Orang yang berpikiran konvensional akan mengatakan bahwa MLM bisnis tipu-tipu. Bisnis yang hanya menguntungkan orang-orang yang ada di atas saja. Pertanyaannya, yang ada di atas pasti memulainya dari bawah bukan? Jadi, bukan soal tipu-tipu atau siapa yang untung, melainkan soal, siapkah anda menerima tantangan? Siapkah Anda menerima risiko? Siapkah Anda menjadi pribadi yang mandiri dan tidak mengandalkan gaji?
Pertanyaan diatas adalah pertanyaan dasar ketika anda mulai skeptis dengan bisnis MLM. Mungkin anda punya alasan lain. Bisnisnya susah dan tidak masuk akal. Pertanyaannya lagi, jenis bisnis apa yang mudah di dunia ini? Sebutkan bisnis yang masuk akal. Bahkan jual tahu atau tempe bisa jadi bisnis yang tidak masuk akal ketika Anda tidak mampu untuk menjualnya.
Yang perlu digaris bawahi adalah bukan soal model bisnisnya (MLM) yang perlu diwaspadai, melainkan perusahaan MLM tersebut yang musti diperhatikan. Nama-nama besar seperti AMWAY, AVON, HERBALIFE, USANA, NU SKIN atau TUPPERWARE tentu tidak perlu diragukan lagi keberadaannya. Jika Anda ingin join suatu bisnis MLM atau Direct Selling, pastikan perusahan tersebut terdaftar di APLI atau Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia.
Jika Anda tertarik untuk melakukan bergabung dalam suatu bisnis berbasis MLM, kunjungi website APLI untuk melihat membershipnya. Jika itu adalah perusahaan suplemen, maka dapat juga di cek di website APSKI (Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia).
Multilevel atau direct sale hanyalah pilihan cara berjualan saja. Secara garis besar, hal tersebut dengan perusahaan non MLM/non direct sale. Misalnya, perusahaan yang menyewa jasa distributor untuk mendistribusikan produknya, kemudian dari distributor itu mereka kirim ke agen-agen dan seterusnya. MLM atau bukan MLM hanyalah soal cara mendistribusikan produk.
Membuka kesempatan baru
Sebetulnya, dengan adanya sistem penjualan langsung, hal ini membuka keran munculnya banyak pengusaha-pengusaha baru. Sistem ini membuka pintu dan mempersilahkan masuk bagi orang-orang yang siap menjadi pribadi yang mandiri. Orang-orang yang siap untuk menjadi pribadi yang berbeda dibanding ketika mereka masih menjadi karyawan biasa. Orang-orang yang siap menerima tantangan dan orang-orang yang siap mendapatkan ilmu baru.
Bagi para pebisnis MLM, optimisme dan motivasi adalah hal utama. Jika jatuh, mereka harus cepat bangun. Pebisnis MLM jika mau berhasil dan suskes, harus memiliki jiwa entrepreneur. Karena entrepreneurship adalah suatu cara hidup, sikap hidup dan gaya hidup. (ADW)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H