Bus terparkir di bahu jalan semua mahasiswa dan rombongan turun dan berjalan melewati rumah warga, persawahan, hingga sepanjang jalan tak ditemukan lagi adanya kehidupan kira-kira berjalan sekitar 5 km  dari yang tadinya ramai hingga tak berpenghuni mengantarkan rombongan ke tempat tujuan.Â
Perjuangan sudah dilewati terlihat sebuah kapal nelayan bersandar di dermaga kecil tak ada pemandangan yang berarti hanya sebuah tempat untuk melakukan penurunan ikan dan kapal pergi untuk beristirahat. Mengingat tempat tersebut bukan tempat kita, menurut orang asli desa tersebut batas waktu yang boleh singgah di Bondet hingga pukul setengah lima sore karena kabar beredar menurut warga sekitar jika melebihi dari waktu yang ditentukan menandakan pergantian cuaca atau pergantian penghuni. Diketahui pasti atau tidaknya tempat tersebut merupakan cerita warga sekitar saja.
Morning call kembali berdering dengan suara nyaringnya membangunkan setiap kamar penghuni hotel. Waktu sudah menunjukkan pukul 03.00 bergegaslah setiap penghuni kamar untuk berpakaian rapi untuk melanjutkan aktivitas pagi dengan beburu sunrise. Awal pagi merasakan badan yang baru direbahkan di atas kasur hotel harus kembali beradu dengan serentetan acara lainnya. Mengarah ke bibir pantai yang tadinya masih gelap gulita perlahan mulai menujukkan sinarnya.Â
Sambil membuka tripod dan kamera, masing-masing mengarakan pada cahaya pagi hari yang masih malu untuk menampakkan diri. Melihat satu persatu mahasiswa sibuk dengan kamera yang terpasang di atas tripod, sampai lupa waktunya harus kembali ke hotel untuk berbenah diri karena sedari tadi belum mandi dan gosok gigi. Terdengar mesin bus dinyalakan semunya duduk rapi di kursi masing-masing on the way menuju wisata bersejarah Cipari eksplor situs zaman Batu Besar ( Megalithicum ).Â
Selepas dari tempat itu mulailah untuk ke wisata yang lainnya menyusuri lembah di area dataran tinggi yang begitu sejuk dengan kanan kirinya pemandangan indah ala pegunungan menambah hati adem. Mendarat di sebuah situs sejarah Meseum Linggarjati dengan latar belakang situs sejarah bangsa Indonesia mengharuskan menangkap gambar detail dari sebuah peninggalan seperti tempat tidur, meja perundingan, aksesoris dan masih banyak lainnya.Â
Sebuah tempat kedua yang semakin membuat ragu sebenarnya tempat seperti ini menyisahkan cerita seperti apa karena memang bangunan dan tempat yang tepat seperti dibawah kaki gunung ini menunjukkan kekokohannya. Rasa sudah terlalu cukup rombongan mengisi perut yang sedari tadi sudah memberontak meminta ingin diisi.Â
Restoran dengan nuansa pemandangan yang indah mengarah kepada persawahan yang indah dan luas. Selepas dari semuanya makan, ada suatu kejadian yang membuat seluruh orang terbelalak sebelum akhirnya kita melanjutkan perjalanan salah satu rombongan tiba-tiba berteriak dengan kerasnya dan segera di bawa ke dalam bus untuk di tangani. Keadaan sudah membaik kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah pusat oleh-oleh dengan begitu dapat memanjakan mata yang lelah sedari tadi beraktivitas.Â
Menunggu malam setelah makan di sebuah restoran mewah dan berbagi hadiah, sembari menikmati hidangan malam yang sungguh mewah berbalut suasana ramai. Seusai makan malam yang mewah, melanjutkan ke Keraton Anoman hanya untuk  melihat sebuah tarian yang di bawakan sanggar tari keraton tersebut.Â