Haloo Readers !!! Tahukah kaliah, bahwa tanpa kita sadari di negara tercinta kita ini, masih banyak sekali tempat belajar yang menggunakan metode pembelajaran tradisional. Gimana sih menurut kalian tentang metode pembelajaran tradisional tersebut?
Pembelajaran tradisional dapat disebut juga pembelajaran konvensional. Menurut psikologi pendidikan, model pembelajaran konvensional adalah model atau cara yang digunakan pengajar atau pendidik dalam pembelajaran sehari-hari dengan menggunakan model yang bersifat umum dan biasa, bahkan tanpa menyesuaikan cara yang tepat berdasarkan sifat dan karakteristik dari materi pembelajaran atau bidang pelajaran yang dipelajari. Ada salah satu pengearang buku yang mengatakan bahwa pembelajaran konvesional ini disebut sebagai metode ceramah, dimana seorang pengajar menjelaskan materi seperti orang ceramah dengan diiringi penjelasan serta pembagian tugas dan latihan.
Model pembelajaran ini, membuat para pelajar merasa bosan, karna mereka hanya belajar dengan mendengarkan penjelasan saja dan dijejali dengan beragam materi. Anak di zaman sekarang, lebih menyukai pembelajaran yang bersifat praktik ataupun pembelajaran diluar ruangan daripada didalam yang itu membuat mereka bosan. Â
Salah satu faktor yang mendasari perlunya perubahan praktik pembelajaran di kelas yang masih sangat tradisional adalah faktor psikologis yang di tandai dengan munculnya teori belajar yang dikenal dengan behavioristik. Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulus tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulus.
"Gage dan Berliner menyatakan bahwa menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman" (Maziatul, 2009). Pada intinya, teori behavioristik menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan dapat menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya.Â
Menurut teori ini, kegiatan belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan guru kepada siswa dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H