[caption id="attachment_127192" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita tentang potret manusia purba, karena manusia purba merupakan nenek moyang kita dan ini suatu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri. Jadi jangan kaget kalau di antara kita masih mempunyai sifat-sifat seperti manusia purba, oleh karena itu dengan adanya manusia purba maka kita menjadi ada. Ada yang mengatakan bahwa manusia purba itu sebenarnya telah ada bahkan usia nya mencapai ratusan hingga ribuhan tahun yang lampau.
Potret manusia purba ini sebenarnya sudah lama bahkan sudah ada sebelum peradaban manusia itu sendiri ada. Di dalam potret manusia purba sebenarnya tidak jauh berbeda dengan potret kehidupan kita sekarang ini, misalnya pada kehidupan manusia purba membutuhkan makan, butuh perlindungan berupa pakaian, butuh tempat tinggal yang nyaman yaitu dengan tinggal di dalam gua-gua, butuh seks, butuh hidup aman dari ancaman serta butuh hidup bersama dengan orang lain, untuk itu manusia purba butuh ekonomi dan teknologi.
Di dalam kehidupannya manusia purba menjalankan perekonomiannya dengan berburu binatang serta mencari buah-buahan yang semuanya masih disediakan oleh alam. Bahkan jika kita lihat di dalam film-film dokumenter menceritakan betapa kerasnya perjuangan manusia purba dalam menghadapi hidup, di mana mereka harus bertarung melawan binatang-binatang buas, mencari tempat perlindungan dengan cara berpindah-pindah dari gua yang satu ke gua yang lain. Pada waktu itu manusia purba menggunakan peralatan-peralatan seperti dari batu, tulang binatang, dan lain sebagainya demi kepentingannya. Peralatan-peralatan tersebut dapat digunakan untuk berburu, menghancurkan, dan sebagainya.
[caption id="attachment_127193" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Jika kita lihat potret kehidupan manu-sia purba pada waktu itu sangat mengerikan, di mana dia harus hidup berpindah-pindah, dari gua yang satu ke gua yang lainnya, keluar masuk hutan, bertarung melawan binatangbuas, bertahan menghadapi cuaca yang begitu dingin, dihadapkan pada resiko kematian yang sangat tinggi. Tapi itu semua hanyalah sebuah potret kehidupan masa lampau. Sedangkan potret kehidupan manusia purba tidak seperti kehidupan manusia di zaman modern seperti sekarang ini.
Manusia purba juga mengenal kepercayaan sama halnya dengan manusia modern seperti sekarang ini. Yang membedakan pada saat itu manusia purba mengenal kepercayaan melalui roh-roh yang tidak pernah terlihat tetapi ada, melalui roh-roh penunggu gunung, batu, pohon, dan lain sebagainya. Manusia purba menyembah roh-roh tersebut, meminta pertolongan serta mengagumi roh-roh tersebut. Melalui upacara-upacara tertentu manusia purba mewujudkan bentuk kepercayaannya.
Jika kita melihat potret kehidupan manusia purba, sebenarnya pada zaman itu manusia purba sudah mengenal seni dan bahkan suka dengan kesenian, serta gemar bercerita. Bentuk seni dan cerita manusia purba dapat dilihat pada dinding-dinding gua, tulisan-tulisan yang ada pada batu, bahkan manusia purba meninggalkan catatan sejarah bagi manusia modern.
[caption id="attachment_127195" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Mungkin kita sebagai manusia modern akan berpikir tentang mengapa manusia purba pada waktu itu gemar berkesenian dan gemar memuja sesuatu yang bersifat abstrak atau rohaniah. Untuk apa lukisan di dinding, tarian di malam hari sambil mengelilingi api, pakaian dari kulit binatang dan pohon? Kita tahu bahwa itu semua tidak bisa mengenyangkan perut. Lalu untuk apa benda-benda yang digunakan untuk pujaan tersebut? Kita tahu bahwa benda tersebut juga tidak dapat dimakan, tidak dapat digunakan untuk mencari makan, tidak dapat digunakan untuk berlindung dari serangan binatang buas dan kedinginan. Lalu apa perlunya manusia purba itu memuja sesuatu yang tidak ada?
Itu semua merupakan potret kehidupan manusia purba yang menjadi runtutan perjalanan peradaban sampai kepada manusia modern seperti sekarang ini. Manusia purba melalui kegiatannya sebenarnya telah menunjukkan bahwa sebenarnya dia itu bukan binatang, tetapi seorang manusia yang memiliki sesuatu di dalam dirinya yang disebut dengan roh. Dan inilah sifat-sifat dasar manusia purba yang sekarang ini kita warisi, seperti manusia purba melakukan aktivitas ekonomi dan manusia modern juga melakukan aktivitas ekonomi, mulai dari bekerja, berdagang, membuat sesuatu untuk dijual, dan lain sebagainya. Manusia purba menggunakan teknologi dan manusia modern juga menggunakan teknologi seperti mesin-mesin industri, sepeda motor, mobil, dan lain sebagainya. Manusia purba mengenal aktivitas spiritual dan aktivitas ini dapat dilihat pada manusia modern yaitu dengan beragama.
[caption id="attachment_127194" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Jika kita lihat potret kehidupan manu-sia purba dan manusia modern ternyata banyak yang diwariskan oleh manusia purba untuk manusia modern. Coba lihat dari kualitas manusianya, maka kualitas yang ada pada manusia modern ini telah mengalami degradasi, kemunduran, maaf jika dibandingkan dengan nenek moyang kita yaitu manusia purba. Mengapa demikian? Karena pada manusia purba masih mau melakukan kegiatan-kegiatan yang sama sekali tidak komersil seperti dengan upacara-upacara dan korban yang dilakukan serta melakukan kegiatan berkesenian, keagamaan. Tetapi pada sebagian manusia modern selalu berpikir buat apa buang-buang uang hanya untuk suatu pementasan seni? Buat apa menyisihkan rezeki untuk amal orang-orang yang kekurangan?, semuanya serba dihitung dengan kalkulasi untung rugi. Untuk diketahui bahwa manusia purba mau melakukan itu semua karena dengan melakukan hal-hal yang tidak komersil manusia purba merasa dirinya tenang serta merasa dirinya penuh sebagai manusia. Sedangkan pada sebagian manusia modern telah bermetamorfose untuk menjadi badak-badak liar dan telah turun derajatnya bahkan mungkin sejajar dengan binatang yang hanya peduli kepada kebutuhan-kebutuhan badaniah. Coba kita lihat, untuk memperebutkan nilai ekonomi sebagian manusia modern bersedia melakukan apapun seperti dengan jalan menipu, mencuri, korupsi, membunuh dan bahkan bersedia untuk perang. Sadis memang, kejam kenyataannya, liar keadaannya, itulah yang terjadi pada kehidupan sebagian manusia modern. Mereka bertarung sesamanya tanpa memperdulikan lagi nilai-nilai kemanusiaan. Mereka menghabiskan sumber-sumber alam hanya untuk memuaskan nafsu serakahnya. Hutan gundul, tanah longsor, dan banjir selalu terjadi pada saat musim hujan. Itu semua terjadi karena tangan-tangan serakah sebagian manusia modern.
Untuk itu sudah saatnya kita kembali kepada manusia purba yang merupakan nenek moyang kita dan telah mewariskan nilai-nilai luhur dalam berkehidupan dan bermasyarakat. Tetapi banyak sebagian manusia modern yang berpikir bahwa buat apa kembali kepada nilai-nilai manusia purba? Kita sebagai manusia modern sebenarnya telah memiliki nilai-nilai yang lebih baik dari pada manusia purba. Jika demikian coba kita lihat pada kehidupan manusia purba di mana manusia purba hidup berbeda dengan binatang, dan manusia purba selalu melakukan kegiatan-kegiatang seperti berkesenian dan beribadah tanpa komersil sedikitpun. Bahkan untuk suatu kegiatan upacara keagamaan manusia purba rela untuk tidak mencari makan, rela mengorbankan harta miliknya, rela bermati raga, berpuasa dan berpantang melakukan sesuatu, mengurangi tidur dan jam istirahat. Sedangkan pada kehidupan sebagian manusia modern sangat kecil kemungkinannya yang masih mau melakukan kegiatan seperti manusia purba tersebut. Dan tidak perlu dipungkiri sebenarnya pada sebagian manusia modern lebih buas perilakunya jika dibandingkan dengan manusia purba, mengapa demikian? Coba kita perhatikan pada sebagian manusia modern guna mementingkan kepentingan pribadinya selalu berpikir komersil misalnyasetiap harta benda yang dikeluarkan selalu diiringi dengan maksud untuk mendapatkan harta benda yang jauh lebih besar dari yang sudah dikeluarkannya, rela menggandakan uangnya dengan berbagai macam cara yaitu menjadi rentenir, dan masih banyak lagi potret kehidupan pada sebagian manusia modern.
Jadi melihat potret kehidupan manusia purba dan manusia modern sekarang ini dapat kita lihat mana sebenarnya yang lebih berharga dalam nilai-nilai berkehidupan dan bermasyarakat apakah manusia purba atau manusia modern sekarang ini yang selalu haus akan kekuasaan, kekayaan dengan menghalalkan segala cara mulai dari korupsi sampai menggunduli hutan dan menggantinya dengan pohon-pohon beton serta menggusur orang-orang pribumi untuk menjadi orang pinggiran, tidak memperdulikan lagi terhadap cuaca dan musim hujan yang sewaktu-waktu dapat menyebabkan banjir.
Terima kasih
Salam Mantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H