Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aktor Laga --> Motivator Papan Atas

21 Agustus 2011   19:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:35 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_127051" align="alignleft" width="300" caption="Maaf Andrie Wongso berhalangan sementara diganti Andrie Arshavin {Google.com}"][/caption] Siapa yang tak mengenal nama yang satu ini. Pasti ada memang karena seberapa hebat dan terkenalnya seseorang pasti ada juga yang tidak mengenalnya. Dan itu merupakan sesuatu yang wajar dalam dunia yang selalu menghadirkan dualitas ini. Ada yang mengatakan Andrie Wongso adalah motivator papan atas Indonesia, saya rasa sahabat-sahabat kompasiana setuju dengan ini. Tapi setujukah anda kalau dikatakan dia motivator nomer 1. Bagi anda yang meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita adalah disebabkan karena kita sendiri bukan orang lain. Ilmu pengetahuan dan orang lain hanyalah alat bantu bagi pencapaian pribadi kita. Tentunya tidak setuju kalau dikatakan bahwa Andrie Wongso, Mario Teguh, Gede Prama atau siapapun adalah motivator nomer 1. Motivator nomer 1 bagi pencapaian kita masing-masing adalah diri kita sendiri.

Ok kembali ke Andrie Wongso, pria kelahiran Malang ini dilahirkan dengan segala keterbatasan namun itu semua tidak membuatnya menyerah. Keterbatasan tidak dilihatnya sebagai batu sandungan melainkan sebagai batu pijakan untuk melangkah kepada keadaan yang lebih baik. Masa kecilnya dilalui dengan berbagai keterbatasan finansial. Pada usia 22 tahun ia mencoba hijrah mengadu nasib dikota yang penuh persaingan bernama Jakarta, karena mendapat panggilan sebagai seorang salesman di sebuah perusahaan sabun. Ditengah-tengah kesibukannya sebagai seorang salesman untuk menyempatkan diri berlatih kungfu. Beladiri yang mengandung nilai-nilai kedisiplinan, tanggungjawab, komitmen, perjuangan dan kemauan keras. Nilai-nilai luhur ini semakin membentuk jati diri Andrie Wongso. Disamping itu, ketegaran orang tua Andrie dalam menghadapi kemiskinan juga berperan besar dalam pembentukan karakter dirinya.

[caption id="attachment_127052" align="alignleft" width="150" caption="Jurus kungfu teranyar [google.com"]"][/caption]Ditengah maraknya film-film kungfu Hongkong di tahun 70-an Andrie Wongso berkeinginan untuk menjadi bintang film. Untuk mewujudkan impiannya ini, tahun 1978 Andrie berhenti bekerja dan mencoba mengirimkan lamaran ke perusahaan-perusahaan film di Hongkong. Tiga bulan berlalu tanpa ada kabar dari perusahaan-perusahaan film tersebut. Pada saat yang sama ia mendapat kabar yang kurang menyenangkan bahwa salah satu orang tuanya dipanggil pulang oleh Sang Pemilik Kehidupan. Ia mengalami tekanan mental yang luar biasa. Setelah pulang ke kampung halamannya di tahun 1979 ia kembali ke Jakarta. Dan kali ini bekerja sebagai pelayan toko yang hanya melayani pembeli tetapi tidak diijinkan masuk kedalam toko, alias setengah kuli.

Andrie muda kemudian mengisi waktu luangnya dengan mendirikan perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Sedikit demi sedikit penghasilannya mulai melebihi pendapatannya sebagai pelayan toko dan itu memunculkan kembali hasratnya untuk menjadi bintang film kungfu. Ia memberanikan diri keluar dari pekerjaannya dan berlatih kungfu secara serius selama dua minggu dan kemudian mengirim foto dan surat lamaran ke Hongkong. Namun Fortuna Dewi eh...Dewi Fortuna belum berpihak kepadanya.

Sempat beberapa bulan hidup tanpa penghasilan akhirnya Andrie berhasil mewujudkan impiannya menjadi bintang film di Taiwan walaupun bukan sebagai pemeran utama. Tiga tahun ia menekuni profesi sebagai aktor laga kemudian kembali ke Indonesia dan mencoba merintis jalan sebagai seorang pengusaha pembuat kartu ucapan. Di tahun 1985 lahirlah Harvest. Seperti kebanyakan bisnis sukses, awal bisnisnya berjalan tidak mudah berbagai rintangan dan penolakan selalu menghampiri. Dimulai dari penjualan kartu secara keliling dari sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses. Hingga Harvest memiliki beberapa perusahaan pendamping. Boleh dikatakan Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun secara total dalam bidang motivasi.

Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran filosofis Action and Wisdom Motivation Training yang banyak bersumber dari cerita-cerita rakyat Cina, yakni hukum tentang pikiran, hukum tentang perubahan dan hukum tentang sebab akibat. Filosofi terkenal dari Andrie Wongso adalah “Success is My Right”. Pelatihan yang diberikan Andrie Wongso tidak terbatas hanya pada kalangan masyarakat tertentu, namun sudah merambah ke seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet dan lain-lain.

{Dari berbagai sumber}

Terima kasih

Salam mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun