Ibuku sayang..
mengapa kian hari kau tak segesit dulu
Langkahmu lambat, nafasmu terengah ..lelah
Dulu, ..kakimu gesit bagai rusa yang berlari lincah
..ketika aku hampir jatuh memanjat tangga
Dulu dari mulutmu sering mendendangkan sebuah lagu,.serta mengajariku untuk menari bersamamu
Dan...
Ketika tarianku tampak lucu, tawamupun meledak terbahak- bahak hingga bercucuran air mata
Engkau menimangku saat ku rindu untuk terlelap dalam pelukanmu
Ibuku..sayang..
Dulu engkau begitu ceria sepanjang hari lewati hari demi hari menunggu ayah pulang..
Tapi kini
Engkau begitu lambat untuk berjalan.
Bahkan tak mampu lagi berlari mengejarku saat aku melompat- lompat di atas sofa ruang tamu dan akupun terjatuh
Aku menangis karena sakit terbentur kerasnya lantai
Tau kah ibu? Aku merasa lebih sakit lagi, kau tarik telingaku dengan hardikanmu mengatakan aku anak nakal.
Kau mengusap kepalaku tapi kau terus menghardikku.
Aku semakin kencang menangis,itu membuatmu semakin kencang berteriak
Aku takut melihat wajahmu yang lembut dan manis berubah penuh kemarahan dan garang
Ibuku sayang..
Semenjak perutmu tampak semakin besar,..engkau mulai malas menemaniku bermain