Mohon tunggu...
Lovely Christi Zega
Lovely Christi Zega Mohon Tunggu... Psikolog -

Untuk informasi terkini, terlengkap, dan terpercaya hubungi ketok magic kenalan terbaik anda.... - Pemilik majalah online a-and-o.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kerja 20 Tahun Gaji "Sama" Dengan Karyawan Baru

8 Maret 2014   20:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:08 5081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Admin/Ilustrasi(Shutterstock)

Kemarin (8/3/2014) saya sempat menikmati naik KRL, setelah sekian lama tidak menggunakan moda transportasi ini. Kebetulan waktunya bertepatan dengan jam pulang kerja. Karena kereta penuh, jadilah saya mendengar dengan sukarela curhat dua pekerja mengenai gaji. Alkisah adalah seorang karyawan baru yang minim pengalaman namun gajinya sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan senior yang telah bekerja 20 tahun ini. Para karyawan senior ini merasa sakit hati karena mereka menganggap hasil kerja mereka selama puluhan tahun tidak dihargai. Mereka pun menjauhi sang karyawan baru dengan membuat ybs sendirian pada jam makan siang. Saya tidak tahu persis perusahaan tempat mereka bekerja bergerak dibidang apa, atau tugas dan tanggung jawab karyawan lama dan baru apa, namun situasi ini mungkin ditemukan, terutama pada perusahaan swasta. Situasi ini pernah saya alami, dari sisi si anak bawang. Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap para karyawan senior, saya ingin mengulas hal-ikhwal gaji berdasarkan pengalaman. Karena berdasarkan pengalaman, tentu saja kemungkinan berbeda dibandingkan dengan pengalaman orang lain. Meski demikian, saya berharap tulisan ini dapat menjadi sudut pandang lain baik bagi karyawan senior maupun bagi anak bawang. DERET HITUNG & DERET UKUR Kenaikan gaji ibarat deret ukur, sedangkan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup bagaikan deret hitung. Itulah alasan paling umum mengapa gaji karyawan baru bisa menyamai atau bahkan lebih tinggi dari gaji karyawan senior. Tingkat pendidikan, tingkat inflasi, dan kebijakan gaji yang berlaku umum pada saat itu adalah beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan soal gaji, termasuk keputusan berkaitan dengan gaji karyawan baru. Sebagai gambaran, karyawan yang mulai bekerja pada awal tahun 90an jelas gajinya berbeda dengan karyawan yang mulai bekerja pada tahun 2000an. Pada awal tahun 90an dimana biaya transportasi atau item biaya hidup lainnya sangat jauh berbeda dengan biaya hidup ditahun 2000an. Sebagai perbandingan misalnya adalah biaya cicilan rumah. Pada akhir tahun 80an, biaya cicilan rumah tipe 25, percaya tidak percaya, adalah kurang dari 30 ribu rupiah. Bandingkan dengan biaya cicilan rumah tahun ini, sangat jauh berbeda bukan? Demikian sekilas gambaran dan perbandingan mengenai kebutuhan hidup yang mengikuti deret hitung. Dipihak lain, berapa persen kenaikan gaji setiap tahunnya? Meski hal ini merupakan kebijakan dari masing-masing perusahaan, namun yang jelas adalah bahwa kenaikan gaji besarnya sekian persen dari gaji. Hanya sebagian kecil karyawan yang dapat menikmati kenaikan gaji dalam hitungan puluhan persen, sebagian besar lainnya telah kita ketahui secara umum. Dengan demikian, kenaikan gaji mengikuti deret ukur. TUGAS-TANGGUNG JAWAB Kerjaannya ngapain sih anak baru itu? Kerjaan begitu doang gajinya gede. Begitu juga halnya yang saya alami dulu. "Kerjaan cuman ngobrol doang,eh digaji," ujar seorang kolega. Kebetulan saya dulu bekerja dibagian penerimaan karyawan. Untuk mengetahui kemampuan dan pengalaman calon karyawan, tugas saya diantaranya adalah wawancara. Karena tidak memiliki kemampuan indera keenam untuk membaca pikiran atau telepati, menurut saya wawancara adalah hal penting untuk dapat mengambil keputusan yang masuk akal terkait dengan penerimaan karyawan. Beberapa bulan setelah bekerja diperusahaan, mantan atasan saya meminta saya untuk mewawancarai dua kandidat secara bergantian: tanpa CV, tanpa informasi mengenai posisi yang dicari. Hingga saat itu, saya diberi tugas untuk mewancarai kandidat hingga supervisor. Hari itu, saya baru tahu kemudian bahwa yang diwawancara adalah level manager. Mantan atasan saya memberitahukan hal tsb. Setelah saya mewawancara kandidat-kandidat tsb, mantan atasan saya juga menanyakan rekomendasi wawancara. Hal itu berlangsung selama beberapa bulan. Setelah beberapa bulan, mulailah mantan atasan saya mempercayai saya untuk mewawancarai kandidat diatas level supervisor. Sejak saat itulah, saya memproses seluruh kandidat diseluruh bagian dan seluruh level. Lebih lanjut, karena hasil rekomendasi mantan atasan dan saya hampir selalu sesuai, maka sejak beberapa waktu setelah saya ditugasi mewawancarai level manager, mulailah atasan saya tidak menemui kandidat yang tidak direkomendasikan oleh saya. Mungkin kelihatan agak berlebihan, demikian juga awalnya pendapat kepala bagian-kepala bagian lain. Namun karena ternyata rekomendasi saya sesuai dengan hasil wawancara mereka, alhasil mereka pun akhirnya bersikap sama dengan atasan saya, yakni tidak mewawancarai kandidat yang tidak direkomendasikan. Mungkin saat itu pengalaman saya masih minim, apalagi saya termasuk karyawan baru disitu. Dalam kurun waktu kurang dari setahun, perubahan demi perubahan terjadi. Hal demikian mungkin jarang terjadi, tapi bukan berarti tidak mungkin. Bagaimana dengan karyawan baru ditempat anda? Perubahan tugas dan tanggung jawab apa yang dikerjakannya? Mungkin karyawan baru tidak membawa perubahan, namun mungkin saja tugas dan tanggung jawab yang dikerjakannya adalah hal yang baru. Bagian atau divisi baru bisa saja diberi kompensasi lebih tinggi jika tugas dan tanggung jawab yang dikerjakannya dihitung dengan tingkat resiko dan beban tugas pekerjaan. BAJAK-MEMBAJAK Hal lain yang juga turut mempengaruhi tingginya gaji karyawan baru adalah urusan bajak-membajak. Beberapa perusahaan mempekerjakan dengan senang hati karyawan dari perusahaan pesaing. Keuntungan mempekerjakan karyawan dari perusahaan pesaing, yang dikenal juga dengan istilah membajak, adalah perusahaan tidak terlalu bersusah payah melatih karyawan baru karena karyawan telah memiliki latar belakang kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan bidang kerja perusahaan. Potensi dibajaknya karyawan dapat menjadi bahan pertimbangan pemberian gaji tinggi untuk karyawan baru. Yang berpotensi dibajak oleh perusahaan lain misalnya adalah bagian marketing atau bagian penelitian dan pengembangan. SUMBANGSIH BAGI PERUSAHAAN Bagian ini saya tulis tanpa bermaksud menyinggung bagian apapun dan pihak manapun diperusahaan. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, bagian ini saya ibaratkan sebagaimana tubuh. Perusahaan adalah satu tubuh. Seluruh bagian tubuh adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Masing-masing bagian saling menunjang dan saling membutuhkan. Dengan demikian, masing-masing bagian memiliki tingkat kepentingannya masing-masing. Demikian pula halnya dengan perusahaan, setiap bagian dalam perusahaan adalah penting. Meski demikian, ada bagian yang diberi kompensasi lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lain. Bagian marketing misalnya, apalagi marketing yang berhubungan dengan pemasaran antar perusahaan, marketing yang demikian diberi kompensasi sangat tinggi mengingat koneksi atau biaya hidup yang dibutuhkan untuk sesuai dengan gaya hidup yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pertimbangan lainnya adalah kemungkinan jika kesepakatan pemasaran terjadi, berapa keuntungan yang dapat disumbangkan oleh bagian marketing bagi perusahaan? Demikian pula sebabnya bagian marketing dan sales seringkali menerima bonus untuk hasil kerjanya. Dari pengalaman pribadi, sistem rekrutmen perusahaan ditempat saya pernah bekerja adalah sistem rekrutmen dari rekomendasi. Sehingga, karyawan yang bekerja sebagian besar adalah koneksi dari keluarga, saudara, atau tetangga. Ketika saya baru bekerja, saya adalah orang kedua yang menangani rekrutmen eksternal. Saya sendiri adalah hasil dari rekrutmen eksternal alias bukan bawaan orang dalam. Lalu mengapa gaji saya dapat dianggap lebih tinggi daripada karyawan senior dan bahkan mengalami kenaikan gaji hingga beberapa kali? Dari perspektif saya hal ini berkenaan dengan sumbangsih bagi perusahaan. Karena tidak seluruh karyawan rekomendasi sesuai dengan yang diinginkan perusahaan, maka perusahaan memakai jasa head hunter untuk merekrut karyawan baru. Hal yang membedakan jasa head hunter dengan rekrutmen internal adalah biaya jasa head hunter pembayarannya dapat sebesar 13 kali gaji yang disepakati dengan karyawan baru. Sebagai gambaran, saya pernah diijinkan mengikuti pertemuan dengan ibu dari direktur tempat saya pernah bekerja. Yang diijinkan mengikuti pertemuan tsb minimal menjabat sebagai asisten manager. Sebagai supervisor sebenarnya saya tidak sesuai mengikuti pertemuan tsb. Namun, setidaknya menurut mantan atasan saya, posisi tertinggi dibagian saya adalah saya sendiri. Saya melapor langsung pada mantan atasan saya, yakni manager, setara dengan senior manager, posisi tertinggi didepartemen SDM. Jadilah saya diijinkan mengikuti pertemuan tsb. Pertemuan tsb diikuti oleh 20 orang lebih. Lebih dari sepertiga peserta pertemuan adalah hasil rekrutmen baru. Jika diandaikan gaji mereka 5 juta rupiah, dikali sepertiga peserta maka kira-kira sebanyak 6 orang karyawan, kemudian dikali tigabelas kali gaji maka dana perusahaan yang dihemat adalah sekitar 390 juta rupiah. Namun jumlah karyawan level tsb yang merupakan hasil rekrutan baru pada waktu itu adalah lebih dari enam orang dan gaji mereka juga lebih dari lima juta. Hal ini berlangsung dalaj kurun waktu sekitar dua tahun. Ketika itu saya jelas masih karyawan baru dan minim pengalaman jika dibandingkan dengan yang bekerja selama 20 tahun, namun hal ini tidak berarti bahwa sumbangsih bagi perusahaan tidak signifikan. Bagaimana dengan sunbangsih karyawan baru diperusahaan anda? DISKRIMINASI Hal ini juga sangat tergantung dengan perusahaan. Ada perusahaan yang cenderung merekrut calon karyawan dari etnis tertentu atau ada juga perusahaan yang cenderung merekrut karyawan perempuan, muslim, yang berjilbab atau bersedia menggunakan jilbab, atau ada perusahaan yang hanya mau merekrut karyawan alumni kampus tertentu. Diskriminasi terjadi, walau tidak diumumkan secara terang-terangan. Mungkin saja karyawan baru memiliki kualifikasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Hal inilah yang kemungkinan menjadi sumber pembeda pemberian gaji. Ada beberapa hal lain yang belum ditulis dalam artikel ini juga dapat menjadi sumber perbedaan penentuan gaji antar karyawan. Tulisan ini tidak untuk mencari solusi, melainkan sebagai penjelasan alternatif kemungkinan perbedaan gaji antar karyawan. Semoga karyawan senior dapat memaklumi perbedaan gaji. Secara pribadi, saya berpendapat bahwa sunbangsih karyawan senior sangatlah besar dan juga bermanfaat bagi perusahaan. Tetap berkarya dan salam produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun