Mohon tunggu...
Velyna Batari Saujana
Velyna Batari Saujana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Agribisnis Angkatan 18

Mahasiswi semester 7 Universitas Trunojoyo Madura

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karapan Sapi Bentuk Hobi bagi Masyarakat Madura

16 November 2021   13:22 Diperbarui: 16 November 2021   18:18 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karapan sapi merupakan tradisi yang menjadi ciri khas masyarakat Madura. Karapan sapi sendiri adalah lomba pacuan sapi yang sering diadakan di Madura.

Ada beberapa jenis tingkatan pada lomba karapan sapi yaitu tingkat Kawedanan (Kecamatan, Kabupaten, dan Keresidenan. Tingkatan tersebut merupakan proses seleksi untuk bisa dilombakan di tingkat paling tinggi yaitu Keresidenan atau Nasional. Untuk tingkat keresidenan akan ada perwakilan dari tiap kabupaten di Madura, masing-masing kabupaten memiliki 6 perwakilan untuk maju ke tingkat Keresidenan.

Selain dilombakan, memelihara sapi kerap ini adalah salah satu bentuk dari hobi dari sang pemiliki sapi. "Karena hobi dan dari orang tua saya juga hobi memelihara sapi kerap," ungkap bapak Yuda (47 tahun, Tanah Merah) selaku pemilik sapi kerap ketika ditanya alasan memelihara sapi kerap pada wawancara pada Rabu (3/11/2021).

Sebelum diikutkan lomba, sapi kerap akan dilakukan trainee terlebih dahulu. dalam latihan (trainee) tersebut sapi akan dilatih lari persama sang pemacu untuk melatih kecepatan larin dan kekompakannya, selain lari sapi juga akan diajak berenang untuk melatih otot kakinya.

Untuk menjaga kekuatan sapi, pemilik juga memberikan jamu rempah dan telur pada sapi kerap. Masing-masing dari sapi akan memakan kurang lebih 31 telur setiap harinya. Selain jamu sapi kerap juga diberi pakan rumput dan daun lamtoro. "Pakan yang bagus untuk sapi kerap itu adalah rumput gunung," ungkap Bapak Yuda.

Biaya perawatan sapi kerap sangat mahal. Apalagi menjelang perlombaan, kebutuhan sapi akan jauh lebih banyak memakan biaya untuk menunjang kualitas sapi agar tampil prima pada perlombaan. "Repot memelihara sapi kerap ini mbak, jangankan kalah, menang saja rugi. Biaya sehari-hari lebih besar dari hadiah juara lomba sapi kerpan. Cuma kan bisa mengangkat pamor yang punya kalau menang," pungkas Bapak Yuda. (Reporter : Velyn)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun