Mohon tunggu...
Vence Marines
Vence Marines Mohon Tunggu... wiraswasta -

Learning at the university of life Bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa hanya pembelajar di dunia dualitas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Menyambut Hari Kekalahan !?

31 Agustus 2011   14:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:20 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gema takbir berkumandang di mana-mana. Hari kemenangan yang di tunggu berjuta-juta umat muslim di seantero jagat telah tiba. Semuanya menyambut hari bahagia itu dengan penuh suka-cita. Berbagai kegiatan dan perayaan menyertai datangnya hari nan Fitri ini. Bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan pun tak lupa dilakukan. Perjuangan selama satu bulan penuh melawan hawa nafsu, mengikis ego dan membuka lapisan kesadaran diri berhasil dilewati. Hadiah tak ternilai berupa [kembali suci] pantas disandang bagi orang-orang yang berhasil melewatinya. Dan bagi orang-orang yang belum mudah-mudahan Sang Pemilik Kehidupan memberikan kesempatan di tahun-tahun mendatang. Selamat bagi yang berhasil meraih predikat ‘kembali suci’.

Berbicara tentang kemenangan tentunya tak luput dari kekalahan. Hidup selalu menghadirkan dualitas, ada siang-ada malam, ada suka-ada duka, ada susah-ada senang, ada sukses-ada gagal, ada tawa-ada tangis, dan ada kemenangan tentunya ada juga kekalahan. Setiap manusia tak bisa menghindarinya. Manusia manapun pasti mengalami kedualitasan kehidupan tersebut. Mau dia pejabat tinggi negara, konglomerat, publik figur, penulis sampai tukang cendol sekalipun tidak bisa mengelak.

Menerima kemenangan relatif lebih mudah di banding dengan menerima kekalahan. Jika hari ini tamu yang berkunjung ke rumah kehidupan kita bernama kemenangan, maka sekali waktu tamu yang bernama kekalahan juga akan mampir. Dan kita tak bisa menutup pintu untuknya.

Menolak kekalahan memang manusiawi namun belajar menerima kekalahan adalah langkah awal kedewasaan sekaligus kebijaksanaan. Karena masing-masing tamu membawa pesan pembelajarannya sendiri-sendiri. Seperti yang pernah dikatakan Jalalludin Rumi bahwa hidup serupa tinggal di losmen. Setiap hari tamunya silih berganti. Dan siapa pun tamu kehidupan [susah-senang, kalah-menang dsb] jangan lupa tersenyum.

Sudah sejak lama manusia memburu yang namanya kemenangan dan membuang jauh-jauh yang namanya kekalahan. Tidak ada yang melarang manusia untuk mengejar kemenangan. Ia ibarat untung bagi pedagang dan seperti ikan bagi nelayan. Ia adalah vitamin pembangkit energi yang membuat hidup jadi lebih hidup. Ia ibarat motivator yang membuat kita terus bertenaga dan tidak kelelahan. Tapi sekali waktu, jika sudah sampai putarannya kalah juga tidak kuasa dibendung.

Orang-orang bijak selalu melatih diri untuk selalu tersenyum baik didepan kemenangan ataupun kekalahan. Sebahagian orang bijak malah mengatakan kekalahan lebih memuliakan perjalanan di banding kemenangan. Karena kekalahanlah yang mengajarkan kita tentang kesabaran, keikhlasan dan kerendahatian. Dan ini semua tidak pernah bisa didapat dari kemenangan manapun. Kemenangan, kekalahan, kesuksesan, kegagalan semuanya datang dan pergi, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengukir makna dari apa-apa yang diberikan Sang Pemilik Kehidupan kepada kita.

So kalau begitu, selamat menyambut hari kekalahan, jika suatu waktu nanti tamu yang bernama kekalahan itu mampir di rumah kehidupan kita. Gede Prama [seorang penutur kejernihan] pernah berkata : “Barang siapa yang bisa melihat keindahan pada setiap unsur dualitas [baik-buruk, sukses-gagal, untung-buntung, bahagia-derita] dia berada di depan gerbang pencerahan dan hatinya pun kemudian bernyanyi; ‘mawar melati....semuanya indah’.”

Inspired by: Gede Prama

Terima Kasih....Salam Mantap !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun