Thank’s to --> Kompasiana yang sudah memberikan kesempatan buat artikel ini. Dan kompasianer-kompasianer yang sudah melirik dan melihat artikel ini minimal melirik judulnya.
Domoo Arigatoo...Sukses untuk anda semua ^_^
Semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik buat anda !!
Takkan lari gunung dikejar ! kalau rezeki tidak kemana begitu sering kita dengar diucapkan orang. Memang benar adanya bahwa gunung tak akan lari tapi kalau kita tidak bergerak mendekat maka kita juga tidak akan sampai ke gunung tersebut. Begitu juga dengan rezeki. Sumbernya memang sangatlah luas dan dalam. Seluas bentangan bumi dan kedalaman samudra. Sungguh, di setiap jengkal hamparan bumi dan laut terdapat rezeki yang bisa dikais. Problemnya adalah, kerap kali manusia lebih berorientasi menunggu rezeki ketimbang menjemputnya. Lebih mementingkan selera pribadi dalam memilih sumber rezeki ketimbang merebut kesempatan yang tersedia. Lebih mengutamakan cara yang instan dan cepat daripada berproses dalam menggapainya.
Rezeki dari beberapa buku dan literatur yang saya baca diartikan sebagai : [caption id="attachment_121264" align="alignright" width="150" caption="Sumber Gbr;deddyanwari.com"]
^ Sesuatu yang dipakai untuk memelihara kehidupan
^ Pemberian Tuhan kepada makhluknya
^ Apa yang dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya
Dan rezeki tidak semata-mata hanya uang dan harta benda. Kita sering salah kaprah beranggapan bahwa rezeki itu hanya uang dan barang, apabila kita dapat uang banyak baru kita bersyukur. Padahal yang namanya rezeki itu seperti pengertian diatas meliputi juga kesehatan, ilmu pengetahuan, keterampilan, bakat, waktu, keluarga, teman-teman, relasi bisnis, iman, hidayah, ide dan pemikiran dan lain sebagainya yang merupakan pemberian Tuhan yang dapat dimanfaatkan oleh pemiliknya untuk memelihara kehidupan. Karena tak jarang melalui ketrampilan, bakat, ilmu pengetahuan dan ide yang kita miliki bisa menghasilkan banyak uang. Begitu juga dengan keluarga, teman dan relasi bisnis melalui mereka kita sering mendapatkan peluang-peluang yang dapat menghasilkan uang. Jadi banyak teman juga satu hal perlu kita syukuri. Kita bisa seperti kita sekarang tak lepas dari dukungan keluarga, teman-teman kita. Untuk itu marilah kita perbanyak bersyukur terhadap begitu banyak rezeki yang sudah kita terima dari Sang Pemilik Kehidupan.
Dalam menjemput rezeki Sang Pemilik Kehidupan menegaskan kepada hambanya bahwa ia akan melapangkan rezeki bagi mereka yang mau berusaha mengejar rezeki di jalan-Nya. Ia pulalah yang memenuhi segala kebutuhan hambanya dengan rezeki yang ia tebarkan di bumi. Jaminan rezeki yang di janjikan Tuhan kepada makhluk-Nya bukan berarti memberi tanpa usaha.
Ada masa-masa dalam kehidupan seseorang dimana segala usaha yang dilakukan belum membuahkan hasil. Saya memiliki seorang kawan yang dulunya begitu mudahnya ia mendapatkan rezeki besar. Dengan usaha yang seperlunya dia sudah mendapatkan begitu banyak nikmat dunia. Sampai pada suatu waktu segala sesuatunya berubah dan menjadi amat sulit buatnya. Apa-apa yang dulu berhasil dan dengan mudahnya dia capai ternyata sekarang tidak. Bahkan setelah dicoba beberapa kali dengan berbagai macam pendekatan pun hasilnya masih tetap nihil. Bersyukur dia tidak mengalami sesuatu yang buruk. Karena kemudian dia mengkaji kedalam diri dan tidak lagi melihat serta mengalahkan yang diluar dirinya. Pelan-pelan ia mulai menemukan penyebab dari ketidakberhasilannya sekarang. Satu hal yang ia ceritakan kepada saya bahwa selama ini ia tidak bersyukur terhadap apa yang sudah dicapainya dalam hidup.
[caption id="attachment_121263" align="alignleft" width="150" caption="Sumber Gbr: qunshajsmn.bolgspot.com"]
Rezeki adalah hak semua manusia dan kemiskinan mendekati kekufuran, maka ibadah dan usaha adalah jawabannya. Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu bersyukur terhadap semua rezeki yang kita dapat bukan hanya rezeki uang dan harta benda. Dan semoga semua rezeki-rezeki yang kita dapat tersebut menjadikan kita orang yang semakin bermanfaat bagi keluarga dan orang lain.
Terima kasih
____VM____
Salam mantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H