak minta ucapan, tapi tolong setidaknya kalian ingat hari lahir anak mu.. hemm bodohnya saya, tak seharusnya berfikiran seperti itu mungkin saja mereka sudah mempunyai kado terindah yang mungkin tak kan pernah saya tau. Jauh disana saya yakin setiap sujud mereka pasti ada doa untuk saya, disetiap detik dalam pekerjaan yang mereka fikirkan adalah saya dan masa depan saya”. Berfikir positif setidaknya membuat saya lebih tenang.

23 Maret tepatnya sekarang, aktifitas pagi seperti biasa namun ada yang berbeda, pagi ini tak ada suara gaduh seperti yang terjadi pada tanggal 28 kemarin. Seperti biasa pula berangkat sekolah, belajar dan pulang. Setibanya di rumah ada NASI KUNING “lagi ada acara apa, bu?” tanya ku pada ibu, kebetulan beliau sedang libur bekerja. Tiba-tiba ada si kecil ompong “Dwi Tika” (ade saya), “Selamat Ulang Tahun Kakak” (sambil nyium pipi kanan-kiri), gak lama kemudian ayah juga dateng “Selamat Ulang Tahun Kakak” ,“maksudnya?” tanya ku (sambil pasang wajah cengo), “maf ya telat, ibu baru ada waktu sekarang buat ucapin Ulang Tahun ke Kakak” “makasiiiiiiiiiiiiiiii” berpelukan (haha... kaya teletabis aja). Udah gitu doa dan makan bersama (gak dongkol lagi deh....hehe)

Udah deh selesai ceritanya............

NASI KUNING: mungkin untuk sebagian teman-teman makan nasi kuning sudah lah biasa, karena saya pun sering memakannya di kantin saat istirahat, tradisi makan nasi kuning juga sudah biasa bagi ku karena saat 17th lalu tradisi makan nasi kuning dan membagi-bagikannya kepada tetangga di sekeliling rumah sudah di mulai sejak saya berusia 1th saat saya tinggal bersama kakek-nenek di Lampung. Namun mengapa NASI KUNING ini saya anggap kado terindah, karena kali ini  suasanya yang membuat indah dan berbeda, sekarang aku nikmati itu semua di tengah hangatnya pelukan keluarga kecilku. Setelah 15 tahun lalu saya berpisah dengan orang tua saya... (^_^)



Ucapan terimakasi banyak kepada :

·ALLOH SWT yang telahmemberikan nikmat sehat, dan desah nafas yang masih kurasakan saat ku berumur 17th, dan berterimakasih sekali saya dapat berkumpul kembali bersama keluarga kecilku.

·Temen-temen dan sahabat SMP,SMA, buat ucapan dan doanya semoga dikabulkan oleh ALLOH SWT. Aamiiin... dan makasi juga buat dadar telornya. (badan ku bau amiss tau...)

·Bapak ibu guru SMAN 8 KABTA, makasi udah dikerjain (haha...tapi gagal. Weeeee :p)

·Om, tante, makasi buat kadonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun