[caption id="attachment_128911" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi:Google"][/caption] Hidup tak lepas dari misteri. Banyak kejadian dan peristiwa kehidupan yang kadang tidak bisa dimengerti dan tidak bisa dikalkulasi oleh akal pikiran kita. Baru-baru ini sebuah kejadian unik terjadi di sebuah desa [Pasir Muncang] di Garut Jawa Barat. Seekor ayam yang disembelih untuk keperluan lebaran tidak mati,bahkan sampai tiga kali disembelih..!! Ayam tersebut bangkit dan masih bisa berjalan seperti layaknya ayam hidup biasa. Luar biasa...Maha Suci Tuhan Sang Pemilik Kehidupan. Ipin Sarifin pemilik ayam tersebut mengatakan bahwa urat leher dan saluran pernafasan ayam tersebut telah putus. Akhirnya Ipin membiarkan ayam tersebut hidup karena merasa kasihan. [Sumber: Topik Malam, An Teve]
Hidup memang sering menghadirkan peristiwa-peristiwa unik dan aneh. Kesemuanya itu merupakan ladang pembelajaran yang menanti untuk di baca [kaji]. Seruan MEMBACA yang disampaikan Sang Pemilik Kehidupan kepada Nabi-Nya itu saya pikir bukan hanya membaca kitab suci, buku-buku agama ataupun buku-buku ilmu pengetahuan. Tapi lebih kepada membaca secara menyeluruh termasuk juga didalamnya membaca alam dan kejadiannya, membaca berbagai peristiwa dan kejadian yang di hadirkan-Nya dalam kehidupan kita.
Alam sendiri juga mengajarkan banyak hal kepada kita. Sebagai contoh laut, kenapa laut bisa luas? Karena laut selalu terbuka dan tidak pernah serakah memilih setiap air yang datang. Orang-orang yang terbuka dan siap menerima berbagai hal yang datang kepada dirinya akan luas seperti laut. Arus air tidak pernah berhenti mengalir karena selalu mencari tempat yang lebih rendah. Sepertinya air sedang ingin bertutur bahwa kerendahatian akan membawa kita terus mengalir seperti air. Matahari sudah sejak lama tidak pernah pilih kasih dalam menyinari. Mau anda orang baik ataupun jahat ia tetap menyinari. Ini menyiratkan agar kita menerima apapun yang dihadirkan kehidupan kepada kita. Gunung juga bisa tinggi karena tidak pernah memilih-milih batu yang datang kepadanya. Air menyatu rapi ketika di satukan sementara batu bertabrakan apabila disatukan. Sepertinya alam sedang bertutur bahwa kelembutan akan membawa anda menyatu dengan kehidupan. Kalau kita perhatikan kepala juga mengandung pembelajaran tersendiri, mulut ada satu sementara telinga, mata dan lubang hidung diciptakan dua. Bukankah ini menyiratkan bahwa kita harus lebih banyak mendengar, mencium dan melihat dibanding berbicara??
Membaca yang ditulis manusia saja sudah membuat kita pintar dan tahu banyak hal apalagi membaca’ yang ditulis’ oleh Sang Pemilik Kehidupan. Berbagai peristiwa dan kejadian yang kita alami dalam keseharian kita adalah ‘buku pintar’ yang tak pernah selesai untuk di baca dan di kaji. Keengganan kitalah yang membuat kita berhenti bertumbuh. Setiap peristiwa kehidupan pasti menyisakan makna untuk di baca dan di kaji.
Semoga kehidupan menuntun kita untuk mau lebih banyak membaca apapun yang bisa di baca di kehidupan ini. Dan semoga kehidupan menuntun kita untuk selalu membacanya dari sisi positif.
Terima kasih
Salam mantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H