Mahasiswa UGM Manfaatkan Hama Ngengat Lilin dalam Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Cair
Seperti yang kita ketahui, laju pertumbuhan penduduk di dunia yang semakin tinggi berdampak pada berbagai aspek, salah satunya aspek lingkungan. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah plastik merupakan hal yang paling sering diangkat ke permukaan oleh media. Hal tersebut bukan tanpa alasan, plastik sendiri pada mulannya merupakan solusi atas ketergantungan dunia terhadap kertas, namun penggunaan yang begitu masif membuat satu dunia ketergantungan dan kewalahan dalam menanggulangi limbahnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Berangkat dari kedua permasalahan tersebut, Lima mahasiswa UGM melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) mencetus ide program yang berjudul "Banaran Menawan: Mewujudkan Banaran Bebas Plastik Melalui Pemanfaatan Hama Ngengat Lilin dalam Mengurai Sampah Plastik Berjenis Polyethylene di Dusun Banaran I". Lima mahasiswa tersebut, yaitu Vegi Sylvia Wardhani (Fakultas Peternakan), Iqbal Wahdan Salsabil (Fakultas Peternakan), Febrianto Al-Husein (Fakultas MIPA), Fiana Eka Aprilia, dan Vincentius Andri Kiranu Pasquale (Fakultas Kehutanan). Program ini menggandeng ibu-ibu anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Banaran I, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta sebagai mitra untuk melakukan budidaya hama ngengat.
Dusun Banaran I yang terletak di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai penduduk sekitar 715 jiwa, dimana dengan angka tersebut potensi sampah plastik yang dapat dihasilkan mencapai 169,92 kg/hari. Dari besarnya potensi sampah yang dihasilkan, sayangnya hanya sekitar 10% dari total sampah rumah tangga (tidak hanya plastik) yang dapat diangkut setiap minggunya menuju TPS terdekat (8 km dari dusun Banaran I), dan sisanya biasanya dibakar atau ditimbun begitu saja oleh warga.
Selain plastik, terdapat permasalahan lainnya yang umum ditemui di Dusun Banaran I, yaitu serangan hama ngengat lilin pada sarang lebah. Sebagian mata pencaharian warga Dusun Banaran I adalah sebagai peternak lebah. Setiap musim panen tiba, para peternak umumnya mendapat ancaman gagal panen yang disebabkan oleh hama ngengat lilin. Hama ngengat lilin dapat menyerang sarang lebah yang berakibat pada perginya para koloni lebah. Untuk mencegah meluaskan serangan hama, para peternak biasanya langsung membakar sarang yang telah diserang. Padahal. berdasarkan riset yang telah ada, ngengat lilin ini ternyata dapat dimanfaatkan sebagai agen pendegradasi sampah plastik, terutama polietilen (jenis plastik yang paling banyak ditemui). Ngengat lilin dapat memproduksi suatu enzim yang dapat difungsikan untuk memutus ikatan kimia (mengurai) pada plastik.Â
Program ini berfokus pada peningkatan ketrampilan dan diharapkan mampu menambah pendapatan ibu PKK dengan memanfaatkan limbah plastik rumah tangga menjadi sesuatu yang bernilai" tutur Vegi. "Program yang ditawarkan cukup unik dan baru kami dengar, kemudian juga mampu menjawab permasalahan sampah plastik di desa ini. Harapannya program ini terus berkembang dan membawa manfaat terus menerus kedepannya" imbuh Bu Marwi selaku Ketua Ibu PKK. Melalui program ini, diharapkan mitra yang telah kami bina mampu menyebarkan luaskan informasi dan keterampilannya kepada masyarakat lain, khususnya di Dusun Banaran 1.Â
Penulis: Febrianto Al-Husen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H