Dulu ia di sanjung bagai Panglima
Dulu sekali,
Ia mengira, seakan ialah pemilik dunia
Lantunan berganti,
Ini harinya, bukan lagi hariku
Deretan penghargaan dan foto perkasanya
Perlahan memudar.....
Kini, perlahan-lahan
Satu persatu buah hatinya beranjak
Ia memberi restu,
Seolah semuanya baik adanya
Jauh dalam balutan senyum
Hati kecilnya menangis,Â
Nak, Ayahmu sendiri, butuh hadirmu.
Dulu_____
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!