Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Bilang Nazaruddin Bungkam ?!

19 Agustus 2011   13:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi:Google

Apa yang dilakukan Nazaruddin akhir-akhir sama seperti yang banyak kita lihat di sinetron-sinetron televisi, lupa...amnesia...tidak ingat segalanya. Kelihatannya Nazaruddin penggemar sinetron juga hehe...sehingga meniru apa yang dilakukan para aktor dalam sinetron-sinetron itu. Lalu pertanyaannya apakah dia betul-betul lupa atau hanya berstrategi, ini menjadi lahan perdebatan baru. Sebagai masyakarat yang sudah pusing dengan banyak hal kita dibikin semakin pusing dan bingung belum selesai satu perdebatan kita sudah disuguhi perdebatan baru dan bagi politisi yang terkait mungkin inilah yang dimaui mereka. Menciptakan isu-isu baru, perdebatan-perdebatan baru yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi tidak mau tahu dan peduli lagi terhadap apa yang terjadi.

[caption id="attachment_126536" align="alignleft" width="150" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Masalah bungkamnya Nazaruddin juga merupakan perdebatan. Bungkam atau dibungkamkan ? Banyak yang mengatakan Nazaruddin sudah bungkam dan tidak lagi bernyanyi. Menurut saya Nazaruddin tersangka kasus koruptor ini tidak bungkam, dia hanya menyanyikan ‘lagu’ yang berbeda dari apa yang pernah dinyanyikannya sewaktu dia masih buron dulu. Situasinya berbeda semasa dia buron dulu dengan sekarang bahkan jauh berbeda. So kalau begitu tidak ada yang aneh ketika dia memainkan ‘lagu’ yang berbeda. Bukankah kita juga harus bersikap situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi. Aksi bungkam dan lupanya ditambah surat terbukanya kepada Presiden SBY adalah lagu dengan irama baru yang sedang dinyanyikannya. Cuma nyanyiannya kali ini tidak langsung bisa dicerna atau ditelan bulat-bulat karena nyanyiannya kali ini bersayap. Perlu pemikiran dan pengkajian yang lebih jeli dalam mendengarkan nyanyian-nyanyiannya sekarang.

Kalau pun kita merasa janggal dengan apa yang diucapkan dan dilakukan Nazaruddin sekarang bukankah itu sudah biasa dalam panggung politik kita. Khususnya yang berkaitan dengan kasus Nazaruddin. Kalau kita amati banyak sekali kejanggalan-kejanggalan yang sudah terjadi yang dilakukan para aktor politik kita. Tapi satu hal yang pasti saya pikir bahwa Nazaruddin tidak mungkin melakukan semua ini sendirian. Tidak mungkin hanya sendiri. So kalau nanti pada akhirnya hanya Nazaruddin sendiri yang dihukum berarti penegakan hukum di republik tercinta ini belum mengalami progres yang signifikan. Sama seperti kasus-kasus sebelumnya.

Terima kasih

Salam Mantap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun