Mohon tunggu...
Konstantinus Jalang
Konstantinus Jalang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang

Berfilsafat dari Bawah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Homesick

11 Juni 2021   15:10 Diperbarui: 11 Juni 2021   15:31 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Homesick adalah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti "rindu rumah" atau "rindu kampung halaman". Homesick sering dialami oleh orang-orang yang mainnya jauh dari rumah. Mereka biasanya adalah para perantau yang meninggalkan kampung halaman, baik karena keputusan pribadi maupun karena desakan orang tua dan keluarga. Merindu adalah disposisi batin yang dialami oleh semua perantau.

Tidak setiap saat kita mengalami homesick. Homesick biasanya terjadi di awal-awal kedatangan kita di tempat yang baru. Saat itu, kita sangat merindukan orang-orang rumah, teman-teman dan kebiasaan-kebiasaan harian kita di rumah atau tempat tinggal kita sebelumnya. 

Lalu, di tempat yang baru, kita harus berjumpa dengan orang-orang baru serta kebiasaan yang sangat baru. Tetapi, homesick betul-betul sekadar merindu, tanpa harus membuat kita benar-benar pulang ke rumah. Kalian sangat merindukan keluarga dan teman-teman kalian di tempat sebelumnya, tetapi kalian tidak (belum) bisa pulang. Kalian tahu, pengalaman seperti ini sedikit menyakitkan.

Homesick juga bisa terjadi di momen-momen khusus, misalnya: saat perayaan tahun baru, ulang tahun, perayaan natal, perayaan paskah, dst. Di zaman sekarang, rasa rindu itu bisa sedikit terobati, lantaran kita masih bisa bertukar kabar via whatsapp dengan keluarga. Perjumpaan virtual semacam ini pun tidak sepenuhnya mengobati rasa rindu akan keluarga di rumah. Kita tetap saja merasa masih ada yang kurang. Kita harus jujur bahwa rasa rindu hanya tuntas setelah sebuah perjumpaan yang riil.

Sebetulnya, homesick bisa dijadikan pengalaman yang mengantar kita pada sebuah refleksi tentang apa artinya perjumpaan. Perjumpaan tidak sekadar ada bersama di tempat yang sama. Lebih dari itu, perjumpaan adalah saat di mana kepedulian itu benar-benar nyata. 

Perjumpaan adalah saat di mana kita bisa membedakan mana yang fact dan mana yang fake. Singkat kata, perjumpaan adalah momen pembuktian dari setiap kata-kata yang kedengarannya manis.

Perjumpaan menyadarkan kita bahwa keluarga adalah tempat sekaligus suasana paling nyaman ketika kalian ingin pulang. Apapun yang kalian dapat, apapun yang kalian alami, kalian tetap saja merindukan keluarga kalian. Namun, cepat atau lambat, di tempat yang baru pun, kalian akan berjumpa dengan kenyamanan baru yang mungkin suatu saat bikin kalian terkena homesick lagi.

Oleh: Venan Jalang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun