Pak Tujiono, guru bahasa Indonesia SMPN 3 Yogyakarta pernah berkata, menjadi guru adalah suatu panggilan jiwa dan saya pun sepakat dengan pernyataan tersebut. Bayangan tentang diri saya berdiri di depan kelas, mengajar, dan menginspirasi generasi muda selalu membara dalam hati. Namun, ketika pertama kali menginjakkan kaki di ruang kelas, saya baru menyadari betapa kompleks dan menantang peran seorang guru. Perjalanan ini telah mengubah saya secara mendalam, melampaui segala ekspektasi yang pernah saya bayangkan.
Saya mengikuti program Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) Pengelolaan Pembelajaran (PP) selama 6 Minggu di SMPN Negeri 3 Yogyakarta. Dalam kurun waktu yang singkat itu, saya menemukan cobaan-cobaan yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Di titik ini, saya akhirnya bangga dengan guru-guru di Indonesia raya ini karena dengan penuh sabar dan tekad yang kuat mendidik para penerus bangsa. Ternyata menjadi guru tidak gampang.
Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi ketika PLP PP adalah  menghadapi siswa yang sulit berkonsentrasi. Saya mencoba berbagai metode pembelajaran, namun hasilnya tidak sesuai harapan. Saat itu, saya merasa putus asa. Namun, setelah berdiskusi dengan pak Tujiono yang merupakan seorang guru senior, saya menyadari bahwa setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Dari situ, saya mulai menyesuaikan metode pembelajaran saya dan hasilnya sangat mengejutkan. Saya melihat peningkatan yang signifikan pada diri siswa-siswa tersebut.
Menjadi guru berarti kita dituntut untuk selalu kreatif. Kalau kelas sudah tidak kondusif, maka kita harus bisa mencari cara agar siswa tetap fokus pada pembelajaran. Berdasarkan pengalaman yang saya temui, tiap hari pasti selalu ada siswa dan sisiwi yang ngantuk. Setelah ditanya kenapa ngantuk, alasannya bervariasi. Ada yang waktu tidurnya kurang, kecapean, belum sarapan, dll. Di sini, kreativitas saya teruji. Saya pun meminta mereka untuk mengikuti games yang sudah saya siapkan dan mereka tidak nagtuk lagi. Dalam situasi begini, saya merasa ada perubahan da;am diri saya. Yang mana emosi saya dilatih untuk tetap sabar dalam menghadapi ujian untuk menjadi guru yang professional.
Menjadi guru telah mengajarkan saya bahwa pendidikan adalah sebuah proses yang dinamis dan terus berkembang. Pengalaman PLP PP menjadi bahan belajar untuk saya agar ketika menjadi guru benaran nanti, saya harus menyiapkan mental secara matang. Saya menyadari bahwa peran seorang guru tidak hanya sebatas menyampaikan materi, tetapi juga menjadi seorang mentor, motivator, dan sahabat bagi siswa. Ke depan, saya berharap dapat terus belajar dan berkembang sebagai seorang pendidik, serta menginspirasi lebih banyak lagi generasi muda untuk mencapai potensi terbaik mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H