Tulisan ini terinspirasi oleh sebuah peristiwa unik yang terjadi di dalam ruang kelas Filsafat beberapa bulan yang lalu. Waktu itu, semua mahasiswa sedang serius mendengarkan penjelasan dosen. Kalau tidak salah ingat, saat itu kami sedang mengikuti kuliah Filsafat Postmodern. Hampir semua mahasiswa fokus pada penjelasan dosen sambil sedikit mencatat.
Biasanya, ada beberapa mahasiswa yang suka duduk di kursi paling belakang kelas. Sudah sejak semester 1, beberapa wajah yang sama selalu saja menempati kursi paling belakang kelas. Mereka ini biasanya terdiri dari orang-orang yang sering ketiduran saat kuliah. Untuk menghindari rasa malu, mereka kemudian terpaksa harus duduk di deretan paling belakang.
Kuliah Filsafat Postmodern biasanya terjadi pada pukul 07:30-10:45 WIB (Waktu Indonesia Barat). Tetapi, dalam situasi luar biasa, kuliah akan digeser ke pukul 17:30-19:00 WIB. Karena beberapa alasan, kuliah Filsafat Postmodern di hari itu digeser ke sore hari, yakni pukul 17:30-19:00 WIB.
Pergeseran waktu kuliah kadang-kadang menimbulkan keresahan tersendiri bagi beberapa mahasiswa yang punya pacar posesif. Lupa memberitahu perubahan jadwal kuliah kepada sang pacar rupanya menjadi mimpi buruk bagi sebuah hubungan. Ini yang dialami oleh teman saya.
Sore itu, dia lupa memberi tahu kepada pacarnya kalau dia sedang kuliah. Secara kebetulan juga, sang pacar mendatangi kost teman saya ini tanpa sepengetahuan teman saya. Pacar posesif yang menyaksikan kamar kost tanpa diisi tubuh teman saya tadi, sontak marah-marah. Tidak lama setelah menyaksikan kamar kosong, perempuan itu langsung menelfon teman saya yang sedang kuliah. Ruang kelas Filsafat yang sedang tenang kemudian berubah riuh saat nada dering handphone teman saya berbunyi deras.
Semua mata mahasiswa kemudian mengubah arah pandangan ke deretan kursi paling belakang, tepat di mana teman saya sedang duduk. Beberapa mahasiswa merasa sangat terganggu. Tetapi, sebagian besar mahasiswa malah menghayati peristiwa tersebut sebagai jeda sebentar sebelum fokus mendengarkan dosen lagi. Teman saya belum sempat mengecilkan bunyi volume, tiba-tiba handphonenya berbunyi lagi. Bunyi yang kedua agak berbeda. Saya menduga, itu bunyi nada notifikasi chatt.
Lantaran cemas atau takut kehilangan sang pacar, teman saya ini kemudian langsung membuka whatsapp voice note dari sang pacar tanpa terlebih dahulu mengecilkan volume handphonenya. Entah karena gegabah atau atau setan apa yang sedang merasuki teman saja waktu itu, tiba-tiba voice note yang berbunyi: "Anjing, kamu di mana?" dari handphonenya memecah ketenangan kelas kuliah Filsafat Kontemporer di sore itu. Beruntung, saat itu kami sedang berhadapan dengan dosen yang baik hati. Dia hanya tersenyum sebentar sebelum melanjutkan penjelasan lagi.
Selamat tahun baru untuk semua
Oleh: Venan Jalang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H