Mohon tunggu...
venansius puri
venansius puri Mohon Tunggu... Full Time Blogger - -

Kiper cc 2025

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsumtif Mulai Menjamur

12 November 2024   10:13 Diperbarui: 12 November 2024   10:26 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsumtif mulai menjamur

Perilaku konsumtif di kalangan anak Jakarta Selatan dapat dilihat sebagai hasil dari kombinasi pengaruh sosial, media, dan lingkungan keluarga. Lingkungan Jakarta Selatan yang identik dengan gaya hidup urban dan modern mendorong anak-anak untuk mengikuti tren demi menjaga status sosial mereka. Media sosial juga memainkan peran besar, karena anak-anak terpapar konten influencer yang mempromosikan produk-produk mewah dan gaya hidup glamor, membuat mereka terdorong untuk meniru.

Di sisi lain, banyak orang tua di kawasan ini yang memiliki kecenderungan untuk memanjakan anak-anaknya dengan memberikan barang-barang mahal sebagai bentuk perhatian, terutama dalam keluarga berpenghasilan tinggi. Pengaruh lingkungan sekolah dan teman sebaya pun memperkuat kecenderungan konsumtif ini, karena di lingkungan tersebut, barang-barang bermerek dan terbaru sering menjadi tolok ukur pergaulan. Akibatnya, anak-anak tumbuh dengan pola pikir yang menjadikan konsumsi sebagai tolok ukur penerimaan sosial, tanpa memahami secara mendalam nilai uang atau kebutuhan sebenarnya.

Perilaku konsumtif anak-anak di Jakarta Selatan erat kaitannya dengan kondisi ekonomi keluarga yang relatif mapan di kawasan tersebut. Dengan akses terhadap sumber daya finansial yang lebih besar, banyak keluarga di Jakarta Selatan mampu menyediakan barang-barang mahal atau bermerek untuk anak-anak mereka tanpa kesulitan berarti.

Kondisi ekonomi yang stabil ini memungkinkan anak-anak untuk memiliki berbagai barang konsumtif dengan mudah, dari gadget terbaru hingga pakaian dan aksesori yang sedang tren. Selain itu, dalam lingkungan sosial yang berkelas, anak-anak sering kali melihat konsumsi sebagai simbol status, di mana barang-barang yang mereka miliki mencerminkan posisi sosial keluarganya. 

Akibatnya, anak-anak terbiasa memandang konsumsi bukan sekadar sebagai pemenuhan kebutuhan, tetapi sebagai cara untuk mengekspresikan identitas atau prestise, sehingga perilaku konsumtif menjadi hal yang lumrah dan bahkan dianggap wajar dalam keseharian mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun