Mohon tunggu...
Charissa Olivia Ananda
Charissa Olivia Ananda Mohon Tunggu... -

Atma Jaya Yogyakarta University Student ^_^ Love Pump It Up

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Online Journalism"? Do It!

20 April 2012   02:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu ketika tahun 90an, masih sangat sering dijumpai ketika orangtua, keluarga besar, ataupun tetangga, menantikan loper koran datang di pagi hari mengantarkan sebuntal informasi yang disebut koran. Mendiskusikan banyak berita bersama sambil membaca koran, dan juga menonton berita pagi sebelum berangkat kerja, merupakan aktivitas yang sudah menjadi pemandangan yang biasa. Banyak berita baru diketahui setelah membaca koran, yang sumber informasi yang baru. Akan tetapi menunggu loper koran lewat di pagi hari, adalah hal yang sudah sangat jarang ditemui di jaman modern seperti sekarang ini.

Mendapatkan informasi maupun berita sangatlah mudah di era tekhnologi ini. Kegiatan yang paling sering dijumpai sekarang adalah mencari informasi dengan cara browsing melalui internet. Berita yang awalnya dituangkan ke dalam media cetak, kini telah banyak berpindah dan atau menambahkan berita ke dalam media online.

Jurnalisme Online

Jurnalisme Online merupakan sebuah produk baru dari Internet, dan masih banyak yang mengaplikasikan kegiatan jurnalisme online ini belum banyak yang mengerti betul sebenarnya apa itu Jurnalisme Online.

Definisi Jurnalisme Online menurut Asep Syamsul M. Romli

1.Kehadiran media online memunculkan ”generasi baru” jurnalistik, yakni jurnalisme online (online journalism) –disebut juga cyber journalism.

2.Per definisi, jurnalisme online merupakan proses penyampaian informasi dengan menggunakan media internet (website). Kamus bebas Wikipedia mendefinisikan jurnalisme online sebagai ”pelaporan fakta yang diproduksi dan disebarkan melalui internet” (reporting of facts produced and distributed via the Internet).

3.Jurnalisme online adalah ”jurnalisme judul” karena perilaku pembaca yang umumnya ”headline reader” atau ”lead reader” –perilaku yang juga berlaku bagi pembaca koran. Tubuh berita biasanya diformat dalam bentuk singkat dan padat. Kelengkapan informasi tetap terjaga karena ada ”berita/tulisan terkait” (linkage).

News

“Dalam abad modern seperti sekarang, kehidupan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari jurnalistik dan pers. Secara ekstrem para ahli jurnalistik menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Manusia modern tidak lagi dapat hidup tanpa mendapatkan suguhan pers, yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi.” (Jurnalistik Masa Kini, 1991 : 9)

Dalam jurnalisme online ini, masyarakat dimudahkan untuk memberi berita mengenai apa yang ada di sekitarnya, apa yang penting, dan apa yang kiranya dibutuhkan masyarakat. Sekarang, siapa saja bisa menjadi jurnalis terlebih lagi dalam zaman jurnalime online ini. Dengan segala kemudahan yang disajikan oleh internet, asalkan kita berbekal mengetik dan sudah menguasai cara menggunakan internet Anda bisa menjajal menjadi seorang jurnalis dalam media online. Sebelum membuat berita, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa berita itu sendiri dan bagaimana unsur-unsurnya.

“Definisi mengenai berita dari Charles A. Dana (Jurnalistik Masa Kini, 1991 : 22) yang mengatakan bahwa ‘When a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news’ (‘Apabila seekor anjing menggigit orang itu bukanlah berita, akan tetapi apabila orang menggigit anjing itu baru berita’). Batasan definisi yang plastis dan terkenal ini sesungguhnya tidak benar sama sekali, karena jika yang digigit itu seseorang yang sangat terkenal, misalnya bintang film ternama, maka ia tetap merupakan berita besar. Satu hal yang nyata dari batasan nyata yang plastis, menunjukkan sifat keluarbiasaan yang dikandung oleh berita, yakni ‘jika manusia menggigit anjing’, karena manusia yang menggigit anjing adalah sesuatu yang luar biasa.”

Adanya kemudahan yang diberikan oleh media online untuk siapa saja menulis berita, bukan berarti dapat disajikan begitu saja dengan asal-asalan. Seseorang yang ingin menulis berita harus dapat mempertanggungjawabkan apa yang ditulis. Selain bisa menulis, dasar-dasar jurnalisme harus dipegang juga karena dengan ini merupakan sebuah landasan untuk menyajikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada warga masyarakat agar dengan informasi tersebut mereka dapat berperan membangun sebuah masyarakat yang bebas. Dari situ, Commite of Concerned Journalist menyimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada sembilan prinsip jurnalisme yang harus dikembangkan.

9 Elemen jurnalisme

1.Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran

2.Loyalitas pertama jurnalisme adalah pada warga masyarakat

3.Inti jurnalisme adalah disiplin untuk melakukan verifikasi

4.Para wartawan harus memiliki kebebasan dari sumber yang mereka liput

5.Wartawan harus mengemban tugas sebagai pemantau yang bebas terhadap kekuasaan.

6.Jurnalisme harus menyediakan forum untuk kritik dan komentar publik

7.Jurnalisme harus berusaha membuat yang penting menjadi menarik dan relevan

8.Wartawan harus menjaga agar berita itu proporsional dan komphrehensif

9.Wartawan itu harus memiliki kewajiban utama terhadap hatinya

Dengan sembilan prinsip dasar jurnalisme tadi, jurnalis setidaknya bisa mengontrol diri sendiri dalam menyikapi pekerjaan sebagai jurnalis, maupun sebagai pegangan mereka dalam mencari berita. Selain dengan sembilan prinsip jurnalisme, ada beberapa petunjuk yang dapat membantu wartawan dalam mengumpulkan informasi seperti yang dikemukakan Eugene J. Webb dan jerry Salancik dalam Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, yaitu :

(1)Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita;

(2)Proses wawancara;

(3)Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik, dan

(4)Partisipasi dalam peristiwa.

Dalam menyebarkan berita, harus dicantumkan juga narasumber yang jelas dan bisa dipercaya dan akan lebih baik lagi jika ada bukti seperti foto narasumber. Ketika yang dicantumkan dalam traskrip berita adalah sumber anonim, pembaca akan mempertanyakan kebenaran berita tersebut. Menghadapi narasumber yang menyebutkan dirinya anonim, seorang jurnalis harus bersikap skeptis karena adanyabeberapa kemungkinan merugikan bagi jurnalis maupun media, seperti :

a.Bahaya dimanfaatkan

Ada kemungkinan bahwa media dimanfaatkan oleh sumber rahasia itu atau oleh wartawannya sendiri yang membuat (fabrication) cerita dengan menyebutkan dalan tulisannya sebagai narasumber yang dirahasiakan.

b.Kredibilitas hilang

Kemungkinan hulangnya kredibilitas jika pembaca tidak diberi tahu sumber yang menyampaikan informasi penting itu. Semakin wartawan mengandalkan pada sumber tanpa nama (anonim), semakin berkurang kepercayaan orang terhadap ceritanya.

c.Tuntutan hukum

Kesulitan membela dalam tuntutan hukum (fitnah) bila hakim menolak pembuktian akurasi dari berita yang didasarkan pada sumber yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Keunggulan Jurnalisme Online

Keunggulan jurnalisme online secara detail dikemukakan James C. Foust dalam bukunya, Online Journalism: Principles and Practices of News for The Web (2005):

  1. Audience Control--audiens lebih leluasa dalam memilih berita.
  2. Nonlienarity --tiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri atau tidak berurutan.
  3. Storage and retrieval --berita tersimpan dan diakses kembali dengan mudah.
  4. Unlimited Space –memungkinkan jumlah berita jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
  5. Immediacy --cepat dan langsung.
  6. Multimedia Capability –bisa menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya di dalam berita.
  7. Interactivity --memungkinkan adanya peningkatan partisipasi pembaca.

Referensi :

●Ishwara,Luwi.2005.Catatan-catatan Jurnalisme Dasar.Jakarta:Kompas.

● Rahardi,Kunjana.2006.Paragraf Jurnalistik:Menyusun Alinea Bernilai Rasa dalam Bahasa Laras Media.Yogyakarta:Sentusa.

● Assegaf,Djafar H.1994.Jurnalistik Masa Kini;Pengantar Ke Praktek Kewartawanan.Jakarta:Ghalia Indonesia.

●Romli, Asep Syamsul M.2011.Romli, http://www.romeltea.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun