[caption id="attachment_128662" align="aligncenter" width="455" caption="Ilustrasi:Google"][/caption]
Hari kemenangan yang ditunggu-tunggu itu sudah tiba segenap warga muslim dunia merayakannya dengan penuh suka cita. Satu bulan penuh perjuangan melawan hawa nafsu tuntas sudah. Kemenangan merupakan hadiah terindah bagi yang berhasil melawan hawa nafsu, mengikis ego dan menumbuhkan kesadaran dalam diri. Dan untuk mempertahankan keadaan yang kita dapat sekarang tidaklah mudah perlu perjuangan dan usaha yang terus menerus.
.
Lalu pertanyaannya adalah; apakah setelah Hari Raya...Hari Kemenangan ini kita bisa terus meraih kemenangan setiap hari? Dengan apa yang kita pelajari dibulan Ramadhan dan sedikit pembelajaran tentang ilmu kehidupan seharusnya kita bisa menang setiap hari. Orang-orang yang menang setiap hari menurut Gede Prama [seorang penutur kejernihan] adalah orang-orang yang tidak menetapkan kriteria tertentu terhadap berbagai kejadian dan perubahan yang dialaminya dalam hidup.
Perayaan-perayaan kehidupan sulit dan bahkan teramat sulit dilakukan oleh manusia yang memiliki kriteria-kriteria tetap. Kriteria-kriteria yang harus sesuai dengan keinginan dan pengharapannya. Padahal kita juga tahu bahwa yang baik dan menyenangkan menurut kita itu belum tentu betul-betul baik menurut Sang Pemilik Kehidupan. Sebab dengan kriteria tetap manusia langsung tertendang oleh perubahan. Ketika kriterianya memenuhi syarat maka perayaan kemenangan terjadi. Tatkala kriterianya tidak memenuhi dan sesuai dengan syarat perubahan maka terpental jauhlah manusia dari perayaan kemenangan. Ketika kita mensyaratkan tindakan dan usaha yang kita lakukan maka siap-siaplah kita untuk kecewa. Karena secara general biasanya lebih banyak keinginan kita yang tidak terpenuhi dibanding yang terpenuhi. Itu pula menurut saya yang mendasari kenapa seorang Bob Sadino pada suatu kesempatan mengatakan bahwa ia tidak pernah berharap. Melakukan...melakukan dan melakukan itu yang saya lakukan begitu ujar pengusaha nyentrik kelahiran Tanjung Karang ini.
Jika kita mau belajar dari alam kemungkinan kriteria-kriteria seperti itu tidak akan kita tetapkan dalam setiap langkah kehidupan kita. Tugas kita hanya melakukan sementara ketetapan adalah milik-Nya. Belajarlah dari alam yang diwakili oleh langit, gunung, samudra, matahari, bulan, bintang dan tumbuh-tumbuhan yang sudah sejak lama hidup tanpa kriteria. Pohon dalam bertumbuh tidak pernah menentukan syarat dan kriteria orang seperti apa yang boleh berteduh dibawahnya. Tidak ada pohon yang berhenti bertumbuh hanya karena orang jahat sering berteduh dibawahnya. Bulan juga tersenyum memberikan sinarnya tanpa pandang bulu. Matahari tidak pernah bertanya apakah anda orang baik atau tidak, ia tetap menyinari. Samudra juga tidak pernah serakah memilih air dari mana yang datang. Sepertinya alam sedang bertutur bahwa berpelukan mesra dengan kehidupan itu indah. Dan itulah kemenangan yang setiap hari bisa anda rayakan.
Tidak saja sukses berpelukan, dengan gagal pun berpelukan. Tidak saja orang baik yang menjadi teman, yang tidak baik pun jadi teman. Tidak saja tawa yang menggoda, luka pun sama menggodanya. Tidak saja naik pangkat gembira, pensiun pun di syukuri. Tidak hanya hujan di syukuri panas pun dinikmati. Karena masing-masing membawa pesan pembelajaran tersendiri. Kesabaran, kerendahatian dan kebijaksanaan bisa didapat dari kekalahan. Dan tidak bisa diajarkan oleh keberhasilan atau kemenangan manapun. Masing-masing pengalaman membawa pesan pembelajarannya sendiri-sendiri. Tidak ada alasan untuk tidak merangkul dualitas kehidupan jika anda mau menang setiap hari.
Salah satu manusia yang sudah sampai pada tataran merayakan kemenangan setiap hari menurut Gede Prama adalah Chogyam Trungpa. Dalam bukunya Crazy Wisdom ia pernah menulis : “Pengalaman tidak berkerangka menyenangkan atau menyedihkan, pengalaman adalah pengalaman, ia hadir sebagaimana adanya. Bahkan ketakutan sekali pun bisa membawa pesan-pesan kebijaksanaan. Pengalaman apapun yang anda dapat setelah hari kemenangan ini berusahalah untuk selalu merangkulnya dengan sama mesranya.
Tatkala seluruh penglihatan diterangi kebijaksanaan, pelukan-pelukan mesra dengan kehidupan semakin erat. Semakin erat pelukannya semakin sering hidup menjadi perayaan. Semoga kita bisa terus merayakan kemenangan setelah hari kemenangan ini !!
Terima kasih
Salam mantap
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H