Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Orangtua Belajar Ini Dulu

8 November 2019   16:00 Diperbarui: 8 November 2019   16:25 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pepatah yang mengatakan, jika ingin membawa orang lain sukses, minimal kita juga suskes supaya orang yang kita inginkan sukses itu ada contohnya. Jika tidak, orang lain akan menganggap kita NATO alias No Action Talk Only. Proven nothing but bullshit. Begitu juga jika ingin anak kita cerdas, maka kita juga harus cerdas. Sorry to say, hal ini mandatory buat para orang tua.

Orang tua menjadi cerdas bukan berarti bahwa anda sebagai orang tua berubah seperti Enstein. Tentu tidak. Tetapi, cerdas disini adalah cerdas dalam melihat peluang dan potensi pada diri anak. Jadi ketika sebagai orang tua mampu membuktikan di depan anaknya bahwa dia cerdas, sang anak akan mengikuti dan meniru anda.

Berarti, cerdas di sini adalah bagaimana mencerna sesuatu dengan baik. Ini adalah modal utama anad sebagai orang tua. Ketika anda mampu mencerna keinginan anak, anak anda akan menilai anda layak untuk diikuti daan ditiru. Anda telah membuktikan kepada mereka bahwa anda sebagai orang tua adalah orang yang cerdas.

Bangun premis ini kepada anak. Bahwa menjadi cerdas adalah hal penting. Bahwa cerdas adalah ketika kita mudah mengerti apa yang orang lain katakan ataupun ajarkan. Anak cerdas akan menjadi orang yang berhasil. Tanamkan kebanggaan pada diri anak, bahwa ketika mereka berhasil melakukan sesuatu maka itu adalah sesuatu yang berharga bagi orang tua dan layak dibanggakan.

Ketika anda sebagai orang tua dapat mencerna dengan baik semua pembicaraan anak, perilaku mereka dan bahkan hingga potensi mereka, anda akan dapat berkomunikasi dengan baik  dengan mereka.

Jadi, end result dari cerdas ini akan menghasilkan lancarnya komunikasi dengan anak. Jika komunikasi dengan anak sudah mencapai tingkat dimana terjadi saling paham antara anda sebagai orang tua dan anak anda, maka anda akan mendapatkan anak yang penurut, tetapi bukan karena anak takut kepada anda melainkan karena anda memahami mereka, dan mereka memahami anda. Ini modal penting.

Harap diingat. Membentuk anak penurut dengan kekerasan hanya akan menghasilkan kesia-siaan, karena sebetulnya jiwanya memberontak. Kalau anaknya belum jadi penurut, mungkin anda sebagai orang tua memang belum cerdas. So? Jadi orang tua harus cerdas ya, biar anaknya penurut. (ADW)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun