Mari duduk disampingku, jika kau ingin mengenal siapa diriku. Berbincanglah bersamaku agar kau paham apa yang selama ini aku pikirkan dan rencanakan. Jangan hanya mengerti aku dari apa yang kau dengar dari orang lain, belum tentu apa yang mereka katakan adalah kebenaran. Mungkin saja kemunafikan yang ada di dalam ujaran dan kata-kata yang mereka lontarkan. Mengapa kau begitu memandang aspek yang hanya ingin kau dengar tanpa memahami keseluruhan dari seluruh hal yang terjadi.Â
Apakah kau merasa puas dengan apa yang kau dengar tersebut, sebab bagiku adalah suatu kebodohan terbesar yang akan kau lakukan jika kau memuaskan hasrat mu agar aku bersalah dank au terlihat benar di mata khalayak ramai, apa peduliku dengan itu semua, mereka bukanlah orang yang berpengaruh padaku dalam arah dan tujuan hidupku di masa yang akan datang. Mereka hanya mengerti bahwa aku memang bersalah tanpa mereka paham apa alasanku untuk memilih jalan ini, jalan yang aku anggap pantas dan memang benar menurut persepsiku, apapun resikonya aku akan menerima itu di hari yang akan datang. Aku menyesal akan engkau, engkau hanya mendengarkan omongan sampah dan tak benar adanya dari mulut mereka.Â
Mengertilah akan sesuatu, bahwa ketika kau bersalah maka semuanya tak akan sama seperti dulu lagi. Dimana kau menganggap omongan mereka benar adanya dan teruji akan keabsahannya. Namun ketika di hari mendatang kau kembali datang dan menyesal sambil menitikkan air mata, berkata padaku dan berucap"aku menyesal, dan aku bersalah". Bukankah selama ini kebohongan yang kau terima sudah begitu banyak, bukankah mereka sudah pernah menyakiti dan mengkhianatimu. Lalu kau tetap mempercayai mereka, lantas bagaimana dengan aku. Memang aku pernah bersalah dan melakukan hal yang tak sepantasnya, dank au langsung menghukumku dengan seperti ini.Â
Kemarilah, kita akan berbincang tentang semua, aku tidak akan menutupi apapun lagi padamu, bahkan sekecil debu pun aku tak akan menutupinya. Percayalah kali ini padaku, sebab ini terakhir kalinya kita akan bercerita semua hal yang masih membuatmu bertanda Tanya. Semua omongan mereka yang membuatmu terkejut dan tak menyangka, semua ujaran yang membuatmu merasa marah dan emosi padaku. Duduklah disini dan kita berbincang, mungkin gelas kopi dapat menjadi penengah antara kita berdua, dan merekan apa yang akan kita katakana. Duduklah di sampingku
4.20 H
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H