Mohon tunggu...
Theophane Venard Vederico
Theophane Venard Vederico Mohon Tunggu... Lainnya - sekul

baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Revolusi Tak Butuh Cinta

23 Maret 2024   09:51 Diperbarui: 28 Maret 2024   22:47 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"tapi, apakah bapak yakin dengan rencana revolusi kita ini pak?" Tanya Harun. 

Sujatmo pun menjawab, "Rencana ini untuk opsi jika Bapak Presiden tidak setuju dengan rencana kita. Kita juga harus berusaha membujuk para orang-orang elit lainnya, terlebih seperti tentara keamanan rakyat dan polisi harus berusaha kita bujuk supaya peluang kita berhasil semakin tinggi. 

"Baik pak saya akan menuruti perintah bapak akan membujuk lebih banyak orang dengan propaganda-propaganda kita." Jawab Harun. 

Sujatmo sedang menyiapkan rencana untuk melakukan revolusi melihat kondisi politik yang sedang kacau balau di tengah perebutan kekuasaan presiden selanjutnya. Sujatmo melihat para kaum liberal yang bekerjasama dengan negara-negara Barat tengah berusaha menguasai Indonesia. 

Mereka berusaha menguasai sumber daya alam Indonesia melalui kekuasaan politik yang didorong dengan boneka-bonekanya untuk menguasai Indonesia. Sujatmo telah memimpin partai politik yang didirikannya sejak 10 tahun lalu. Partai politik yang ia dirikan bernama Partai Komunis Nasional Indonesia (PKNI). Meskipun partainya memiliki paham yang berhalangan seperti nasionalisme dan komunisme, ia hanya mengambil beberapa ide dari kedua ideologi tersebut yang kemudian digabungkannya sesuai ide dan gagasannya sendiri. 

Partai Komunis Nasional Indonesia telah menduduki urutan ke 2 dari partai politik di Indonesia dengan 6 juta pengikut dan simpatisannya. Pada waktu itu Indonesia tengah berada dalam ketidakstabilan politik dan ketidakstabilan ekonomi. Banyak pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang dari seluruh penjuru Indonesia. Pada waktu itu juga Indonesia sedang terjadi inflasi besar-besaran dan krisis ekonomi. Pada masa kepemimpinan orde lama Indonesia memiliki sistem ekonomi terpimpin dan sistem demokrasi terpimpin.

Kemudian datanglah Sujatmo menghadap Presiden Indonesia, ia lalu berbincang bincang dengan presiden terkait kepentingannya. Ia berkata, "Bapak Presiden, kita tahu bapak sudah tua, dan yang pasti akan meneruskan kekuasaan bapak tidak ada. Lagipula di negeri kita ini sedang terjadi banyak demonstrasi terkait ketidakstabilan ekonomi dan ketidakstabilan politik. Maka, perkenankanlah saya, untuk mengambil alih kekuasaan bapak dengan damai. Jika dilihat bangsa asing juga sudah menggerakan mata-matanya serta boneka-boneka politik mereka untuk menguasai Indonesia. Menurut saya, cara yang saya lakukan adalah baik daripada bangsa kita dikuasai oleh kaum liberal dan kapitalis. Tentu saya akan meneruskan ideologi NASAKOM (Nasionalis, Agamais, Komunisme) bapak agar sesuai dengan cita-cita bapak untuk memajukan negara dan bangsa kita ini berdikari dan hebat di kancah internasional. Saya juga pasti akan sangat menghargai jasa-jasa bapak dengan sangat baik, dan berusaha memperbaiki kondisi ekonomi dan politik di negara kita pak."

Bapak Presiden pun menjawab, "Sujatmo... aku tahu engkau memiliki pengikut dari partaimu sebanyak 6 juta orang lebih. Namun, kita tidak usah terburu-buru untuk melawan kaum liberal dan antek asing itu. Kita melawan tetapi kita tetap harus tegas, jujur aku kurang setuju dengan idemu untuk peralihan kekuasaan dari tanganku ke tanganmu. Apa kau pikir dengan ideologimu yang campur aduk seperti itu akan cocok dengan ngera ini? Apa kau pikir kualitas dirimu bisa menjadi pemimpin yang baik bagi rakyatku? Coba kau pikir-pikir lagi apakah negara kita sangat perlu peralihan kekuasaan ini? Aku masih yakin dengan kemampuanku bahwa aku bisa memimpin negara ini sampai 4-5 tahun ke depan. Rakyat pun masih percaya pada kepemimpinanku. Jadi, kau tidak perlu memikirkan kekuasaan Indonesia akan jatuh ke tangan siapa. Kekuasaan Indonesia masih berada di tanganku sekarang, dan sebelum aku menunjuk siapa penggantinya maka tidak ada siapapun yang boleh memimpinnya. Lagi pula Sujatmo, siapakah dirimu ini sehingga kau merasa pantas untuk memimpin negeri ini? Aku ingatkan sekali lagi bahwa selama kekuasaan masih di tanganku jangan harap kaum liberal dan bangsa asing akan menguasainya."

Sujatmo pun dengan bersikeras menjawab, "Pak Presiden anda pasti sudah tau pak, perihal yang terjadi diluar istana, banyak kerusuhan dan demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan rakyat pak. Itu adalah ulah dari bangsa barat pak seperti Amerika dan Inggris yang menjadi dalang utamanya pak, apalagi Malaysia juga ikut mendalangi kerusuhan yang terjadi akhir-akhir ini pak. Malaysia ingin membalas dendam kepada kita atas perlakuan kita kepada mereka dalam operasi militer lalu. Kita telah menggaungkan kata-kata "Ganyang Malaysia" pak, dan mereka sangat marah akan hal ini sehingga mereka tidak hanya ingin melawan kita melalui perang fisik, namun melalui kerusuhan-kerusuhan seperti ini. Kita harus cegah hal ini dari sekarang pak, karena saya tahu banyak jenderal-jenderal bapak yang menginginkan kekuasaan bapak. Asing akan menggerakan bawahan-bawahan bapak pak untuk menusuk anda dari belakang pak dan menggunakan tentara-tentara anda untuk melawan anda sendiri pak. Sehingga ketika anda tidak sadar, anda akan segera digulingkan secara tidak sadar dan bangsa barat pun dengan mudah menguasai Indonesia dengan mudah lewat cukong-cukongnya. Jadi saya mohon dengan sangat pak, paling tidak anda memberi akses yang lebih banyak bagi partai saya untuk mendapatkan kekuatan lebih banyak lagi, untuk mengimbangi partai-partai liberal yang mendapatkan dana dari barat pak. Saya ingatkan Pak, lebih baik Bapak mencegah ini semua dari sekarang lewat peralihan kekuasaan yang damai Pak."

"Sujatmo, aku pikir kau benar-benar memikirkan rakyat kecil dengan gagasan-gagasanmu, tapi ternyata kau hanyalah seorang politikus yang haus dengan kekuasaan demi egomu sendiri. Kau hanya memikirkan apa yang baik menurutmu tapi kau sama sekali tidak mendengarkan orang lain. Aku minta lebih baik kau berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan rencana besarmu. Jika aku memberi kekuasaanku kepadamu, maka negeri ini akan hancur, akan lebih banyak lagi pemberontakan-pemberontakan di negeri ini karena akan banyak orang yang tidak setuju dengan ideologimu dan pandanganmu. Aku sudah memiliki pengganti yang akan memimpin negeri ini sesuai dengan cita-cita awal bangsa ini. Paling tidak kau dan partaimu sudah kuberikan keleluasaan yang lebih besar di negeri ini. Kau Sujatmo, masih bisa berpikir dan menggaungkan ideologi dan gagasanmu tentang komunisme di negeri ini, dan aku tidak melarang hal tersebut. Lebih baik kau menjadi penyeimbang politik di negeri ini, itu sudah sangat bagus. Kau akan menjadi tokoh bangsa yang dihormati meskipun kau beraliran kiri. Kau akan dikenang terkait perjuanganmu melawan penjajah dan membentuk pikiran bangsa ini. Aku dan para jajaran-jajaranmu sudah menghormatimu. Engkau sudah menaruh harapan yang besar kepada para pendukungmu.lebih baik kau tetap berada di sisiku selagi aku masih memimpin dan tidak usah ikut-ikut untuk mengingini kekuasaanku ini." jawab presiden.

Sujatmo pun menjawab dengan pasrah, dan berpesan kepada presiden bahwa ia akan melakukan tindakan yang selanjutnya, "Baiklah pak presiden kalau itu yang bapak kehendaki, saya sudah memperingatkannya kepada bapak dan saya akan melakukan tindakan selanjutnya untuk mencegah hal yang lebih buruk terjadi. Saya akan melakukan hal yang sudah seharusnya saya lakukan. Terimakasih atas apa yang bapak berikan pada saya dan partai saya pak, saya ijin pamit dan undur diri."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun