[caption caption="Dok. pribadi"][/caption]If people with color study, it must be because of favor, artinya, jika orang dengan kulit berwarna kuliah, itu pasti karena kemurahan hati atau dengan kata lain: pasti ada yang bantu. Kalimat ini berkonotasi negatif bahwa orang kulit berwarna tidak mampu untuk menempuh pendidikan tinggi, entah secara finansial maupun intelektual.
Ketika semester satu, ada pameran beasiswa. Ketika itu ada beberapa organisasi yang ikut serta. Sayangnya, hanya dua organisasi yang memberikan beasiswa ke orang asing. Kemungkinan hal ini terjadi karena organisasi yang memberikan jatah atau bahkan mengkhususkan memberikan beasiswa untuk orang asing cenderung ikut serta pameran diluar Jerman. Bertanyalah saya mengenai syarat untuk mengajukan beasiswa. Salah satu syarat untuk melamar beasiswa adalah mengirimkan dua surat rekomendasi dari dosen tempat kuliah saat ini atau tempat kuliah terdahulu. Karena saat itu baru semester satu, jadi saya belum kenal siapa-siapa. Jadilah saya mengusahakan surat rekomendasi dari kampus terdahulu tempat saya menimba ilmu. Nilai saya tidak terlalu jelek, namun sayangnya tidak seorang dosen pun mengingat kualitas saya, mengingat sewaktu kuliah saya terlalu membaur alias tidak terlalu menonjolkan diri.
Dengan memberanikan diri, saya pun mengajukan permohonan surat referensi pada dekan saat itu. Saya sebutkan nomor mahasiswa, tahun kuliah, dan nama lengkap. Puji syukur, dekan mengiyakan permintaan saya. Namun sayangnya, beliau tidak mengirimkan konfirmasi bahwa telah mengirimkan surat rekomendasi. Selain itu, surat rekomendasi yang saya butuhkan ada dua. Untuk berjaga-jaga, saya juga memohon pada beberapa kenalan yang pernah bekerja sama dengan saya ketika saya kuliah sarjana untuk mengirimkan surat rekomendasi bagi saya. Ketika itu bulan Juni atau Juli. Suatu ketika, saya mendapat surat panggilan wawancara seleksi beasiswa dari Friedrich Naumann Foundation sebagai pihak pemberi beasiswa.
Namun sayangnya, disaat yang sama, dekan yang berbaik hati menuliskan surat rekomendasi bagi saya dipanggil Yang Maha Kuasa karena kanker. Ternyata, selama berjuang melawan kanker, beliau menyempatkan menulis surat rekomendasi bagi saya. Tiga orang panelis dari lembaga beasiswa mewawancarai saya bulan Agustus 2013. Antara bulan September 2013, saya mendapat kepastian bahwa saya menjadi salah satu penerima beasiswa. Beasiswa ini merupakan anugerah besar bagi saya, mengingat saya tidak harus kerja paruh waktu dan membagi waktu antara studi dan kerja.
[caption caption="Sertifikat beasiswa (dok. pribadi)"]
Dengan terheran-heran, datanglah saya untuk menanyakan duduk masalahnya ke sekretariat kampus. Agak sulit mencari dan membuktikan bahwa saya sudah membayar uang kuliah karena nomor mahasiswa saya tidak tercantum dalam data. Jadilah petugas mencari berdasarkan tanggal transfer dana. Setelah data pembayaran atas nama saya telah ditemukan, petugas sekretariat mengatakan bahwa saya dapat mengirimkan surat keberatan dan membayar kekurangan yang seharusnya dibayarkan. Dan saya melakukan hal itu.
Awal semester empat, saya mendapat surat bahwa saya tidak dapat melanjutkan studi sama sekali. Masalahnya adalah karena saya tidak lulus satu ujian dan ternyata saya harus mengulang ujian itu. Ujian yang dimaksud adalah ujian ketika saya semester satu. Ketika itu, saya justru mengikuti ujian di mata kuliah lain. Saya pikir karena mata kuliah yang tidak lulus itu adalah mata kuliah pilihan dan bukan mata kuliah wajib, jadilah saya mengambil mata kuliah pilihan lainnya. Untung saja dimata kuliah ini saya lulus. Dengan bantuan seorang rekan kuliah, saya menulis surat keberatan kekampus. Dan surat keberatan saya diterima.
Mahasiswa di Jerman mesti mengikuti magang kerja. Program magang sebagian besar seperti proses mencari dan melamar kerja. Dengan kata lain, mahasiswa mencari sendiri tempat magang kerja. Pada semester empat juga, laporan praktek kerja saya ditolak. Program magang yang saya ikuti dinilai tidak mengandung unsur teori dan praktek jurusan yang saya tempuh. Jadilah saya mencari tempat magang kerja yang memenuhi syarat teori dan praktek sesuai jurusan kuliah. Dan saya mendapatkannya.
Awal semester kelima, hanya tinggal satu ujian yang harus saya jalani. Karena target saya lulus kuliah semester itu, saya pun mengajukan permohonan pada sub-jurusan dimana saya akan menempuh ujian dan dewan pengurus ujian (Prüfungsausschuss) untuk dapat mengikuti ujian secara lisan. Seorang rekan kuliah membantu saya untuk menulis surat dan menanyakan hal tsb ke sub-jurusan yang dituju. Dan akhirnya saya lulus ujian yang terakhir.
[caption caption="Dok. pribadi"]
Dan peserta ujian dipersilahkan masuk ke ruangan beberapa saat sebelum ujian dilakukan. Penempatan peserta ujian pun dilakukan berjeda. Ada jeda satu bangku disebelah kiri dan kanan serta didepan dan belakang peserta ujian. Ada satu ujian dimana peserta duduk bersebelahan karena keterbatasan ruang. Untuk ujian ini, soal ujian diberikan berbeda satu sama lain. Saya merasa beruntung dapat membawa kamus, mengingat dalam ujian mahasiswa hanya dipersilahkan untuk membawa alat tulis dan kartu mahasiswa. Meski demikian, bentuk pertanyaan essay dan jumlah pertanyaan yang sangat banyak, membuat waktu sangat terbatas hanya untuk mengurus satu kata. Setidaknya dalam ujian, kamus membantu menenangkan hati saya karena seringkali saya tidak sempat membuka kamus.