Mohon tunggu...
Vela Humaira
Vela Humaira Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Deep-Tech, Inovasi Mesin Penggoreng Multifungsi Karya Mahasiswa Universitas Brawijaya

18 Mei 2016   20:01 Diperbarui: 18 Mei 2016   20:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deep-Tech (Dokumetasi Pribadi, 2016)

Berawal dari melihat permasalahan yang tengah dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) pembuatan abon ikan, tim mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T) Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya menciptakan inovasi alat penggoreng abon baru. Inovasi alat ini yaitu "Automatic Fish Floss Frying" yang bernama "Deep-Tech". Keempat mahasiswa tersebut antara lain Diah Nuri N (TEP 2013 - Ketua Tim), M. Ilham Trilaksana (TEP 2013 - Anggota), Vellarida Esa S (THP 2013 - Anggota) dan M. Fahrizqy S (TEP 2014 - Anggota) yang dibimbing oleh bapak Yusron Sugiarto, STP, MP, M.Sc. 

Dalam menerapkan inovasi teknologi penggoreng abon ini, tim PKM-T yang diketuai oleh Diah Nuri N bekerjasama dengan Kelompok Usaha Kecil Mengah "Pandawa" yang berlokasi di desa Bantu Rejo, kecamatan Ngantang, kabupaten Malang. Bantu Rejo merupakan salah satu desa yang terkenal dengan komoditas hasil perikanannya karena terletak dekat bendungan Selorejo. Karenanya Kelompok Usaha Kecil Mengah "Pandawa" menangkap sebuah peluang bisnis dalam pengolahan ikan menjadi abon ikan. 

Permasalahan yang tengah dihadapi oleh Kelompok Usaha Pandawa ini yaitu proses penggorengan masih menggunakan pan frying sehingga waktu yang dibutuhkan terlalu lama yaitu 60 menit dan suhu tidak dapat dikontrol sehingga akan menyebabkan degradasi protein yang tinggi serta terbentuknya crust. Crust yang terbentuk bersifat karsinogenik sehingga abon yang dihasilkan tidak baik untuk kesehatan.

Akibat yang ditimbulkan seperti memicu timbulnya kanker, tumor dan kerusakan degradatif pada jaringan. Selain itu produktivitas Kelompok Usaha Pandawa masih rendah dan belum mampu mencapai permintaan pasar. Oleh sebab itu, perlu adanya inovasi alat penggoreng abon yang cepat, efisien, dan otomatis. Dengan demikian "Deep-Tech" merupakan sebuah solusi dari permasalahan ini.

"Deep-Tech" ini merupakan sebuah mesin yang dirancang untuk mengatasi permasalahan tersebut. "Deep-Tech" adalah inovasi teknologi dalam penggorengan abon ikan yang menerapkan teknologi Deep Fat Frying dengan kapasitas hingga 90 liter. Keunggulan teknologi Deep Fat Frying adalah proses penggorengan lebih cepat sehingga menghasilkan produk yang lebih steril dengan tingkat kematangan merata. Keunggulan lain mesin penggoreng abon ini adalah adanya automatic IC (on-off) yang akan mengatur selenoid pada tabung gas, sehingga penggunaan bahan bakar lebih efektif dan efesien. 

Selain itu tersedia pula automatic mixer dan automatic timer untuk membantu proses pencacahan ikan dan waktu penggorengan yang tepat. Setelah melakukan sosialisasi (11/05/2016), Kelompok Usaha Pandawa di Desa Banturejo diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar dan menghasilkan produk unggul abon ikan yang berkualitas serta dapat menjadikan abon ikan sebagai oleh oleh khas Bendungan Selorejo.

Ketua tim,  Diah Nuri N mengatakan bahwa mesin ini berbahan kombinasi akrilic dan stainless hingga tidak gampang pecah, tapi sekaligus ringan dan mempunyai daya hantar panas yang baik. Selain itu mesin ini juga tidak lengket dan dapat digunakan untuk berbagai bahan pangan. "Mesin ini kami anggap ajaib karena sejatinya dapat dipergunakan pada berbagai komoditas. Tidak hanya abon saja. Adanya alarm dan IC otomatis juga menyebabkan proses pemasakan yang lebih sehat karena tidak merusak kandungan nutrisi bahan pangan," tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun