Mohon tunggu...
vegaaulia
vegaaulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa kedokteran yang berusaha untuk menjadi spesialist penyakit dalam

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diabetes, Penyakit Kronis yang Perlu Dikelola dengan Cermat

16 Desember 2024   08:35 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:31 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tahukah kamu apa itu diabetes? Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di dunia. Kondisi ini ditandai oleh tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah akibat gangguan pada hormon insulin, baik karena jumlahnya tidak mencukupi maupun karena tubuh tidak dapat menggunakannya dengan efektif. Diabetes sering kali disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya bisa berkembang perlahan tanpa disadari, namun komplikasinya dapat berdampak serius pada kesehatan, termasuk kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf.
Diabetes dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, yaitu:
1.Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel beta di pankreas yang bertugas memproduksi insulin. Akibatnya, tubuh tidak lagi mampu memproduksi insulin yang cukup.
*Biasanya terjadi pada anak-anak atau remaja, meskipun orang dewasa juga dapat mengalaminya.
*Pasien tipe ini memerlukan terapi insulin sepanjang hidup.
2.Diabetes Tipe 2
Jenis diabetes yang paling umum terjadi. Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif (resistensi insulin), atau pankreas tidak memproduksi cukup insulin.
*Biasanya terkait dengan gaya hidup, seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan obesitas.
*Lebih sering terjadi pada orang dewasa, tetapi kini juga semakin banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja akibat pola hidup modern.
3.Diabetes Gestasional
Jenis diabetes yang terjadi selama kehamilan akibat perubahan hormon. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi, meskipun biasanya menghilang setelah persalinan.
*Wanita dengan diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2 di masa depan.
4.Diabetes Lainnya
*Prediabetes: Kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai diabetes.
*Diabetes sekunder: Disebabkan oleh kondisi medis lain, seperti pankreatitis kronis atau penggunaan obat tertentu (seperti steroid).

Gejala diabetes bisa berkembang perlahan, terutama pada diabetes tipe 2. Beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai meliputi:
1.Sering merasa haus (polidipsia).
2.Sering buang air kecil, terutama di malam hari (poliuria).
3.Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
4.Rasa lapar yang terus-menerus (polifagia).
5.Kelelahan atau lemas.
6.Pandangan kabur.
7.Luka yang sulit sembuh.
8.Infeksi berulang, terutama di kulit, gusi, atau saluran kemih.

Diabetes disebabkan oleh gangguan pada insulin, baik karena kekurangan insulin atau resistensi terhadap insulin. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes:
1.Faktor Genetik
*Riwayat keluarga dengan diabetes meningkatkan risiko, terutama pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.
2.Faktor Gaya Hidup
*Pola makan tinggi gula dan lemak.
*Kurang aktivitas fisik.
*Obesitas, terutama lemak di sekitar perut.
3.Faktor Kesehatan Lain
*Tekanan darah tinggi (hipertensi).
*Kolesterol tinggi.
*Sindrom ovarium polikistik (PCOS).
4.Usia
*Risiko diabetes tipe 2 meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun kini juga ditemukan pada usia muda.

Pengelolaan diabetes bertujuan untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Berikut langkah-langkah yang biasanya dianjurkan:
1.Perubahan Gaya Hidup
*Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan yang rendah indeks glikemik, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Hindari makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan.
*Aktivitas Fisik: Latihan aerobik seperti berjalan, bersepeda, atau berenang selama 30 menit per hari dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
*Menurunkan Berat Badan: Penurunan berat badan sebesar 5-10% dapat memberikan dampak signifikan pada pengendalian diabetes.
2.Obat-obatan
*Obat Oral: Seperti metformin, yang membantu mengontrol kadar gula darah.
*Insulin: Dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe 1 dan beberapa pasien diabetes tipe 2.
3.Pemantauan Gula Darah
*Mengukur kadar gula darah secara rutin untuk memastikan pengendalian yang baik.
4.Penanganan Komplikasi
*Pasien diabetes perlu rutin memeriksa kesehatan mata, ginjal, jantung, dan kaki untuk mencegah komplikasi.

Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
1.Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
*Diabetes meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
2.Kerusakan Ginjal (Nefropati)
*Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal.
3.Gangguan Saraf (Neuropati)
*Dapat menyebabkan nyeri, mati rasa, atau kesemutan, terutama di kaki.
4.Kebutaan (Retinopati Diabetik)
*Diabetes merusak pembuluh darah di retina.
5.Infeksi dan Luka Kronis
*Luka, terutama di kaki, sulit sembuh dan bisa berujung amputasi.

Langkah pencegahan dapat dilakukan, terutama untuk diabetes tipe 2:
1.Pola Makan Seimbang
*Kurangi konsumsi gula dan karbohidrat olahan.
*Perbanyak konsumsi serat, sayur, dan protein nabati.
2.Aktivitas Fisik
*Rutin berolahraga untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan metabolisme tubuh.
3.Rutin Cek Kesehatan
*Lakukan pemeriksaan gula darah secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko.
4.Kelola Stres
*Stres dapat memengaruhi kadar gula darah, sehingga penting untuk menjaga kesehatan mental.

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya Diabetes adalah penyakit kronis yang membutuhkan perhatian serius dan pengelolaan jangka panjang. Meski tidak selalu dapat disembuhkan, pengendalian yang baik dapat mencegah komplikasi serius dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Dengan menjalani gaya hidup sehat, menjaga berat badan ideal, dan rutin memantau kesehatan, risiko diabetes dapat ditekan. Jika Anda memiliki gejala atau faktor risiko diabetes, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Diabetes bukan akhir dari segalanya, tetapi titik awal untuk hidup lebih sehat dan teratur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun