Mohon tunggu...
Lovely Christi Zega
Lovely Christi Zega Mohon Tunggu... Psikolog -

Untuk informasi terkini, terlengkap, dan terpercaya hubungi ketok magic kenalan terbaik anda.... - Pemilik majalah online a-and-o.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tidak Ada SKS dalam Ujian bagi Mahasiswa di Jerman

1 Maret 2016   18:24 Diperbarui: 2 Maret 2016   14:44 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Suasana kuliah di Jerman (sumber: dok. pribadi)"][/caption]Dalam istilah pendidikan kita ada istilah SKS. SKS dalam arti denotatif berarti satuan kredit semester. Sistem ini diberikan sesuai dengan bobot satu mata kuliah. Dengan kata lain, satu mata kuliah memiliki jumlah SKS yang berbeda sesuai dengan bobot mata kuliah tsb.

Namun SKS memiliki arti lainnya. Arti konotatif untuk SKS adalah sistem kebut semalam. Sistem ini sering digunakan mahasiswa dan pelajar untuk belajar sehari sebelum ujian dimulai. Saya pun termasuk pelaku sistem ini ketika saya menempuh pendidikan di Indonesia. Hal yang terjadi dengan sistem ini adalah siswa atau mahasiswa mencoba mengingat sebanyak mungkin tanpa mengkritisi, menganalisis, atau mencerna, serta menelan mentah-mentah apapun yang disuguhkan entah oleh pihak pendidik maupun oleh buku pegangan.

Hal demikian tidak terjadi di Jerman. Mungkin karena sebagian besar ujiannya berbentuk essay, belajar secara SKS hanya dapat memastikan bahwa siswa atau mahasiswa akan gagal dalam ujian. Ujian di Jerman dilaksanakan dengan penempatan bangku yang berselang-seling satu bangku kanan-kiri dan depan-belakang. Selain itu, pengawas untuk ujian pun untuk satu kelas besar terdiri dari beberapa orang. Ditambah lagi, peserta hanya diijinkan membawa pulpen dan kartu mahasiswa/pelajar selama ujian. Situasi yang demikian hanya dapat dihadapi jika siswa dan mahasiswa mempersiapkan diri dengan baik untuk ujian.

Mungkin karena tuntutan terlalu tinggi dan situasi ujian yang menegangkan, tidak sedikit siswa atau mahasiswa yang mengalami kecemasan ketika musim ujian tiba. Di Jerman, bahkan ada istilah khusus untuk hal ini yakni "Prüfungsangst". Kata "Prüfung" yang berarti ujian dan kata "Angst" yang berarti ketakutan atau kecemasan bahkan menjadi fenomena tersendiri di Jerman. Sebuah studi menunjukkan bahwa sekitar 40% mahasiswa di Jerman mengalami Prüfungsangst. Kecemasan ini juga berdasar karena selain situasi ujian yang demikian, ujian di Jerman pun terkenal dengan tingkat kesulitannya. Data kementrian pendidikan di Jerman menunjukkan bahwa tahun 2002 prosentase mahasiswa yang putus kuliah sebesar 23%.

Dengan demikian, tidaklah mengherankan jika siswa dan mahasiswa di Jerman mau tak mau benar-benar mempersiapkan diri untuk ujian. Persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa tidak tanggung-tanggung. Seseorang pernah berkomentar bahwa persiapan selama sebulan tidaklah cukup. Bahkan, ada yang telah mempersiapkan ujian tiga bulan sebelum ujian.

Mungkin itulah sebabnya penguasaan materi dan keahlian dari pendidikan di Jerman berkualitas. Meski siswa di Jerman baru mulai mempelajari huruf dan angka di kelas 1 SD dan dikelas 3 SD hasil kerja siswa baru diberi nilai, namun ditingkat yang lebih tinggi pun siswa dan mahasiswa diberi ujian yang sesuai dengan tingkat harapan dan standar yang ditetapkan. Mudah-mudahan ke depannya sistem pendidikan di Indonesia pun dapat menjadi lebih baik. Salam pendidikan.

[caption caption="Suasana kuliah di Jerman (sumber: dok. pribadi)"]

[/caption]

Sumber:

Eurocentres - Prüfungsangst-Stipendium

Bundesministerium für Bildung und Forschung. (2008). Deutschlands Rolle in der globalen Wissensgesellschaft stärken: Strategie der Bundesregierung zur Internationalisierung von Wissenschaft und Forschung. Berlin: Scholz & Friends.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun