Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menunggu Tiada Akhir

14 September 2011   05:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_131218" align="aligncenter" width="441" caption="Ilustrasi:Google"][/caption]

Hidup kita seringkali dipenuhi dengan penantian-penantian yang kadang melelahkan dan berujung pada kekecewaan. Menunggu...menunggu dan menunggu kapan kita kaya, kapan dapat pekerjaan, kapan punya rumah, kapan masalah-masalah kita selesai, kapan punya bisnis, kapan dimaafkan, promosi jabatan, beli mobil, dan lain sebagainya. Pokoknya menunggu dan menunggu.

[caption id="attachment_131222" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Sehingga tak jarang sebahagian besar waktu kita yang jauh lebih berharga dari uang itu kita habiskan hanya dengan menunggu. Bahkan untuk orang-orang tertentu sampai-sampai terbawa mimpi. Tidak ada yang salah dengan itu semua jika saat ini anda seperti itu dan Sang Pemilik Kehidupan mengijinkan itu terjadi pada anda. Tapi jika anda mulai kesal dengan penantian yang seolah-olah tak berujung itu mulailah beranikan diri menghentikan kegiatan menunggu tersebut. Karena seperti apa yang pernah dikatakan Gede Prama [seorang penutur kejernihan] bahwa begitu sesuatu yang diinginkan anda peroleh maka kebahagiannya berakhir dan muncul keinginan baru. Begitu seterusnya. Setiap garis finish pencapaian akan menjadi garis start baru untuk pencapaian berikutnya yang jauh lebih berat. Sangat bisa dimengerti kalau kemudian kehidupan menjadi membosankan, berat, stress, lelah dan lain sebagainya.

Beranikanlah diri anda untuk berkonsentrasi pada apa yang sudah anda dapatkan dan miliki saat ini. Ikhlaslah total pada masa kini. Biarkan masa depan anda diatur oleh Sang Pemilik Kehidupan. Orang bijak mengatakan : satu-satunya hidup yang riil dan hidup adalah hari ini. Katakanlah pada diri anda bahwa hari ini adalah hari yang paling indah dan tiada hari seindah hari ini.

Saya tahu ini tidak mudah perlu proses dan latihan, tidak serta merta bisa kita terapkan. Pelan-pelan saja! Karena pengulangan adalah ibu dari segala keterampilan. Jika pelan-pelan anda latihkan diri anda kelak suatu saat nanti anda akan keluar dari lingkaran menunggu dan kecewa. Saya sendiri juga sedang melatih diri saya untuk bisa keluar dari lingkaran menunggu dan kecewa ini. Tidak menunggu bukan berarti tidak punya keinginan dan tidak berharap tapi membiarkan Tangan sempurna Sang Pemilik Kehidupan yang bekerja untuk kita tanpa gangguan pikiran manusia.

Mudah-mudahan hal ini bisa segera kita terapkan dalam hidup kita agar rasa syukur tumbuh dan berkembang biak didalam diri kita. Sehingga melahirkan serangkaian nikmat yang dihadiahkan oleh Sang Pemilik Kehidupan.

Terima kasih, arigatoo, matur suwun, mator s’kong, kamsia, xie-xie, nuhun pisan, saohagolo, tarimo kasi, matur suksme, teurimong gaseh, mauliate and thank you for reading this article !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun