Co sing lie mien ka liau yong punci, yong chui kong nia, sahabat hokkian saya Rudi Winata pernah mengatakan ini kepada saya. Bahwa bisnis tidak selamanya memerlukan modal, kadang dengan mulut saja sudah cukup. Kemampuan kita berbicara juga bisa dijadikan modal untuk berbisnis.
Banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk berbisnis karena terkendala dengan modal. Saat memutuskan untuk berbisnis orang akan selalu berpikir tentang berapa modal yang diperlukan? Sebagai contoh untuk membuka warung bakso berapa modal yang diperlukan membeli segala sesuatunya seperti gerobak, kursi, meja, alat masak dan lain sebagainya.
Lalu pertanyaannya mungkinkah memulai bisnis tanpa memiliki modal alias modal dengkul? Mungkin saja! Karena tidak ada yang tidak mungkin didunia yang selalu menghadirkan dualitas ini. Semuanya serba mungkin apalagi kalau Tuhan sudah bersama kita. Apa-apa yang dilihat oleh kalkulasi rasional manusia tidak mungkin bisa menjadi mungkin kalau Tuhan sudah bersama kita. Tugasnya adalah bagaimana agar Tuhan mau bersama kita, supaya apa-apa yang dilihat tidak mungkin oleh orang lain bahkan oleh kita sendiri menjadi mungkin.
Jika saat ini anda berkeninginan kuat untuk berbisnis tapi anda tidak memiliki modal maka olahlah apa yang ada bersama anda sekarang. Orang bijak mengatakan “olahlah apa yang ada bersama anda, jangan mengolah yang tidak ada bersama anda.” Apa yang ada bersama anda? Mulut, yang bisa anda pergunakan untuk melobi orang lain. Otak, yang bisa anda pergunakan untuk menghasilkan ide-ide cemerlang. Kepercayaan, yang bisa anda pergunakan untuk meyakinkan orang lain.
Dengan itu semua anda bisa berbisnis jasa, berbisnis melalui internet, mempertemukan pemilik barang dengan peminat, menjual ide-ide anda kepada pemilik modal, menjual keahlian anda seperti memasak, membuat formula makanan dan minuman dan lain sebagainya, menawarkan kerjasama bagi hasil. Banyak sekali hal-hal yang bisa anda kerjakan jika anda mau membuka hati dan pikiran.
Saya memiliki seorang kawan yang bisa membangun bisnis besar dari menjual keahliannya terlebih dahulu. Ia adalah seorang yang ahli dalam membuat formula makanan ringan [snack jagung seperti Momogi]. Ketika tidak lagi bekerja mulailah ia melanglangbuana dari satu kota ke kota lainnya untuk menjual keahliannnya membuat snack jagung. Satu per satu perusahaan makanan ringan di tiap kota ia datangi untuk menjual keahliannya. Setelah terkumpul cukup uang baru ia memulai berbisnis dengan membuka pabrik.
Kepercayaan juga penting. Apabila kita sudah dipercaya oleh orang lain yang memiliki modal kita harus menjaganya dengan baik. Orang hokkian mengatakan ‘co lang ai u sim yong’, kepercayaan yang diberikan harus dipegang teguh.
Ditingkat yang lebih tinggi kita bisa melihat bagaimana Purdi E Candra membangun bisnis bimbel Primagamanya menjadi besar dari memulai dengan dua orang siswa dirumah. Lalu kemudian ditingkat dunia ada Howard Schultz yang membesarkan jaringan kedai kopi Starbucksnya. Dan masih banyak lagi yang bisa kita jadikan inspirasi buat kita untuk memulai bisnis.
Semuanya tergantung dari kemauan dan niat. Pepatah lama mengatakan when there is a will there is a way!
Terima kasih
____VM____
Salam Mantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H