Mohon tunggu...
Antoni Wijaya
Antoni Wijaya Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis blog, creative writer

Loves writing, reading.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jenius Bukan Faktor Genetika

7 September 2017   09:04 Diperbarui: 7 September 2017   17:54 10331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya anak yang jenius adalah impian setiap orang tua. Banyak cara dilakukan agar anak mereka menjadi jenius. Yang sering dilakukan adalah mereka coba "menciptakan" anak jenius ketika dalam kandungan. Cara ini disebut Efek Mozart.

Apa itu Efek Mozart? Efek Mozart adalah suatu keyakinan bahwa musik mozart yang diperdengarkan kepada bayi dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan dan intelejensia janin. Bahkan Efek Mozart dipercaya meningkatkan kecerdasan pada anak sekolah. Perlu digaris bawahi, hanya karya Mozart yang dapat memberikan efek tersebut dan tidak semua musik klasik.

Frances Rauscher, Gordon Shaw, dan Katherine Ky dari Pusat Neurobiologi Pembelajaran dan Memori, menulis dalam makalah mereka yang diterbitkan dalam Neuroscience Letters bahwa, "Setelah 36 mahasiswa mendengarkan Sonata (duo piano) K. 448 karya Mozart selama 10 menit, mereka berhasil mencetak 8 -- 9 poin lebih tinggi pada subtes IQ spasial Skala Kecerdasan Stanford-Binet dibandingkan setelah mereka mendengarkan instruksi relaksasi atau tidak mendengarkan apa-apa. Kegiatan ini hanya berlangsung 10-15 menit."

Kesaksian dan studi di atas merupakan salah satu cara untuk membuat jenius. Percaya atau tidak, kita kembalikan kepada Anda. Yang ingin kita garis bawahi adalah, bahwa jenius juga dapat dicapai melalui cara-cara yang masuk akal dan logis.

Otak manusia adalah komputer paling canggih di dunia. Jika disamakan dengan memory komputer, maka kemampuan otak kita adalah 1.000.000 GigaBtye! Tetapi, secara umum manusia hanya menggunakan 1% dari kemampuan otaknya. Menurut penelitian, jika manusia dapat menggunakan otaknya hingga 10%, maka dia bisa menjadi profesor di 8 bidang yang berbeda serta menguasai 15 bahasa dalam waktu singkat. Luar biasa!

Studi Kasus: Mengingat Wajah

Anda kadang mengingat wajah seseorang yang pernah kita kenal, tetapi lupa namanya. Ini sangat umum terjadi. Kenapa? Karena nama adalah bahasa yang merupakan fungsi mental otak kiri dan sifatnya jangka pendek, sedang wajah adalah gambar yang merupakan fungsi mental otak kanan dan sifatnya jangka panjang. Jadi cukup jelas alasannya.

Sekarang, kita lihat fungsi masing-masing otak.

Otak kiri berfungsi untuk memahami bahasa, mengingat angka, membuat analisa, menggunakan logika, menghafalkan urutan, menghitung dan kecermatan (detail). Otak kanan digunakan untuk berkreasi, membuat konsep, menciptakan seni, mengingat gambar/warna, Membedakan dimensi, Mengontrol emosi dan membuat imajinasi. Pendek kata, otak kiri adalah untuk mengingat sesuatu yang ada, sedangkan otak kanan berfungsi menciptakan sesuatu.

Pada kasus pengingatan wajah dan nama, otak kanan merangkai potongan-potongan gambar dan kemudian secara alami mengimajinasikannya menjadi suatu wujud. Mungkin anda pernah mengingat seseorang karena bentuk wajahnya, atau model rambutnya, atau karena ada sesuatu yang unik. Dari potongan tersebut, anda dapat membuat gambaran penuh. Seperti permainan puzzle, anda ditantang untuk berimajinasi dengan menggunakan potongan gambar.

Brain Management

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun