Mohon tunggu...
veldy umbas
veldy umbas Mohon Tunggu... -

Penulis buku yang menggeluti dunia jurnalistik sejak lima belas tahun terakhir aktif sebagai penulis di beberapa media.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Luar Biasa, Budaya Minahasa Sukses Pentas di Roma Italia

1 Oktober 2014   09:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:50 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ROMA-ITALIA. Mata Naomi Pioh tampak berkaca-kaca. Ia tak kuasa menahan haru. Dari puade (panggung, red) tempat digelarnya Kaweng Adat Minahasa, ia ditonton oleh ratusan pasang mata dari seluruh penjuru dunia. Mereka adalah para duta besar Negara-negara sahabat Indonesia yang ada di Italia.

Naomi sesekali menarik nafas panjang sesekali pula ia seolah-olah terpaku membisu seolah tak percaya kalau ia sekarang berada di kota sarat dengan romatika masa lalu, Roma, di hotel terbaik Westin Excelsior, dan di ruangan nan megah dan dihadiri seluruh duta besarnya dari Indonesia.

Naomi adalah keke Minahasa Utara yang menjadi bagian dari team kesenian Dinas Pariwisata Minut yang didaulat memerankan pengantin wanita dalam gelar Kaweng Adat Minahasa tersebut. Pasangan Naomi adalah Andrea Amarie pria bule Italia menjadi pengantin Pria yang melambangkan perkawinan Indonesia dan Italia yang telah berlangsung selama 69 tahun.

Meski perkawinan ini hanyalah pagelaran namun ini menjadi simbol dari perkawinan Indonesia dengan Italia yang sudah berlangsung harmonis selama 65 tahun. Memang menurut Plt Wakil Dubes Roma, Agus Saptono, pagelaran Kaweng Adat Minahasa ini adalah bagian dari HUT perayaan hubungan dipolomatik Indonesia dan Italia yang telah berlangsung selama 69 dan HUT kemerdekaan Indonesia yang ke 65. “Biasanya acara seperti ini kami melakukan resepsi diplomatic yang dihadiri oleh pemerintah Italia dan perwakilan kedutaan-kedutaan besar Indonesia di Roma. Karena itu dengan adanya pagelaran Kaweng Adat Minahasa ini budaya Minahasa sudah diperlihatkan ke seluruh dunia,”kata Agus Saptono.

Sementara Duta Besar Indonesia untuk Roma, Agus Parengkuan mengharapkan agar dengan pagelaran yang kali ini mengambil tema budaya asal Sulawesi Utara ini hubungan Indonesia dan Italia akan semakin akrab dan berujung pada kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan kedua pihak.

Kaweng Adat Minahasa

Sementara pagelaran kaweng adat Minahasa ini disponsori oleh Yayasan Torang Samua Basudara (YTSB) sebuah yayasan yang sangat concern terhadap sosial dan budaya. Juga menambah khasana budaya di Indonesia.

“Kali ini kami mengambil tema Sulawesi Utara khususnya Minahasa Utara dengan budaya Tonseanya karena budaya Sulawesi Utara selama ini masih kurang diangkat padahal banyak potensi dan kekhasan yang tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya,”ungkap Coreta Kapoyos selaku ketua umum YTSB.

Dengan persiapan yang relatif singkat, YTSB mampu memboyong team kesenian kurang lebih 40 orang dari Indonesia sudah termasuk team kesenian dari Minahasa Utara dan Ruth Sahanaya Production (RSP). Semuanya dipersiapkan dengan baik demi menghadirkan paket pertunjukan budaya yang memadukan Kaweng Adat Minahasa dengan tarian, fashion show, dan konser musik secara bersamaan.

Paggelaran ini juga disutradarai langsung oleh aktor kawakan Jeffrey Waworuntu yang mengemas apik pagelaran acara ini sehingga menjadi sangat layak dipentaskan dihadapan para duta besar dari berbagai penjuru dunia di Roma, Italia.

Trunkshow Batik Minahasa

Di sela pertunjukan Kaweng Adat hadir pula trunkshow yang diperankan oleh para pengurus YTSB yang menampilkan batik Minahasa dalam tiga sequence (seksi), mulai dari busana tradisional, semi modern, dan ketiga modern. Ketiga sequence ini menggunakan kain batik Minahasa yang sudah dirancang oleh para perancang kenamaan.

Koordinator team trunkshow Terry Supit mengatakan bahwa Batik Minahasa dipilih karena untuk pertama kalinya etnis Minahasa memiliki batik dalam arti yang sebenarnya. Selama ini batik hanya diartikan sebagai kain yang bermotif batik yang diprint atau disablon. Padahal batik dalam definisi UNESCO adalah batik yang diproses secara tradional dengan menggunakan perintang warna lilin.

“Kami sangat bangga mengangkat batik Minahasa pertama karena diproses secara tradisional bukan dicetak printing, dan kedua ragam hiasnya yang berasal dari makna-makna simbolik Minahasa membuat batik Minahasa sarat akan nilai-nilai filosofis dari masyarakat Minahasa kuno,”ujar Terry Wijaya Supit yang juga salah satu founder Manjusha Nusantara.

Melihat penampilan yang sempurna di mana batik Minahasa menjadi bagian dari pertunjukkan kolosal Kaweng Adat Minahasa, Veldy Umbas dari Wale Batik Minahasa merasa bangga Batik Minahasa diikutsertakan dalam pertunjukan Kaweng Adat Minahasa untuk yang pertama kalinya di ajang internasional.

“Harapan kami hanya satu, agar budaya Minahasa semakin dikenal luas oleh masyarakat dunia, dan

batik sebagai bagian dari khasana fashion etnik Indonesia bisa memberi warna dalam dunia fashion dunia dengan berbasis pada penghargaan ragam hias budaya local dengan makna simbolik yang memiliki nilai-nilai filosofi keminahasaan adiluhung,”tutur Veldy Umbas.

Hubungan Diplomatik

Dengan berlangsungnya kegiatan ini, Duta Besar RI untuk Italia, Agus Parengkuan berharap semakin mempererat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia secara khusus, juga Indonesia dengan sejumlah Negara-negara sahabat liannya yang berada di Italia.

Hal ini dapat terlhat dari antusiasme para dubes dan perwakilannya yang hadir dan bahkan bisa berinteraksi dalam acara yang digelar begitu meriah tapi juga sarat makna ini.

“Kami berharap setelah kegiatan ini hubungan Indonesia dengan Negara-negara sahabat bisa semakin dekat dan bisa mengangkat nama Indonesia ke level yang lebih baik lagi, bahkan mampu membuka hubungan kerja sama ekonomi, budaya, dan sebagainya,”tutur Parengkuan usai pagelaran Kaweng Adat.

Yayasan Torang Samua Basudara

Sukses gelaran kaweng adat Minahasa ini berkat kerja sama dari KBRI Roma dan Yayasan Torang Samua Basudara (YTSB), dengan melibatkan team Kesenian dari Minahasa Utara, Ruth Sahanaya Production (RSP) dan Wale Batik Minahasa.

Menurut Coreta Louise Kapoyos, pihaknya sangat bangga karena YTSB yang salama ini begelut di bidang sosial juga masuk pada bidang budaya dengan mempromosikan budaya Indonesia khususnya budaya Minahasa hingga ke penjuru dunia.

“Harapan kami agar masyarakat dunia akan semakin mengenal budaya Indonesia yang pada gilirannya akan menarik wisatawan manca Negara untuk datang berkunjung ke Indonesia. Dan tidak hanya mengenal satu tempat wisata saja, tapi ada banyak tempat yang berbudaya dan berkarakter unik yang bisa menjadi destinasi wisata budaya di Indonesia seperti Sulawesi Utara,”ungkap Kapoyos. ***

14121050871167940546
14121050871167940546

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun