Wisata adalah sebuah kegiatan dimana seseorang dapat melepaskan penat dengan berpergian yang membawa seseorang untuk bersenang-senang. Lalu, apa jadinya kalau wisata tersebut  merogoh kantong tetapi dengan wisata yang terbayarkan. Penasaran? Berikut ini adalah kegiatan berwisata ala Mahasiswa Akademi Televisi Indonesia yang berwisata sekaligus hunting fotografi untuk tugas akhir perkuliahan.Â
Mengingat bahwa kampus ATVI adalah kampus broadcast yang mengajarkan mahasiswanya menguasai teknologi saat ini, ATVI mengadakan tour yang dinamai "Hunting Fotografi" selama 4 hari di kota Cirebon. Apa itu Hunting Fotografi? Hunting Fotografi adalah kegiatan menggunakan kamera dslr di berbagai spot foto agar hasil yang didapatkan menceritakan perjalanan tour selama wisata di Cirebon.Â
Melihat spot foto yang hanya di Cirebon mungkin semua berfikiran bahwa biaya yang dikeluarkan hanya sedikit. Di hunting ini tergolong berwisata dengan biaya yang ekslusif loh. Bagaimana tidak, dengan tiket pulang pergi menggunakan transportasi kereta api eksekutif yang menambah kenyamanan saat bepergian walau hanya 3 jam perjalanan saja.Â
Hotel bintang tiga yang menemani untuk beristirahat selama 4 hari 3 malam. Makan selama 4 hari di restoran ternama dengan makanan yang bisa dibilang cukup mewah. Kendaraan selama di Cirebon menggunakan bus sedang sebanyak 4 bus. Satu lagi nih kita tidak bisa pergi tanpa adanya bantuan dari Travel Guide yang berada di Cirebon. Setelah itu kemanakah kita selama 4 hari itu di Cirebon, yuk kita simak perjalanan selama hunting..
Pagi buta rasanya badan belum siap melakukan aktivitas pagi. Burung pagi sudah berkicau di atas atap kosan bali. Sekedar mengingatkan bahwa pagi ini harus bergegas untuk pergi meninggalkan kosan demi sebuah tugas yang bisa dibilang tugas negara. Merapikan dan mengecek kembali senjata utama untuk digunakan pada medan tempur nanti. Pukul 04.00 pagi sudah berada di mobil dan bergegas menuju Stasiun Gambir dengan udara pagi hari di Jakarta. Bertemu dengan mahasiswa yang lain dengan bawaannya yang sudah siap juga untuk berperang di kota orang. Keberangkatan semakin dekat, anak-anak yang lain sudah berada di gerbong dimana mereka akan duduk. Gujesss... Gujess... kereta berangkat menuju Cirebon.Â
Jam menunjukkan pukul 10.30 kereta sudah tiba di stasiun besar Cirebon. Ketika turun, rombongan sudah dijemput dengan bus. Pertama kali melihat kota Cirebon dengan nuansa panas terik matahari dan bergegas masuk bus. Bus berjalan mengarah Taman Hati Tersuci sebuah gereja Khatolik yang terdapat taman dibelakangnya dengan unsur keraton Cirebon yang kental.Â
Disitu juga dihidangkan makanan Nasi Jamblang sebagai makan siang untuk mahasiswa dan staf ebuah taman dimana pengurus Paroki Khatolik Cirebon membuat taman miniatur agar memudahkan masyarakat khususnya masyarakat umum. Selain masyarakat umum, taman Hati Tersuci juga digunakan sebagai tempat dimana orang Khatolik mempunyai ritual sebelum menyambut paskah dinamakan dengan Jalan Salib, serangkaian gambar yang berbentuk pahatan Tuhan Yesus mengelilingi taman tersebut dan menggambarkan sepuluh kesengsaraan Tuhan Yesus sebelum wafatnya.
Sembari menikmati perjalanan dikursi bus, bus mengarah ke objek ketiga Desa Gerabah Sitiwinangun. Tempat tersebut merupakan sebagian dari mata pencaharian warga Sitiwinangun. Sebuah desa yang memproduksi gerabah dengan berbahan dasar tanah liat dan kesabaran para pembuatnya. Berjalan dari rumah ke rumah melihat aktifitas para warganya yang sedang membuat gerabah menambah kesenangan hati untuk mengambil gambar mahasiswa ATVI.
Terdengar suara telepon di sebelah kuping rasanya bising sekali dan sekalinya mengangkat hanya nada dering dari kantor hotel. Morning call ternyata, menyuruh untuk bergegas mandi dan berbenah diri karena perjalanan Cirebon ini masih panjang. Di hari kedua ini, mahasiswa ATVI mempunyai empat spot foto pertama yaitu Pusat Batik Trusmi sebuah pusat batik Cirebon yang menjual kerajinan batik dengan memproduksi sendiri. Jalan-jalan menyusuri kampung batik,mengamati setiap pergerakan agar mendapatkan hasil foto dengan angle dan moment yang pas.